Dominic Obsession |80|

148K 11.5K 599
                                    

Playlist : Kream - Iggy Azalea, Tyga

DOMINIC :

Setelah itu Dominic membuat rencana bersama Charles dan Jeff. Esokkan harinya, Dominic merasa sudah sangat yakin dengan rencananya.

Ternyata anak buah Gerald yang kemarin menembak Charles memang bodoh, buktinya sampai sekarang mereka tidak bisa kembali menemukan tempat persembunyian Jeff ini.

Kalau mendengar rencana pertama Gerald dari Charles pasti Gerald tidak akan langsung menyerah. Dominic meminum kopinya, dia baru tidur dua jam, jadi ia membutuhkan kopi untuk menambah energinya. Sedangkan Charles sedang serius dengan laptopnya.

Jeff memasuki ruang tv, dimana Dominic dan Charles berada.

"Lebih baik kau beristirahat, kau masih terluka," ucap Jeff kepada Charles. Kalimat itu tidak cocok dengan nada suara Jeff yang dingin seolah tidak menyukai Charles.

Setelah menghabiskan beberapa jam bersama ayah Athena, Dominic bisa melihat kalau ayah Athena sulit mengekspresikan dirinya. Tapi ayah Athena tidak seburuk yang ia kira.

Sedangkan Charles, walaupun Dominic tidak ingin mengakuinya tapi Charles tipikal lelaki yang mudah diajak bekerja sama, Dominic sekarang tidak heran jika Athena pernah mencintai lelaki itu.

Denyut nadi Dominic seperti semakin cepat ketika mengingat Athena belum tahu kalau Charles masih hidup. Athena sudah melupakan Charles kan? Athena memang sudah bilang kalau ia mencintai Dominic, tapi bagaimana sesungguhnya Athena belum sepenuhnya melupakan Charles? Jantungnya nyeri tiba-tiba, kecemburuan memenuhi dirinya.

Dominic begitu tenggelam dalam lamunannya sampai ia tidak mendengar apa pun yang Jeff dan Charles bicarakan, lamunannya pecah ketika terdengar suara alarm di dalam rumah Jeff.

"Apa itu?" tanya Dominic.

"Itu alarm untuk memberitahu jika ada orang di radius 500 meter," ucap Jeff. Lalu mengeluarkan ponselnya untuk mengecek. Dominic berdiri dari sofa, lalu Dominic mencoba mengintip di balik jendela.

"Ada sekitar dua puluh orang memasuki tanahku," seru Jeff sambil melihat ponselnya. Persis seperti jumlah yang Charles katakan kepadanya. Walaupun pertamanya Dominic kaget jumlahnya lebih sedikit dari yang Dominic perkirakan.

"Iya aku bisa melihat mereka berjalan ke sini," ucap Dominic tenang. Charles langsung berdiri.

"Tapi bukankah tadi katamu perkiraan mereka sampai di sini sekitar satu jam lagi?" tanya Charles panik.  Dominic tersenyum sinis.

"Anak buah Gerald memang bodoh tetapi Gerald sepertinya tidak bodoh, yah ini memang lebih cepat dari perkiraanku," ucap Dominic santai. Dominic memastikan dia memiliki pistol di kantongnya.

"Kenapa kau terlihat bergitu santai?" ucap Charles heran.

"Apa ada gunanya untuk panik?" tanya Dominic balik. Lalu Dominic berjalan menuju pintu depan.

"Kau mau kemana?" tanya Charles. Sambil mengikuti Dominic dari belakang.

"Menghadapi mereka. Mereka pasti tidak sabar bertemu denganku," ucap Dominic.

"Tapi belum semuanya siap, kita belum bisa menghadapi mereka sekarang, ada beberapa-" ucapan Charles terpotong oleh Dominic.

"Oh kita bisa," seru Dominic.

"Kalian tetap disini, jalani saja sesuai rencana awal kita," ucap Dominic kepada Charles dan Jeff. Lalu Dominic membuka pintu dan ia keluar.

Dominic berdiri di depan pintu sambil mengantongi kedua tangannya di kantung celananya, Dominic tetap tenang sambil menunggu Gerald dan anak buahnya.

Ketika Gerald melihat Dominic menunggunya di depan pintu, Gerald tersenyum miring.

