I LOVE YOU, SSAEM! ; END.

1.3K 137 21
                                    

Park jimin, kenapa harus dia? Kenapa haneul mempercayakan seulgi pada jimin?

Ada beberapa faktor.
Haneul tidak pernah asal asalan dalam keputusannya, apalagi ini menyangkut seulgi. Cucu kesayangannya yang tidak tau diri itu.

Juga, haneul pasti sudah mengetahui seluk beluk jimin sedari lama.

Dan yang jelas, haneul mendapatkan secercah harapan dan keyakinan dari jimin jika ia bisa membuat seulgi berubah.















- Esok Sore -

Lagi lagi,jimin harus menahan diri untuk berhadapan dengan seulgi. Tapi maaf,tidak ada kata menyerah dalam kamus jimin. Meski ia harus bergelut dengan anak buaya pun,ia tak akan menyerah.

anak buaya,bukan induk atau ayah buaya sekalipun.

"Jadi,kau paham seulgi?." tanya jimin setelah menjelaskan sejarah korea pada seulgi.

"Hm". singkat seulgi dengan ekspresi wajah inosen.

Jimin menghela nafas pasrah lalu meyibakkan rambutnya kebelakang. "Katakan,apa maumu?." cerca jimin kembali.

"Inginku?kau pergi. Berhenti mengurusiku,berhenti mengaturku,apa kau bocah pintar? Kau kira aku bodoh? aku hanya malas!! Semua yang kau jelaskan,bahkan aku sudah tau itu sejak lama park jimin! Oh,begini kita simpulkan saja. Apa kau sengaja menerima pekerjaan dari nenekku karena kau tau aku cantik?." Celoteh seulgi penuh percaya diri namun dengan tatapan ketus. Menunjukan ekspresi jika ia sangat tidak tertarik dengan jimin.

Menohok? iya. Jimin mengangguk kecil dan tersenyum kecut.
"Cobalah hargai kehidupan seulgi. Setidaknya jika kau tidak mau melakukan ini untukku,atau bahkan untuk dirimu,lihatlah nenek. Apa kau punya hati? Bayangkan saja,dia seorang diri merawatmu,memberikan apapun yang kau mau, bukankah hidupmu sempurna? Apa kau tidak membayangkan diluar sana banyak sekali manusia manusia yang tidak beruntung tapi mereka berusaha menggapai mimpi mereka? Mungkin sekarang,kau berada diatas,tapi siapa yang tau? Jika esok kau akan berada dilevel paling bawah dan kau akan menyesali semuanya. Sebelum kau terlambat,seulgi."

Jimin lega, ia bersua setelah diam terlalu lama. Ia juga sedikit bangga,karena ucapannya berhasil membuat seulgi terdiam beberapa saat, seolah mencerna ucapannya yang kelewat panjang dan benar adanya.

Monolid seulgi terangkat keatas,menemukan netra jimin yang menatapnya nanar. Helaan nafas seulgi terdengar begitu keras,ia juga mendecih memecah keheningan. Sambil sedikit mendorong dada jimin menggunakan kepalan tangan kanannya, seulgi bersua.

"Jangan pernah mengajariku soal moral!! tidak sopan! Pergi kau! kau itu sama saja dengan semua orang yang berlalu lalang dalam hidupku,mengatur dan sok tau segalanya. Takdirku adalah takdirku,jangan ikut campur! Kenapa memang jika aku beruntung? Persetan dengan orang orang diluar sana yang tidak seberuntung aku,oh..atau jangan jangan, kau salah satu dari mereka? ups..." Seulgi menghentikan ucapannya lalu melangkah mundur perlahan,menutupi bibir tipisnya dengan kedua tangan,dan menggeleng kasihan pada jimin.

Jimin terdiam,luapan emosi benar benar sudah siap meledak. Benar memang, seulgi bukanlah gadis yang bisa diajak kompromi meski hanya sebentar,pantas saja nenek tidak yakin jika ia mampu mengubah sikap seulgi.

"Hmmm, simple. Aku paham jimin ssaem,kurasa...menurut analisaku adalah,kau ini anak dari orang miskin yang tidak berpendidikan,tapi mungkin ya..mungkin,kau sedikit pintar dan mendapat beasiswa..maka dari itu kau congkak padaku. Dan yaaa!! karena kau miskin,dan tidak selevel denganku,kau menerima tawaran dari nenekku,lalu dibayar mahal,BOOOMMMM!!! karena uang,kau butuh uang? Katakan,berapa yang nenekku beri? aku bisa memberimu 10kali lipat,tapi berhentilah mengurusi hidupku!."

• SHORT STORY SEULMIN PT.1 •Where stories live. Discover now