💙>30

1.6K 265 57
                                    

" Bagaimana? Kau sudah mengerti?"

Jk ganti mengalihkan tatapannya ke sang gadis, yang malah terlihat melamun disaat dirinya menjelaskan.

Pria itu menghela nafas, "Kita lanjutkan nanti saja lagi"

Gadis dihadapannya itu sontak tersadar, dan langsung memandang dengan panik, "Kenapa? Aku butuh bantuanmu. Besok aku harus mengumpulkannya"

Jk memilih merapihkan kembali buku-buku tebal milik Lisa untuk dijadikan satu diatas meja. Terlihat Lisa yang juga ikut kesal pada dirinya, sebelum meletakkan pena hitam itu dengan kasar diatas buku catatan miliknya.

Sudah sejak tadi seperti ini. Mengulang-ulang dibagian yang sama. Padahal menurut Jk soal ini tidak lah begitu sulit, namun Lisa seolah tak mampu memfokuskan pikirannya sendiri.

Setiap Jk menjelaskan, gadis itu awalnya akan terlihat tengah memperhatikan, namun sesaat setelahnya kilatan mata itu justru terlihat berganti menjadi kosong. Seolah mengawang jauh entah kemana.

Pria itu tahu betul pasti kejadian tadi siang sudah cukup membuatnya sakit hati, apalagi menyaksikan didepan matanya sendiri. Jk juga tak tahu apa maksud Irene, pria itu mengira kalau selama ini mungkin Irene telah rela, namun sedikit terkejut setelah tahu apa yang baru saja ia lakukan diseluruh hadapan mahasiswa.

Ia juga kesal. Terlebih hal itu pasti sangat menyakiti Lisa.

Semuanya benar-benar mengejutkan. Sungguh sangat diluar pemikiran dari si bungsu Altha ini sendiri.

Dilihatnya Lisa yang beranjak dari sofa dengan tiba-tiba, membawa manik Jk untuk ikut memperhatikannya yang melangkah menghampiri lemari pendingin.

Jk menghela nafas lagi seraya melepas kacamata bulatnya, sebelum menyisir surai coklat miliknya dengan jari-jari tangan.

Dibelakangnya, Lisa terlihat haus dengan menuangkan segelas air putih dingin ke gelas. Meminumnya perlahan, dengan membawa langkahnya untuk menghampiri sang pria kembali.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul lima sore, sudah terlihat akan gelap. Padahal mereka sudah belajar sejak dua jam yang lalu, namun tak satu pun materi yang teringat diotaknya.

Lisa tahu Jk pun pasti menyadari sikap anehnya. Tapi gadis itu sudah mencoba, namun tetap saja tidak bisa. Ia masih sakit hati, sebab ia melihat semuanya dengan jelas didepan mata.

Kekasihnya berciuman dengan gadis lain, didepan seluruh pasang mata teman-teman dikampus.

Mengingat itu membuatnya selalu ingin menjatuhkan air mata, jika saja tak ada kehadiran sosok pria ini dirumahnya. Lisa tak mau terlihat begitu lemah, apalagi hanya karena sebuah perasaan.

"Aku akan kerjakan semua tugasmu jika kau tak keberatan"

Lisa yang masih berdiri disebelah sofanya itu mengernyit, sebelum terkekeh dengan paksa, "Tidak perlu. Kau tidak usah seperti itu. Ini kan tugasku"

"Kulihat kau sedang tidak baik, istirahat lah, biar aku yang membantumu menyelesaikan seluruh tugas keterlambatan ini" balas Jk diiringi senyuman biasa.

Membuat Lisa nampak mencengkram gelas tak berdosa itu dikedua tangannya, bersama tatapan menyedihkan meski seulas senyum masih sanggup ia keluarkan, "Apa aku terlihat kacau?"

"Aku minta maaf untuk atas nama saudaraku. Kau pun tahu kan, kalau itu bukanlah sepenuhnya kesalahan V-hyung"

Gadis itu malah balas tertawa—yang terdengar dipaksa, sebelum memilih menyandarkan tubuhnya disisi tembok, "Ya, aku tahu. Tidak perlu memikirkan perasaanku, aku cuma...perlu sedikit beradaptasi, ya kau tahu kan? Mereka—"

Bluegrass  || Taelice || ✅Where stories live. Discover now