Chapter 03 : Kill & Be Killed

58.4K 3.9K 322
                                    

S I N F U L
--The Beginning--

=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
T H R E E : KILL & BE KILLED
=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*


{Gilbert's POV}

"Ah...nn...nh...mmhm..." 

Anak buah ku memasukkan lagi satu bola warna hitam yang berdiameter kira-kira sekitar 4 cm ke dalam lubang anusnya. 

"Ah!!" 

An-Hee, pemuda yang kini menjadi kelinci percobaan ku memekik dan mencengkram pinggiran matras dengan erat. Sial! Dia sungguh erotis! Belum pernah aku melihat seorang pria yang bisa membuat kejantanan ku menegang setiap kali telinga ku mendengar rintihannya. 

"Tambah getarannya" perintah ku. Anak buah ku yang memegang remot kontrol sex toys yang sedang digunakan itupun menelan ludahnya dan mengamati An-Hee yang tidak berhenti merintih. 

Aku mengamati bagaimana hebat kerja obat perangsang jenis terbaru itu. Bayangkan saja jika aku bisa menjual dengan harga tinggi! Sejumlah besar uangpun sudah pasti akan membanjiri perusahaan ku. 

"Tch! Sial! Aku ingin sekali merajamkan penis ku ke dalam lubang anusnya!"

"Hei, hei, jaga bicara mu Hwan!"

"Sebentar saja! Jangan pelit begitu!"

Aku memandangi anak buah ku yang ribut untuk bersenggama dengan An-Hee. Hwan, yang sedari tadi memegangi An-Hee di matras, kini mulai melepaskan sabuknya dan menurunkan risleting celananya. 

"Hwan!" seru pria lainnya. Aku bisa melihat bahwa napsu menguasai Hwan sepenuhnya. Bagaimana tidak? Tidak satupun dari mereka menyangka bahwa pemuda ini begitu mengundang napsu. 

Rintihannya yang indah itu seperti melodi yang sungguh enak untuk didengar. Napasnya yang berat dan mulut yang penuh dengan air liur membuat setiap pria baik yang normal maupun gay akan minta blowjob dari bibir manis An-Hee.

"Ahh...! Ah! Ahh!"

Semakin cepat getaran dan putaran dari sex toys bola yang ada di dalam anusnya, semakin terlihat bahwa An-Hee menikmati permainan seks ini. Mungkin untuk pemuda seperti dia yang belum pernah bersetubuh tidak akan tahu bahwa hal paling nikmat di dunia ini adalah seks. 

Sementara aku hanyut dalam pemikiran ku, Hwan sudah siap-siap memasukkan penisnya yang seperti dildo palsu murahan di pasar gelap itu ke dalam lubang An-Hee. 

"Hwan" panggil ku. Hwan tersentak kaget dan berhenti di tempat. 

"Siapa yang bilang kau boleh mencobanya terlebih dahulu?" tanya ku. Hwan tidak menjawab. Perlahan penisnya yang berdiri tegang itu mulai merunduk. Pertanyaannya ku membuat ereksinya melemah.

"M-Ma...M-maafkan saya boss.." jawab Hwan. 

"Myeong-shik" panggil ku pada anak buah ku yang lainnya. 

"Ya, boss?" Myeong-shik menghampiri ku. 

"Potong penisnya" ujar ku. Wajah Hwan berubah pucat, ia menggelengkan kepala dengan histeris. 

"Boss! Maafkan saya! Maafkan saya! Ampuni saya!" ujarnya memohon berkali kali sambil menyembah di depan ku. "Joon! Kenapa berhenti? Masukkan lagi satu bola ke dalam anusnya" perintah ku. "Y-Ya boss!" Joon memasukkan satu bola lagi ke dalam lubang An-Hee yang sudah merah dan berlumuran dengan minyak pelumas, lalu spermanya yang terlihat mengalir turun ke selangkanganya.

SINFUL [ 1 ] Where stories live. Discover now