- Shining - (end)

1.6K 156 83
                                    

Hai, apa kalian membaca ini sambil berbunga bunga berharap keromantisanku dan jimin? Tidak. Tidak ada yang semacam itu.

Aku dan jimin hanya pergi kesalah satu mall besar di seoul, memang benar jimin mengajakku menonton. Kurasa dia bipolar? Tapi kenapa terlambat sekali untuk berbuat baik padaku?

.

.

.

.

"Seulgi ah." panggil jimin sebelum aku membuka pintu kamarku.

Aku menoleh dan menjawab panggilannya. "Eoh? ya jim?."

"Bisa kita bicara sebentar?."


Gugup sekali, dia berada didalam kamarku dan menatapku terus menerus, juga ia memainkan kedua tangannya yang saling bersinggungan.

"A--ada apa jim?." tanyaku takut.

Jimin menghela nafasnya lalu berdiri,sembari memasukan kedua tangannya dikantong celana. "Kau tau kenapa aku pulang dengan keadaan yang sangat memilukan semalam itu?." tanyanya sambil menatap kearah jendela.

"A-ah,aku tidak tau."

"Ayah,ini semua karena ayah." balas jimin. Kali ini ia menoleh pada seulgi. Satu alisnya terangkat keatas.

Seulgi tak paham. Ada apa dengan ayahnya?
"Maksudmu jim?."

"Entah darimana....ayah tau selama ini perlakuanku padamu. Kupikir,kau yang memberitahunya. Ternyata, ada beberapa cctv disini. Saat aku pulang kerja, ada beberapa bodyguard ayah yang menghalangi jalanku. Aku dipaksa turun dan dihajar sedemikian rupa." ujar jimin sembari menganggukan kepalanya.

"Hah? cctv, kau dihajar?!."

"Yups, dan hanya 2 kamar ini yang aman.Untuk itu, aku tidak masalah,karena inilah resikoku. Setidaknya, dengan menghajarku,mungkin ayah puas?. Btw, aku juga mendengar semua ucapanmu saat mengganti pakaianku."

Seulgi terperanjat, dia tidak tahu harus berkata apalagi. Malu? pasti,takut? tentu.

"M--maaf." lirih seulgi.

Jimin menghampiri seulgi lalu menyentuh dagu istrinya hingga wajah mereka sejajar. Ia memang tidak mencintai seulgi,tapi entah kenapa saat netranya bertemu dengan netra seulgi, rasanya sangat nyaman.

"Tidak masalah, tapi ada yang harus kau tau sekarang."

"Katakan saja jim."

"Sana hamil."

"A--apa?."

"Sana hamil, dan dia minta aku tanggung jawab."

Seulgi merasa tubuhnya lemas seketika, tanpa sadar ia menjauhkan diri dari jangkauan jimin. Kedua monolid itu memerah,membendung genangan air yang sebenarnya siap untuk terjun bebas. Sesak sekali dadanya, apalagi kenyataan ini diungkap tanpa penyesalan oleh suaminya.

"Oh,s--sana hamil?." lirih seulgi menahan getaran pada tubuhnya.

Jimin mengangguk. "Ya, sana hamil. Dan kurasa..kau tau kan? apa yang harus kau lakukan?." ujar jimin sembari tersenyum.

"A--aku harus pergi."

"Baguslah, lebih cepat lebih baik. Oh,akan lebih baik lagi jika kau yang datang kerumah ayah dan katakan kau yang ingin perceraian ini terjadi. Bisa kan?."

"B--bisa jim."

"Bagus, anak pintar. Aku menyayangimu,untuk detik ini saja."

cup.

• SHORT STORY SEULMIN PT.1 •Where stories live. Discover now