Chapter 34

40.9K 1.2K 28
                                    

Gio melipat kedua tangan nya di depan dada, ia memperhatikan setiap gerakan dokter yang memeriksa alexa, ketika dokter tersebut selesai memeriksa ia tersenyum singkat kepada gio.

"Kondisinya semakin membaik, tetapi luka pada perutnya masih membutuhkan waktu untuk mengering, dan untuk saat ini kami belum bisa mengizinkan pasien untuk pulang." Ucap dokter tersebut menjelaskan.

Gio mengganggukan kepalanya mengerti, sedangkan alexa hanya mengulas senyum tipis sebagai tanda terima kasih kepada dokter tersebut yang sudah memeriksanya.

Sejujurnya alexa ingin segera keluar dari rumah sakit ini, sudah 2 hari setelah ia tersadarkan ia berharap tidak akan lama dirumah sakit ini, tetapi apa boleh buat? Ini semua demi kebaikan nya, alexa juga tidak mau membuat masalah semakin parah setelah kejadian ini.

Dokter tersebut berpamitan pada alexa dan gio untuk meninggalkan ruangan tersebut diikuti oleh satu orang perawat dibelakangnya. Gio melangkah kan kakinya untuk mendekat pada ranjang alexa.

"Kau dengar bukan? Luka mu masih membutuhkan waktu untuk segera membaik." Ucap gio kepada alexa yang sedari tadi hanya terdiam ketika dokter tersebut menjelaskan.

"Ya." Ucap alexa singkat lalu memutar bola matanya malas.

Gio menaikan sebelah alisnya ketika melihat alexa yang membuang pandangannya ke arah lain.

Alexa benar-benar dalam keadaan mood yang tidak baik, ia tidak menyukai dirinya yang terlihat lemah, bayangkan saja alexa hanya punya dua tempat yaitu ranjang rumah sakit, dan kursi roda sialan itu!.

"Sudahlah, lebih baik kau makan." Ucap gio mengambil nampan yang berisi bubur dan buah-buahan.

Alexa tetap tidak menjawab ataupun menatap gio, lelaki itu benar-benar tidak mengerti dirinya.

Gio menatap alexa sekilas, ia sebenarnya paham bahwa alexa sedang merajuk, gio meletakan nampan tersebut kembali. Ia menarik dagu alexa agar menghadapnya, "Aku mengerti kau ingin sekali untuk segera keluar dari tempat ini." Ucap gio, alexa hanya menatap kedua bola mata cerah lelaki di depannya.

"Bukan hanya dirimu yang menginginkan hal itu sweetheart, tetapi aku juga. Aku tidak menyukaimu seperti ini." Ucap gio menatap alexa.

Alexa mencari kebohongan di mata lelaki itu tetapi yang ia temui hanyalah tatapan serius dari lelaki itu.

"Makanlah jika kau ingin segera sembuh dan keluar dari tempat ini." Ucap gio membujuk.

"Tetapi dua jam lalu aku baru saja makan gio. Kau tau bukan apa pekerjaanku!" Tegas alexa.

Gio menatap alexa tajam, "seriously? kau lebih mementingkan pekerjaan-mu di bandingkan kesehatanmu sweetheart?" Tanyanya.

Alexa menelan ludahnya susah payah, ia tidak bisa menjawab perkataan gio.

"Jawab alexa." Ucap gio masih dengan tatapan tajamnya.

Gio tidak menyangka alexa mengorbankan kesehatannya demi sebuah pekerjaan, apa yang sebenarnya ada di pikiran wanita nya. Mengapa bisa-bisanya ia berpikir seperti itu?!.

Alexa menundukan kepalanya, "T-tidakk M-maksudku aku hanya takut jika nantinya akan sulit mengontrol berat badanku." Ucap alexa sedikit terbata.

Tak lama kemudian alexa merasakan usapan lembut di pucuk kepalanya, gio mengusap sayang rambut alexa lalu mengecup singkat dahi alexa.

"Lebih baik kau makan. Cukup turuti saja apa yang aku katakan sweetheart, jika kau ingin segera keluar dari tempat ini." Ucap gio kemudian mengambil nampan berisi makanan untuk menyuapi alexa

Alexa hanya menganggukan kepalanya lalu menerima suapan demi suapan yang gio berikan.

