33

1.9K 322 27
                                    

Itu benar-benar Hangyul.

Jantung Chaeyeon berdebar dengan cepat. Nafasnya tersenggal-senggal. Rasanya Chaeyeon sangat sulit untuk bernapas.

"Permisi, Nakyung? Chaeyeon?" kata Hangyul sambil mengetuk pintu rumah Nakyung.

Chaeyeon yang bersembunyi di balik pintu tidak menjawab panggilan Hangyul. Ia hanya diam sembari menahan air matanya.

"Chaeyeon, aku tau kamu di dalam. Aku tau kamu marah dan kecewa sama aku. Mungkin kamu juga benci sama aku." kata Hangyul.

"Aku mau minta maaf sama kamu. Maafin aku yang udah maksa kamu. Maaf udah bikin kamu gak nyaman. Maaf aku udah jadi orang yang egois. Aku minta maaf." kata Hangyul.

"Kejadian malam itu, kamu salah paham. Aku mabuk. Memang salah sih, aku mabuk. Aku minta tolong Sian buat anterin aku pulang karena dia ada di situ. Aku bersumpah, aku sama dia gak aneh-aneh." sambung Hangyul.

Chaeyeon tak dapat membendung air matanya. Perlahan tapi pasti, tangannya membuka kenop pintu rumah. Membiarkan pintu itu terbuka. Dan Chaeyeon dapat melihat Hangyul di sana.

"Cㅡchaey," kata Hangyul.

Tak butuh waktu lama, Chaeyeon langsung memeluk Hangyul erat dan menangis di dada bidangnya.

"Maafin aku, Gyul. Aku yang salah. Aku yang selama ini egois sama kamu. Aku udah jahat dan gak ngehargain perjuangan kamu. Maafin aku." kata Chaeyeon.

Hangyul mengusap puncak kepala Chaeyeon yang masih menangis di pelukannya, lalu ia memeluk Chaeyeon erat.

"It's okay. It's okay." balas Hangyul pelan.

Chaeyeon melepas pelukannya pada Hangyul lalu menggeleng kepalanya. "Aku udah jahat banget sama kamu, Gyul. Kamu pantes benci sama aku."

Hangyul menangkup wajah Chaeyeon lalu menghapus air mata Chaeyeon dengan ibu jarinya. "Gimana bisa aku benci sama orang yang aku sayang?"

Chaeyeon tersenyum simpul sambil menghapus air matanya. "Aku malu. Kamu bener-bener terlalu baik buat aku."

"Kamu juga terlalu baik buat aku." balas Hangyul.

Hangyul merogoh sesuatu dari kantungnya. Sebuah kotak berwarna merah. Lalu ia membuka kotak tersebut dan berjongkok di depan Chaeyeon.

Sebuah cincin. Isinya sebuah cincin.

"Ayo kita perbaiki hubungan kita." kata Hangyul. "Lee Chaeyeon, would you marry me?"

Chaeyeon menutup mulutnya kaget. Air matanya semakin berjatuhan. "Kamu........ beli cincin?"

"Aku belinya sebelum kita berantem sih." jawab Hangyul.

"Ah iya... aku emang gak romantis. Waktu ngajak kamu nikah kemarin aku bahkan gak bawa cincin. Sekarang aku malah ngelamar kamu di depan pintu rumah orang." kata Hangyul sambil tertawa pelan.

Chaeyeon jadi ikut tertawa. Ia ikut berjongkok, menyamakan posisinya dengan Hangyul. Lalu ia memeluk Hangyul erat.

"Aku nggak peduli mau seromantis apa, tapi aku salut dan bersyukur banget ngelihat perjuangan kamu." kata Chaeyeon.

"Yes i do, Lee Hangyul."

"ChaeyeOoOn, gue pulang nihhh! Bawa Richeese!" kata Nakyung sambil menutup pintu rumahnya, diikuti dengan Renjun.

"Buset sepi amat. Mana si Chaeyeon?" tanya Renjun.

"Nggak tau tuhㅡANJIR?!!!" pekik Nakyung tiba-tiba.

"Kenapa sih kamㅡanjir?????" balas Renjun tak kalah kaget.

Bagaimana gak kaget, mereka berdua ngeliat Chaeyeon sama Hangyul lagi tidur pelukan di sofa.

"Lah ni bedua bukannya udah putus?" tanya Renjun setengah berbisik.

"Gak tau, aku juga bingung??!" jawab Nakyung pelan.

"Cabut yuk. Biarin aja mereka berdua." ajak Renjun yang diikuti anggukan Nakyung.

Mereka berdua hendak meninggalkan rumah Nakyung, tapi saat berbalik, kelingking Nakyung malah gak sengaja nabrak ujung meja.

"AIH MAMAK!!!" teriak Nakyung yang mengadu kesakitan.

"Sssst!!" ucap Renjun sambil menutup mulut Nakyung agar diam.

Sialnya, Hangyul dan Chaeyeon terbangun karena teriakan Nakyung. Menyadari ada Nakyung dan Renjun di sana, mereka langsung merubah posisi mereka menjadi duduk.

"Eh, Kyung... Njun... kapan pulang?" tanya Chaeyeon sambil mengucek matanya.

"Halo Kyung, Njun. Apa kabar?" tanya Hangyul kikuk.

"Alah gak usah sok sok canggung lo berdua. Bilang aje balikan!" jawab Renjun.

"Take your time lah ya lo berdua, kita cabut dulu. Btw tuh ada Richeese di meja. Makan gih." kata Nakyung. "EEEEH INGAT jangan berbuat maksiat di rumah gue! Tuhan Maha Melihat!"

Nakyung dan Renjun pun pamit meninggalkan Hangyul dan Chaeyeon berdua lagi.

"Nakyung itu kenapa sih..." kata Hangyul.

"Hahaha emang gitu anaknya." balas Chaeyeon.

"Yaudah kamu tidur lagi aja gih. Bentar ya aku ke kamar ngambil bantal sama selimut biar agak enakan." kata Chaeyeon sambil hendak berdiri, namun ia dicegah oleh Hangyul.

"Gak usah, aku gak butuh bantal." kata Hangyul. "Aku butuhnya kamu."

Hangyul berbaring di atas sofa, lalu menepuk bagian di sebelahnya, meminta Chaeyeon berbaring di sebelahnya. Chaeyeon langsung menidurkan tubuhnya di samping Hangyul.

Hangyul memejamkan matanya, Chaeyeon yang melihat itu tersenyum lalu memeluk Hangyul. Rasanya, ia sangat bersyukur memiliki Hangyul.




"Maafin aku ya Gyul, kemarin aku gak ngertiin kamu."

"Maafin aku juga ya, Chaey. Aku kemarin terlalu minta dingertiin."




"

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


visualisasi gyulchae

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

visualisasi gyulchae.

➀ true colors ㅡ hangyul,chaeyeon ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora