Bonus Chapter

61.2K 3.4K 381
                                    

Neo belum bisa tidur, jadi dia keluar dari kamar. 'Ian's stinks either, Riley! Aku tidak betah sekamar dengan Homo. NEO NO HOMO— Probably' pikir Neo. Bocah remaja itu tidak bisa diam.

Neo memutuskan pergi ke kamar Gilbert, mungkin An-Hee bisa bermain dengannya, atau Gilbert bisa meladeninya main. Setidaknya rasa jenuhnya akan hilang.

"Ahn...Ahh! Gil..ahh..lebih cepat.."

Neo mengerutkan dahinya kesal. "GAH! THIS PLACE FULL OF HOMOS!" serunya. Mendengar Bossnya sedang bersenggama, membuat Neo ingin cepat-cepat pergi.

"Not Ian, Not Gilbert! OLD MAN IS PERVERTED!" seru Neo dengan kesal.

"Damn... I lost my lovely headsss!" Neo menghentakkan kakinya kesal, teringat kejadian beberapa bulan lalu. Tidak biasa ia mendapatkan mangsa kembar, apalagi mereka rupawan.

Neo memutuskan untuk turun ke lantai dasar dan bermain-main dengan anak buah Gilbert.

"HEY OLD MEN!" sapanya. Anak buah Gilbert mengernyitkan alisnya, lalu melihat Neo tersenyum ke arah mereka, anak buah Gilbert memutuskan untuk bergegas pergi.

"Oh! SHIT! WAIT!" seru Neo. Ia mengerutkan bibirnya dan menendang ke udara kosong. Anak buah Gilbert tahu dan sadar betul siapa Neo. Mereka menakuti bocah malang yang hanya ingin bermain itu.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Neo dari belakang. "Oh! SHIT!! YOU SCARED ME OUT!" teriak Neo. Xing menatap Neo tanpa ekspresi. Hanya saja, suara Neo yang keras, selalu membuatnya kesal.

"Apa yang kau lakukan tengah malam seperti ini?" tanya Xing.

"Kau sendiri?" Neo balik bertanya.

"Hanya berkeliling dan mencari udara segar bersama kucing kecil" ujar Xing. Neo menatap kucing yang dibeli Ian, Riley dan Adelle tadi pagi.

"It's for baby An-Hee??" tanya Neo. Xing mengangguk. "Sweet!! He'll be happy!" serunya. Xing mengangguk lagi.

"Let's go sleep" ajak Xing. Neopun berjalan mengikuti Xing seraya bermain dengan kucing kecil yang ada di bahu Xing.

Neo kembali ke kamarnya dan mencoba tidur—

Tapi lagi-lagi ia bangun karena tidak bisa tidur. Ia berjalan keluar kamar dan pergi ke kamar An-Hee lagi.

"Have they finished?" ujar Neo, dengan hati-hati melangkah ke arah kamar An-Hee.

Neo melompat girang ketika suara-suara aneh tidak lagi terdengar keluar. Perlahan ia membuka pintu kamar dan melihat An-Hee sedang tidur pulas, sementara Gilbert baru saja berganti baju.

"Boss!" panggil Neo.

Gilbert berbalik dan menatap Neo. "Tidak bisa tidur lagi?" tanya Gilbert. Neo mengangguk dengan bersemangat.

"Neo's so bored!" gerutunya. Gil menghampiri Neo dan mengajaknya keluar kamar. Bocah ini dapat menganggu tidur An-Hee, pikir Gilbert.

"Let's have milk for you" ujar Gilbert, Neo mengikuti Gilbert masuk ke ruang makan dan daapur.

Chef mereka sudah pergi untuk tidur, tapi secangkir susu hangat adalah hal mudah, karena itu Gilbert tidak perlu memanggil chef mereka.

Ia membuat secangkir kopi untuknya dan susu hangat untuk Neo. Setelah siap mereka membawa minuman malam mereka ke ruang makan. Neo menatap segelas susu hangatnya begitu senang. Sudah lama Gilbert tidak memberikan service untuknya!

"Setelah habis, pergilah tidur" ujar Gilbert seraya menyeduh kopinya.

Tidak bisa dielak lagi, bagi Gilbert yang merawat bocah itu sejak dia berusia 10 tahun, membuat Gilbert terkadang menjadi sosok ayah untuk Neo. Neo sendiri begitu menyayangi Gilbert selayaknya seorang anak menyayangi ayahnya.

SINFUL [ 1 ] Where stories live. Discover now