"Tidak menyangka akan mudah untuk membuatmu keluar dari rumah itu, aku kira aku harus menggunakan paksaan dulu," ucap Gerald.

"Lebih menarik di luar sini, karena aku bisa melihat sirkus apa yang kau bawa. Kenapa kau tidak sekalian membawa gajah dan hewan-hewan eksotis lain? Oh tapi kau memang tidak perlu karena anak buahmu cukup menghibur dengan kebodohan mereka," hina Dominic.

Dominic dapat melihat rahang Gerald menegang, Gerald menatap Dominic dengan penuh benci. Tapi sepertinya Gerald mencoba menahan dirinya.

"Aku tidak ingin membuang buang waktu, serahkan posisimu sebagai pewaris kepadaku, dari pada kau menyesal," ucap Gerald. Dominic menatap Gerald tajam tapi Dominic tidak menjawab apa-apa, lalu Gerald menambahkan.

"Seperti apa yang terjadi kepada istrimu. Walaupun awalnya rem putus itu ditujukan untukmu, tapi entah kenapa yang terkena malah istrimu, jadi kau tidak bisa sepenuhnya menyalahkanku disitu," seru Gerald.

Dominic mencoba menahan keinginannya untuk membunuh Gerald sekarang juga. Akhirnya Dominic berjalan ke arah Gerald tenang.

"Kenapa kau begitu menginginkan posisi sebagai pewaris?" tanya Dominic serius. Alis Gerald terangkat sambil tersenyum meremehkan.

"Siapa yang tidak mau?" tanya Gerald.

"Aku tahu alasannya," ucap Dominic dengan tenang. Dominic menahan dirinya untuk tidak tersenyum puas ketika melihat wajah Gerald menjadi pucat sekarang. Tapi Gerald dengan sekuat tenaga tidak menunjukkannya. Tapi dari tatapan Gerald sepertinya Gerald semakin waspada.

"Dan apa itu?" tanya Gerald dengan penuh percaya diri.

"Kau yakin ingin aku mengatakannya di sini? Di depan sirkusmu?" tanya Dominic dengan nada mengejek.

"Kau sudah terkepung, aku bisa saja membunuhmu sekarang, aku membawa dua puluh delapan orang, kau kalah jumlah denganku, jadi tidak perlu basa basi seperti ini," jawab Gerald. Sepertinya Gerald begitu keras kepala, Dominic sepertinya tidak memiliki pilihan lain.

"Alasannya karena kau bukan anak kandung pamanku," ucap Dominic dengan tatapan serius.

Dominic dapat melihat mata Gerald membulat tidak menyangka Dominic akan mengatakan itu. Reaksi Gerald membuat Dominic puas dan terhibur.

"Tembak dia!" bentak Gerald. Dominic sudah siap mengambil pistol di kantongnya.

Ketika tidak ada anak buahnya yang tidak mematuhi perintahnya.

"Apa yang kalian tunggu!" bentak Gerald dengan marah lalu ia menoleh ke belakangnya. Dan betapa kagetnya dia ketika melihat semua anak buahnya mulutnya sudah di tutup lakban dan ada polisi yang menahan setiap anak buahnya.

Wajah Gerald begitu pucat, ia tidak sadar ketika mereka asik berbicara semua anak buahnya di lumpuhkan tanpa suara sedikit pun di belakangnya. Terdapat polisi dan anak buah Damien yang jumlahnya dua kali lipat dari jumlah anak buah Gerald.

Gerald baru mau mengambil pistolnya, tapi gerakannya tertahan ketika merasa ada benda keras di tempelkan ke pelipis kirinya. Gerald melirik sedikit, Dominic sudah menodongkan pistol kepada Gerald.

"Jangan berpikir kau bisa mengambil senjata," ucap Dominic.

Dominic melihat Damien berdiri tidak jauh dari tempatnya. Damien datang tepat waktu sesuai yang direncanakan. Dominic sengaja mengulurkan waktu dengan berbicara dengan Gerlad.  Rencananya berhasil.

"Sepertinya kau yang sudah terpojok," ucap Dominic dengan senyum kemenangan.

To Be Continued
_________
Yuk yuk komen yuk🥳
Merci! Yessy N.
(Instagram : Yessynut)

Dominic's Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang