💙>33

1.6K 241 58
                                    




Yang V ingat malam itu adalah saat dimana dirinya tengah menunggu diruang televisi yang sunyi, lalu tersadar sebab kedatangan mobil dari si pemilik rumah yang tengah ia tunggu.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan tak biasanya Lisa baru pulang kerumah hingga selarut itu bagi ukuran mahasiswa sepertinya.

Pemuda bersurai biru itu menatapnya penuh tanya, saat dilihat sosok sang gadis yang hanya berjalan lemah memasuki pintu rumah.

Terlihat Lisa nampak baru tersadar tatkala melihat ada sosok sang pemuda yang sudah berdiri tak jauh juga dari posisinya.

Gadis itu terdiam, menatap dengan kedua mata yang sayu.

Ia tak berucap apa-apa, sampai melangkah kembali untuk menghampiri tubuh sang kekasih dan memeluknya dengan erat.

Pemuda itu hendak bertanya, jika saja tak kembali terbungkam saat mendengar isakan tangis yang begitu kentara.

Sepertinya Lisa sudah menahan sekuat tenaga sejak pagi.

Pada akhirnya tak ada lain yang bisa dilakukan oleh V selain membalas pelukannya dengan lembut, memberinya ruang sepuas mungkin untuk meluapkan segala kegundahan hatinya yang begitu tak mampu ia tahan.

Surai itu terlihat kusut, terasa hingga kesela-sela jari sang pemuda kala menyentuhnya. Dengan tubuh kecilnya yang bergetar, seiring air mata yang semakin deras sampai membasahi kemeja dihadapannya.

V menghela nafas, sebelum mencoba meraih tas selempang itu untuk ia lepaskan dari tubuh sang gadis yang masih tak melepaskan pelukannya.

Ditaruhnya benda sedikit berat itu diatas sofa depan televisi yang menyala, membuat V kini sedikit lebih bebas memeluknya dan meringankan tubuh kekasihnya.

Lama mereka dalam posisi seperti itu, sampai Lisa memutuskan untuk melepaskan pelukannya sendiri dengan perlahan.

Bahkan tak memberi kesempatan untuk V bertanya, ketika Lisa sendiri segera melangkah pergi menuju kamar mandi.

Pemuda itu menatapnya pedih.

Terakhir kali ia duduk bersama Jimin, saudaranya itu hanya memberi tahu tentang beberapa jenis percakapan dan berbagai jenis aktifitas yang gadis itu lakukan.

Dengan Jennie, Irene, anak-anak nakal itu.

Sampai pada yang ia ingat, Jimin hanya memberikan kalimat singkat jika 'Lisa baik-baik saja' yang terlihat seperti sesuatu yang tidak baik.

V tidak tahu apa, tapi sepertinya Jimin menyembunyikan sesuatu yang berkenaan dengan yang dijumpai Lisa saat dikampus tadi.

Membuatnya menjadi penasaran hingga memutuskan untuk datang sendiri kesini. Dan benar saja, Lisa belum sampai dirumah hingga malam pun tiba.

Sesaat setelahnya hanya kesunyian, selain pemuda itu yang memutuskan untuk mengunci pintu kembali dan duduk didepan televisi yang menayangkan sebuah acara.

Walau tak menarik juga.

Pada akhirnya ia mematikan televisi itu juga, dan membuat keadaan rumah benar-benar hening dibanding sebelumnya.

Ia terdiam sendiri, hingga suara langkah kaki telanjang dari arah kamar mandi pun terdengar, yang menampakkan sosok Lisa yang telah bersih kembali.

Buru-buru V menghampirinya, untuk menatap kedua manik yang membengkak itu dengan seksama, "Kau bisa cerita padaku. Katakan, apa ada sesuatu?"

Tapi dilihatnya gadis itu hanya menggeleng dengan senyuman.

Sebelah tangan sang gadis meraih telapak tangan V perlahan. Saat kedua manik bulatnya pun ikut memandang dengan hangat, "Temani aku tidur ya"

Bluegrass  || Taelice || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang