Chapter 15 : Kitten & Rome

51.9K 3K 291
                                    


S I N F U L
--The Beginning--

=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*
F I F T E E N : KITTEN & ROME
=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*=*

[An-Hee]

"Aku...kekasih mu?" tanya ku masih memandang ke arah Gilbert tak percaya. "Kau tak dengar aku sudah menyatakan cinta pada mu?" kini Gilbert mengerutkan alisnya. "Tidak, aku tidak mendengarnya... Bisakah kau mengulangi pernyataan mu lagi?" tanya ku. Gilbert menggelengkan kepalanya. "Ayo bocah, kita harus segera pulang" ujarnya. Ia menyeret ku kembali masuk ke mobil. "Aku bukan bocah! Aku punya nama!" seru ku seraya bergeser untuk memberikan Gil tempat duduk. "Gil, apa kau bersungguh-sungguh?" tanya ku lalu membiarkan anak kucing itu duduk dipangkuan ku. "Laki-laki tidak berbohong dengan pernyataan cintanya" jawab Gil. Aku tersenyum lalu memeluk lehernya dengan lengan kurus ku, lalu ia membelai punggung ku.

"Aku juga mencintai mu, Gil" ujar ku.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di gedung perusahaan Gil. Supirnya membukakan pintu untuk kami dan mempersilahkan Gil keluar dari mobil. Gil mergulurkan tangannya dan membantu ku keluar, setelah aku menginjak keluar, ia menaruh tangannya di pinggul ku dan membuat ku berjalan berdampingan dengannya.

"Boss!" panggil salah seorang anak buah Gil.

Gil menatap anak buahnya, lalu anak buahnya membisikkan sesuatu. Gil mengangguk dan melepaskan tangannya dari pinggul ku. "Kau bisa pergi ke ruang makan dan minta tukang masak membuatkan makan siang untuk mu" ujarnya.

"Kau akan pergi?" tanya ku. Gil mengangguk lalu mengecup bibir ku.

 "Kalau kau jadi bocah yang baik hari ini, aku akan memberikan hadiah untuk mu" ujarnya. Aku menatap Gil dan mengangguk.

Gil berjalan meninggalkan ku dan berbincang dengan anak buahnya.

Aku menatap anak kucing kecil itu, "miaaww" anak kucing itu mengeong dengan manisnya, membuat ku tersenyum. Aku berjalan menuju ke lift dan sebelum aku menekan tombol lift, anak buah Gil berlari dan menekankan lift untuk ku. Aku sedikit terkejut tapi aku tidak mengatakan apa-apa. Tidak lama pintu lift terbuka dan aku masuk ke dalam bersama si anak kucing kecil itu. Sedangkan anak buah Gil membungkukkan badannya hingga pintu lift tertutup.

"Kau lihat, kucing kecil. Mereka berbuat baik sekali sekarang pada ku. Kurasa itu karena Gil" ujar ku pada anak kucing kecil itu. "Miaaw, miaww" balas si kucing kecil.

Pintu lift terbuka di lantai yang ku tuju. Aku berjalan keluar dan langsung melangkah kaki ku ke ruang makan.  Di ruang makan aku melihat Xing duduk sambil mengupas jeruk. Aku berjalan menghampiri Xing dan duduk di sampingnya. Xing menatap ku dan menyodorkan jeruk yang sudah ia kupas. "Tidak, terimakasih" ujar ku.

Xing menarik jeruknya lalu melahap sepotong demi sepotong. Aku meletakkan anak kucing itu diatas meja makan dan ia mulai mengeong. "Kau lapar?" tanya ku. "miaww" jawab si anak kucing. Xing menoleh ke arah ku dan menatap anak kucing diatas meja. "Kau membeli anak kucing?" tanya Xing. "Aku memungutnya" jawab ku. "Boleh aku menyentuhnya?" tanya Xing. "Tentu" Xing mengulurkan tangannya perlahan dan kemudian membelai kepala anak kucing itu. Anak kucing itu memejamkan matanya dan mendengkur pelan menikmati belaian Xing.

"Dia manis sekali" jawab Xing. Aku mengangguk. "Xing, aku ingin minta maaf" ujar ku. Xing menghentikan tangannya dan menatap ku. "Untuk apa?" tanyanya. "Aku mengatakan sesuatu soal apa kau baik-baik saja meski membunuh banyak orang, seperti itu bukan. Aku minta maaf" jawab ku. 'Meskipun Xing membunuh orang tapi ku rasa dia punya alasan, dan ketertarikkannya pada anak kucing adalah sama seperti gadis pada umumnya' ujar ku dalam hati. Xing kembali membeli kepala anak kucing itu. "Kau tidak perlu minta maaf" balas Xing. Aku mengangguk dan mengamati bagaimana kucing itu menyukai belaian Xing. "Kau suka kucing?" tanya ku. Xing mengangguk. "Aku akan meminta chef membuatkan makan siang untuknya" ujar ku lalu beranjak dari kursi ku.

SINFUL [ 1 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang