Bab Sembilan Belas

4K 1.1K 203
                                    

Di bawah, Krill menarik-narik rok ibunya. Mata anak itu memandangi makhluk tinggi yang mengelilingi Celine dengan wajah mengerut takut. Memeluk betis Celine.

"Felicia?" Celine mengulang kalimat polisi itu dan ia mendapat anggukan membenarkan. "Felicia? Membunuh ayahnya sendiri?" Polisi itu kembali mengiakan. "Dengar, aku tidak tahu seberapa dalam penyidikan yang kalian lakukan, tapi menuduh putriku sebagai pembunuh ayahnya sendiri adalah tindakan kejam."

"Kami tidak sedang bermain-main, Nyonya. Hasil penyelidikan tidak ada yang salah, semua bukti mengarah pada putrimu dan sekarang juga ... kami harus membawanya ke kantor polisi."

Tubuh Celine terlalu kaku sampai ia tidak bisa mendengarkan Krill menangis di bawah lututnya.

"Mana Mandy Heoglir?" tanyanya dengan raut wajah mencekam.

"Polisi detektif tidak perlu hadir saat penangkapan."

"Aku butuh bicara dengan Mandy."

"Nyonya, jangan mempersulit kami."

"Dia salah, perempuan itu salah membuat kesimpulan. Tidak mungkin Felicia memb ―"

Kalimat Celine terpotong. "Kami benar-benar tidak punya banyak waktu dan sebaiknya anda tidak menghalangi kami―"

"Minta putrimu untuk keluar sekarang juga atau kami terpaksa masuk untuk membawanya," potong polisi pria.

"Tidak ada yang boleh membawa satupun anggota keluargaku."

"Kalau begitu ...." keempat polisi itu saling berpandangan lantas kembali bicara pada Celine. "Kami sangat menyesal harus melakukan ini."

"Tidak!"

Dua polisi wanita itu menerobos masuk ke dalam rumah. Celine panik. Tangisan Krill semakin kuat dan ia baru menyadari kehadiran anak itu. Ketakutan di bawah kakinya.

❄❄❄

Di tengah-tengah barisan tanaman anggur berwarna cokelat kehitaman, Felicia memperhatikan batang tebu pokok. Demitri memberitahu bahwa tongkat tebu itu harus menghadap ke arah yang benar dan harus dekat dengan batang untuk menjaga zona berbuah. Terdapat perlakukan berbeda pada setiap pokok anggur. Dan meskipun tidak rumit, hal yang tampak sederhana itu ternyata memerlukan pemahaman serius tentang pokok anggur, bagaimana cara memberi perlakuan serta dampak yang dapat ditimbulkan terhadap pokok anggur baik di tahun berjalan maupun tahun berikutnya.

Demitri meninggalkannya sendiri berkelana. Matahari di atas kepalanya tidak berperan banyak guna memberi kehangatan. Di dekat menara kincir angin, Felicia berjalan dengan mata yang tak lepas dari satu pokok ke pokok laun hingga tidak mampu memperhatikan sesuatu di bawah kaki.

Kakinya tersandung benda keras. Ia tersungkur. Terduduk meringis kecil meski tidak ada luka yang harus membuat ia merasakan perih. Matanya berkelana mencari alasan yang menyebabkan kakinya menyelinap sendiri.

Di situ, di dekat bokongnya, Felicia menemukan sebuah tuas terbuat dari besi yang tampaknya bisa disungkit. Tuas itu menyatu dengan lempengan besi berbentuk persegi. Bagian permukaan tertutupi rerumputan menjalar yang tidak akan terlihat bila tidak diperhatikan. Mata Felicia Memicing, tubuhnya membungkuk menjadi makhluk berkaki empat. Mencabuti rerumputan itu hingga ukuran lempengan besi plat itu mulai terlihat jelas. Kira-kira 1 x 80 cm, dan Felicia dilucuti rasa penasaran tinggi saat menarik tuas berbentuk engsel itu ke atas.

Urat di pergelangan tangannya sampai timbul saat ia menarik lempengan itu kuat-kuat.Akhirnya, suara ngik terdengar dan itu bertanda bahwa Felicia berhasil membukanya. Ia membanting plat itu ke arah berlawanan. Dua buah besi berkarat terpasang sejajar di mulut lubang, kokoh memanjang ke bawah. Felicia tahu betul itu adalah sebuah tangga yang bisa digunakan untuk menuntunnya sampai ke dalam. Ke dasar lubang gelap yang ia sendiri ngeri membayangkannya.

Pӧlzl  [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now