💙>35

1.4K 210 75
                                    



Gadis itu baru menapakkan kakinya keluar dari mobil yang saat ini tengah ia parkir bersandingan dengan berbagai jenis mobil lainnya yang ada disekitar.

Ia menatap kagum pada bangunan besar bernuansa Eropa tua dihadapannya yang saat ini tengah ramai didatangi oleh berbagai orang yang Lisa tak kenal semuanya.

Mereka berbaris didepan pintu masuk, seraya menunjukkan semacam undangan yang sama seperti miliknya. Sudah jelas, mereka tamu undangan Irene yang lain.

Tak pernah Lisa duga jika seorang Elf pun peduli untuk membuat acara semewah ini. Seharusnya umur pun tak penting lagi bagi mereka. Karena mereka tetap akan muda.

Kepalanya sempat menoleh kebelakang kembali, melihat pada jalanan beraspal yang sunyi saat penerangan ditiang lampu tinggi itu pun mulai meredup seolah tak mendapat perbaikan.

Lisa merasa keheranan sendiri. Seharusnya jalanan ini masih harus bisa mendapat perhatian, jika gedung sebesar dan seramai ini pun masih terus beroperasi hingga sekarang.

Walau Lisa tak pernah berkunjung kedaerah ini sebelumnya, namun sepertinya kawasan ini pun tak beda jauh dengan pusat kota lainnya.

Bedanya hanya sedikit lebih sepi.

Terlihat ia kembali menumpu pandangnya kedepan, saat dilihat sudah tak ada lagi barisan-barisan tamu undangan itu didepan pintu.

Sepertinya hanya dirinya yang terakhir datang malam ini.

Lisa mendadak gugup, sampai merasakan bibirnya sempat kering sesaat. Terasa aneh saat mengunjungi suatu pesta seorang diri, terlebih ia tak begitu dekat dengan sang pemilik acara.

Lama menimang keputusan, akhirnya langkah kaki jenjang itu ia bawa juga untuk mendekat kearah pintu masuk yang terbuka lebar tak jauh dari dirinya.

Ia menirukan seperti apa yang lain lakukan. Menunjukkan kartu undangannya, hingga pria berjas rapi itu mempersilahkannya masuk seperti yang lain.

Yang sesaat setelahnya langsung membuat Lisa tanpa sadar terpaku, saat melihat betapa besarnya gedung ini yang rupanya telah ramai diisi oleh seluruh tamu undangan yang datang.

Seluruh dekorasinya begitu memukau mata, tak lupa pada jamuannya, dan seluruh hal kecil yang bahkan sengaja dibuat sedemikian rupa menarik untuk memperindah sebuah pesta ulang tahun biasa.

Tak bisa Lisa kira berapa, namun ia yakin ini pasti sangat mengeluarkan banyak biaya.

"Lisa? "

Gadis itu sempat tersentak, sebelum menemukan sosok Irene dalam balutan gaun warna putih yang indah tengah menghampirinya dalam balutan air muka bahagia.

Ia merentangkan kedua tangannya begitu lebar, yang kemudian dibalas oleh Lisa untuk merengkuhnya dengan erat ditengah-tengah suasana ramai pesta. Lisa bisa mendengar tawanya yang begitu bahagia dalam pelukan mereka, membuat gadis itu sontak merasa ikut senang akan undangan yang tak ia sangka bisa ia dapat dari Irene sendiri.

Sedangkan Lisa pun merasa kalau Irene tak menyukainya saat dulu.

"Selamat ulang tahun, Irene"

Gadis bersurai hitam itu melepaskan pelukan mereka setelahnya, bersama air muka terharu saat mendengar sebuah ucapan sederhana dari salah satu teman kampusnya.

"Aku tidak menyangka kau akan datang"

Lisa tersenyum tipis, seraya menyodorkan sebuah tas paperbag berwarna coklat polos kehadapan sang pemilik acara yang sepertinya terkejut pada bawaannya, "Kumohon jangan dilihat dari berapa nilainya, tapi kuingin kau kenali manfaatnya"

Bluegrass  || Taelice || ✅Onde histórias criam vida. Descubra agora