Chapter 08 : Miss & Missing

47.7K 3.3K 171
                                    

S I N F U L
--The Beginning--

=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
E I G H T : MISSED & MISSING
=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*

[Soo-An's POV]

"Tuan Tae, kepala sekolah memanggil anda"

Aku menoleh ke salah seorang siswi yang memanggil ku, berdiri di ambang pintu. Aku tersenyum dan mengangguk. "Terimakasih" balas ku. Siswi yang tidak ku kenal itu membungkuk dan meninggalkan tempatnya. Aku bangun dari kursi ku dan menutup buku yang sedang ku baca, kemudian berjalan keluar ruangan.

                Aku mengetuk pintu ruang kepala sekolah dan menunggu jawaban.

"Masuklah" suara kepala sekolah terdengar. Aku memutar pegangan pintu yang bulat dengan ukiran bunga cantik itu dan mendorong pintu besar itu, terbuka.

"Saya diberitahu seorang siswa, anda mencari saya" ujar ku setelah aku sampai di depan mejanya. "Ah, aku memang menyuruh seseorang untuk memanggil mu kemari Soo-An"

"Kalau begitu, bisa anda utarakan keperluan anda? Tanpa mengurangi rasa hormat saya, saya masih banyak tugas yang harus diselesaikan—"

"Ini soal Song An-Hee" potong kepala sekolah. Tampak seolah dia mengerti maksud ku, ia segera mengutarakan masalahnya.

"Ada apa dengan Tuan Song?" tanya ku

"Sudah 3 hari dia tidak masuk sekolah"

"Alasannya?"

"Tidak ada yang tahu. Keluarganya tidak memberikan nomor telepon atau email kepada pihak sekolahan. Karena itu, aku tidak tahu kenapa dia tidak masuk"

"Maaf, tapi hanya untuk seorang siswa yang tidak masuk, anda sampai memanggil saya... Rasanya"

"Soo-An! Apa kau lupa? An-Hee bukan seorang siswa biasa-biasa saja. Kalau dia hanya seorang siswa biasa maka aku juga tidak akan membiarkannya bersekolah disini."

"Maafkan saya, seperti saya lupa fakta penting soal dirinya..."

"Aku tidak menyuruh mu untuk berbuat banyak. Hanya saja aku khawatir tentang pemuda malang itu. Aku minta kau pergi berkunjung ke rumah biarawati itu, lalu tanyakan kondisi An-Hee."

Aku mengangguk

"Lalu jangan lupa, bawa ini.." Kepala sekolah menyodorkan sebuah amplop dengan perekat surat bersimbol bunga kamelia.

"Ini?"

"Kalau biarawati itu menolak untuk terus terang, kau bisa menyerahkan ini padanya. Dia pasti akan memberitahu mu sesuatu yang perlu kau ketahui"

Aku mengambil amplop itu dan mengamati benda yang sekarang ada di tangan ku. "Akan saya kabarkan detailnya setelah saya dapat informasi" aku membungkuk dan berjalan keluar dari ruang kepala sekolah.

Di luar ruangan kepala sekolah Yunho bersandar di tembok koridor sekolah dan menatap ku. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya ku, menghela napas. "Kenapa kau dipanggil kepala sekolah?" tanya Yunho. Aku mengerutkan alis ku. "Kau tidak menjawab pertanyaan ku" ujar ku. "Soo-An" panggil Yunho. "Aku ada keperluan lain, Yunho. Kau bisa mulai rapat komitenya tanpa diri ku" ujar ku lalu menepuk pundak Yunho.

***

                Aku membuka pintu mobil dan keluar. Di depan ku, berdiri bangunan tua. Lebih tepatnya gereja tua. Tanpa ragu-ragu aku masuk melangkahkan kaki, masuk lebih dalam.

"Apa ada yang bisa saya bantu?" tegur seseorang. Aku menghentikan kaki ku dan melangkah mendekati sumber suara. Seorang biarawati paruh baya berdiri menyambut ku. Aku tersenyum dan membungkuk, "Selamat siang" sapa ku.

SINFUL [ 1 ] Where stories live. Discover now