Gio fokus menyuapi wanita di depannya, ia mengulas senyum tipis di bibirnya sehingga alexa tidak melepaskan matanya dari gio. Tanpa sadar piring yang tadi berisi bubur tadi sudah bersih.

Alexa menerima gelas berisi air putih dari gio, ia langsung meneguk air itu sampai habis.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Sedari tadi kau menatapku dan terus tersenyum." Ucap alexa to the point.

Gio meletakan nampan tersebut pada meja kecil lalu beralih untuk menatap alexa dengan senyuman, "Memangnya tidak boleh jika aku menatapmu sambil tersenyum?" Ucap gio yang malah balik bertanya.

Alexa tertawa, "Aku tidak melarang itu. Hanya saja aku--" ucap alexa terpotong.

"Kau merasa heran denganku." Jawab gio cepat.

Alexa memukul dada gio pelan, "Kau ini! Aku belum selesai berbicara tetapi kau lebih dulu memotongnya!" Ucap alexa kesal.

Gio tertawa, "Aku hanya membantu kau mengatakan nya alexa."

"Tidak kau barusan memotongku." Ucap alexa tetap tidak mau kalah.

Gio mencubit pelan hidung alexa, lalu beralih untuk duduk diranjang alexa, ia mengecup singkat bibir alexa, "Aku benar-benar merindukanmu sweetheart."

Pipi alexa seketika merona, ia tersenyum lalu mengalungkan tangannya pada leher gio, menatap kedua bola mata lelaki itu tanpa menghilangkan senyuman manis di bibirnya.

"Aku mengerti," alexa menarik kepala gio lalu berkata, "Bawa aku keluar dari tempat ini jika kau merindukanku." Ucap alexa yang terdengar seperti bisikan.

Alexa menjauhkan tubuh gio tanpa melepaskan lingkaran tangannya pada leher lelaki itu, gio tersenyum.

"Apa kau sedang membujuk-ku?" Tanya gio sambil melingkarkan tangannya pada pinggang alexa.

Seketika senyuman yang terbit di bibir alexa menghilang dan berubah menjadi senyuman hambar.

Gio yang menatap ekspresi alexa yang seketika berubah menjadi malu karna dirinya tahu maksud wanita itu.

Ia mendekatkan dirinya pada alexa, tangan kirinya merapihkan rambut alexa yang menghalangi telinganya, "Aku bisa melakukan nya dimanapun sweetheart, aku tidak perlu melakukan itu di penthouse. Hanya saja luka mu menahan diriku untuk tidak menyentuhmu saat ini." Ucap gio kemudian menghisap telinga alexa singkat.

Alexa memejamkan matanya merasakan sentuhan lelaki itu, gio menjauhkan tubuhnya dari alexa lalu mencium bibir alexa hingga alexa membalas ciumannya.

Ciuman yang awalnya pelan kini mulai menuntut lebih, keduanya saling mengecap.

Gio membuka kancing baju piyama alexa, mungkin sedikit bermain dengan payudara alexa tidak akan membuat luka alexa parah bukan?.

Ketika kancing piyama alexa sudah terbuka gio membuka tali penyanggah bagian depan bra alexa tanpa melepaskan kaitan branya.

Gio melepaskan ciumannya dengan cepat ia langsung menurunkan bra alexa dan melahap puting alexa, gio terlihat seperti bayi yang haus. Sedangkan alexa terus mendesah merasakan rasa yang gio berikan.

"AHH gioo stopp pleasee." Ucap alexa karna merasa ia melakukannya di tempat yang salah.

Ketika gio hendak mencium bibir alexa kembali, pintu ruangan alexa malah terbuka hingga gio reflek menutupi alexa dengan tubuhnya.

"Sepertinya aku datang pada waktu yang salah." Ucap morgan dengan tatapan bodohnya, ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruangan itu, lalu menutup kembali pintu tersebut.

Alexa hanya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Cepat pakai kembali pakaianmu sweetheart, aku tidak ingin ia melihatnya." Ucap gio mencium puncak kepala alexa lalu meninggalkan alexa untuk menghampiri morgan.

Dengan gerakan cepat alexa langsung merapihkan kembali pakaian nya.

MSB (Sedang Dalam Tahap Revisi) ✅Where stories live. Discover now