Chapter 07 : Brothers & Bastard

50.1K 3.4K 162
                                    

S I N F U L
--The Beginning--

=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
S E V E N : BROTHERS & BASTARD
=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*

[Hyun-Shik's POV]

Aku tidak mengerti apa yang dilakukan An-Hee pada ku. Aku tidak mengerti mengapa ia mencium ku. Tidak ada alasan atau deskripsi yang pas untuk membuat ku paham situasi kami. Hanya satu hal yang ku tahu...aku masih bisa merasakan bibir An-Hee yang lembut di bibir ku. Kecupnnya meninggalkan sensasi menggelitik dari dalam tubuh ku.

Aku berjalan menuju sebuah bangku taman dan duduk. Menatap es krim milik ku yang mulai leleh sedikit demi sedikit. Suara tawa anak-anak yang bermain, dan suara kepakan sayap burung merpati membuat ku merasa lebih baik, merasa nyaman berada di tengah kerumunan orang. Tetapi juga was was jika ada oran yang melihat kejadian yang barusan terjadi.

"Hyun-shik!"

Aku menoleh ke arah darimana datangnya suara yang paling ingin ku dengar saat ini.

"Kakak!" aku bangkit dari kursi dan berlari menuju arah seseorang yang ku tunggu-tunggu. Seseorang yang lebih berharga dari siapapun. Orang yang ku memanggil ku itu, melebarkan tangannya dan menyambut ku. Tanpa ragu aku memeluknya erat-erat.

"Kakak.."

"Dasar bodoh.. Apa yang kau lakukan disini?" tanya kakak. Aku menggelengkan kepala ku perlahan dalam dekapannya. "Tidak, aku tidak melakukan apa-apa, malahan...aku sedang menunggu kakak" balas ku. "Aku baru saja mendapatkan telpon dari wali kelas mu. Ia bilang kau tidak masuk sekolah hari ini" ujar kakak.

"Maafkan aku..tapi aku begitu khawatir dengan kakak. Kau sudah berhari-hari tidak pulang atau menjenguk ibu di rumah sakit..." balas ku. "Maafkan aku" Kakak dengan lembut membelai kepala ku. Tangannya yang besar dan hangat membuat ku merasa nyaman.

"Ikut aku" ujarnya lalu menarik ku, berjalan bersama dengannya. Aku menatap kakak yang wajahnya terlihat lelah. Ada bekas luka di wajahnya yang tampak masih baru.

Aku menggenggam tangannya erat-erat. Aku tidak mau kakak harus bekerj dengan mafia dan terluka seperti ini...

Kakak mengajak ku masuk ke sisi lain di taman itu. Disini lebih sepi bahkan tidak ada seorangpun kecuali aku dan kakak. Kakak menyuruh ku duduk dan ia mengambil kursi kosong disebalah ku, lalu menepuk kepala ku.

"Kau baik-baik saja kak?" tanya ku. "Ah, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan sekolah mu?" tanya kakak. "Baik juga. Tidak ada masalah kecuali bolos hari ini" jawab ku. Kakak tersenyum lalu mengusap kepala ku hingga rambut coklat ku berantakan. "Bagaimana dengan mu, kak?" tanya ku. Kakak memejamkan matanya dan menepuk paha ku. Aku mengangguk lalu membiarkan kakak menggunakan ku sebagai bantal.

"Semuanya baik-baik saja...kecuali sekarang ini banyak orang yang dibunuh olehnya"

"Di..bunuh..?"

"Ah, bagi Dia orang-orang lain adalah pion kecil yang bisa dia gunakan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Dia tidak takut akan apapun, tidak juga goyah akan orang lain"

"Boss mu orang yang seperti itu huh.."

"Yah, tapi aku juga mulai terbiasa dengan sikapnya itu. Setidaknya dia orangnya memegang janjinya. Hingga sekarang ibu bisa dirawat tanpa biaya seperpun"

"Kakak! Kau salah! Ibu dirawat karena gaji yang kau dapatkan darinya!"

"Tidak, bukan begitu. Dia masih memberi ku gaji dan membayar sekolah mu juga membayar perawatan ibu. Tidak banyak orang yang tahu, tapi dia pria yang juga berpikir secara rasional"

SINFUL [ 1 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang