💙>32

1.3K 245 31
                                    





Ting!

My Victory.
Tidak perlu khawatir. Walau kita berjauhan, tapi aku akan tetap selalu menjagamu dari disini. Aku mencintaimu, Lisa. Percaya itu.

Gadis itu menghela nafas, sesaat setelah membaca pesan yang sengaja dikirim oleh kekasihnya.

V sudah menjelaskan semua.

Akan alasan apa yang menyebabkan mereka tidak bisa untuk berinteraksi dulu untuk saat-saat ini. Lisa pun mengerti keadaannya tengah kacau, namun ia tidak mengerti mengapa hal seperti ini harus diberlakukan.

Ia berpikir kalau mereka akan lebih baik jika harus terus berdua. Karena Lisa sendiri pun takut, jika saja akan terjadi hal yang tidak-tidak menimpa dirinya.

Anak-anak iseng itu misalnya.

Bahkan Lisa sendiri sampai tak berani untuk kembali kekelas, saat tahu bahwa mata kuliahnya sudah masuk sejak setengah jam yang lalu.

Akan banyak yang menertawakannya, menggunjingnya, menghinanya jika tahu kalau dirinya terlambat masuk kekelas.

Sehingga akhirnya ia tetap memilih untuk berdiam diri disini.

Dilapangan bakset yang terletak sedikit jauh dari kelasnya berada.

Lisa mendudukan dirinya ditribun, menatap pada beberapa anak laki-laki dibawah sana yang sejak tadi masih berlatih untuk pertandingan antar kampus yang akan mereka ikuti.

Tas selempangnya ia pangku diatas paha, dengan kedua kaki ia luruskan, bersama kedua tangan yang sejak tadi masih menggenggam ponsel yang satu-satunya menjadi barang hiburan.

V sepertinya masih masuk kelas saat ini, atau tidak tahu juga.

Sebenarnya ia bosan, dan sedikit lapar, karena ia sendiri tak sempat makan siang dikantin tadi.

Perasaannya sedang tidak baik, terlalu kacau. Ia takut, serba salah, malu, dan masih banyak lagi.

"Kau sedang sendiri? "

Sebuah suara menyeruak dari belakang tubuhnya, sampai pandangannya ikut beralih saat menemukan sosok gadis cantik itu yang kini ikut duduk disebelah dirinya tiba-tiba.

Lisa menatap curiga, melihat bagaimana Irene yang datang tanpa diundang dengan menyapa dirinya duluan.

Gadis itu bahkan berpura-pura tidak tahu pada tatapan penuh selidik yang Lisa berikan, dengan sengaja menyibukkan diri pada tas selempang miliknya yang juga ia bawa.

Lisa tak membalas pertanyaannya, bahkan sampai saat sesuatu yang berada didalam tas itu dikeluarkan didepan matanya.

Irene beralih menatapnya lagi, bersama diulurkannya satu buah susu kotak kecil dan satu buah roti isi yang masih terbungkus rapi didalam plastiknya.

"Apa maumu? " Lisa malah bertanya.

Membuat sosok itu balas tertawa kecil, sebelum meletakan makanan pemberiannya dikursi tribun berdekatan dengan Lisa," Aku tahu kau belum makan, aku membelinya untukmu"

Tak bisa dibohongi, perutnya memang sangat lapar sejak waktu makan siangnya yang sempat tertunda. Dua jam yang lalu, seharusnya adalah waktu dimana Lisa mengisi perut kosongnya.

Dan saat ini, hanya dengan melihat susu dan sebungkus roti yang nampak sederhana itu, seolah menjadi sesuatu yang sangat menggiurkan didepan kedua matanya.

Ia meneguk salivanya perlahan, yang justru bisa ditangkap dengan jelas oleh sosok gadis disebelahnya, "Aku juga ingin meminta maaf padamu, soal kejadian waktu itu"

Bluegrass  || Taelice || ✅Where stories live. Discover now