💙>18

2.6K 379 149
                                    

Karena ku sayang para uwu readers ku, makanya ku buat chapter ini sedikit lebih panjang (bagiku:')) Oleh karena itu, terus bantu cerita ini dengan vote agar ide diotak ku terus mengalir bagai rucika :v

Maap yak ngemis :(

Cusss lanjut baca:*




Cklek'

Gadis itu memutar knop pintu untuk membuka rumahnya. Namun ada yang berbeda ketika memperhatikan wajah tak nyaman dari si pemilik rumah. Sebab tubuhnya tengah digendong ala bridal style oleh sosok pemuda surai biru yang telah menyelamatkan nyawanya beberapa saat yang lalu.

Ia sudah mengatakan kalau ia baik-baik saja, namun pemuda ini tetap tak mendengarkan ucapannya dan memilih menggendongnya untuk masuk dengan berdalih 'supaya aman'. Gadis itu akhirnya menuruti dan meminta untuk dibawa kekamar dan menurunkannya disana.

" Terima kasih. Aku akan...membersihkan diri terlebih dahulu. Kau boleh meninggalkanku disini" ujar gadis itu canggung namun dibalas senyuman lembut oleh sosok pemuda dihadapannya.

V  lantas berbalik melangkah menuju keluar dari kamar si gadis, sebelum berhenti tepat didaun pintunya.

"Aku akan menunggumu. Bersihkan saja dulu dirimu" ujarnya yang diakhiri senyuman sebelum memilih melangkah lagi meninggalkan Lisa yang belum sempat membalas ucapannya.

Gadis itu menghela nafas pelan dan berakhir dengan senyuman tipis merasakan kenyamanan akan sikap baik sosok pemuda itu.

V menutup pintu masuk rumah Lisa dan memilih duduk dikursi teras depan rumah gadis itu seraya menunggu. Manik setengah birunya menatap jalan beraspal didepannya yang terkadang dilewati oleh beberapa mobil dan para pejalan kaki asing. Jam ditangannya menunjukkan waktu tengah hari dan seharusnya ia masih berada di kampus siang ini, namun persetan dengan semua itu, Lisa akan dalam bahaya bila ia tidak terus mengawasinya.

Ia akan tetap terus disini untuk menjaganya.

Maniknya beralih menatap kesebelah rumah Lisa, dimana ada aliran air bersih selalu bergemericik disana dan berakhir memasuki hutan rimbun yang indah lebat namun juga menyeramkan. Pemuda itu kembali teringat akan kejadian beberapa saat yang lalu, seharusnya ia datang lebih cepat, seharusnya ia bisa lebih peka akan perasaan hatinya ketika mendengar degup jantung yang berpacu kuat itu.

Tapi kenapa ia terlambat? Jika saja ia datang lebih awal, Lisa pasti tidak akan melihat sosok itu yang akan membuatnya trauma sepanjang hari. V menghela nafas pasrah sebab semua sudah terjadi, setidaknya Lisa masih bisa selamat dan itu adalah tugas barunya untuk menjaga.

Ditengah pemikirannya yang dalam, maniknya beralih kesebuah benda pipih yang bergetar disaku celananya. Dilayar smartphone itu menunjukkan panggilan masuk dari Irene yang pasti memang tengah mencarinya. Pemuda itu berdecih sebelum memilih mematikan panggilan itu dengan cepat dan saat itu terlihat tampilan layarnya berganti pada sebuah pesan baru yang dikirim oleh salah satu saudaranya, Jimin.

Ia memandang ponselnya datar sebelum memilih mematikan benda itu agar tak ada orang yang mengganggunya, walau begitu ia yakin kalau Jimin pasti sudah tahu dimana keberadaanya sekarang tanpa harus mengirimkan pesan.

Pemuda yang mengenakan kaos oblong berwarna hitam itu lantas beranjak bangun dari duduknya dan masuk lagi kedalam rumah Lisa untuk melihat jika mungkin gadis itu sudah selesai. Dan saat ia baru melangkah masuk, ia dikejutkan dengan sosok gadis pemilik rumah ini yang sudah sibuk memasak dengan tampilan yang lebih bersih dan memukau.

Lisa menoleh mendapati V yang baru masuk dengan ekspresi terkejut. Gadis itu spontan tersenyum menyambut  V yang langsung melangkah menghampirinya untuk memperhatikan lebih dekat. Pemuda itu memilih duduk didepan meja makan dimana dihadapannya terdapat Lisa yang tengah memasak membelakanginya dengan surai panjang setengah basah.

Bluegrass  || Taelice || ✅Where stories live. Discover now