chapter 09

48 11 1
                                    

Sudah larut malam, tapi Fiona masih membolak-balik kertas laporan itu. Hanya sekitar sepuluh lembar yang berisikan informasi pribadi Arfa dan Luna. Sudah berjam-jam juga Fiona memikirkan motif Arfa menculik bayi itu.

Sambil menggigit lembut ujung jempolnya, Fiona memutar kembali video CCTV lokasi TKP.

"Ah ... semakin ku tonton, semakin tidak bisa berpikir," kata Fiona setelah cukup lama menonton rekaman itu berulang-ulang.

Dia beranjak dari kursinya, lalu memasukkan koin untuk mendapatkan minuman dingin rasa strawberry itu.

Fiona membuka dan meneguknya dengan kasar. "Ah ...," ucapnya setelah puas meneguk minuman itu.

Tak lama setelah Fiona kembali ke tempat duduknya, terlihat David yang baru saja keluar dari ruangannya. Dia sedikit terkejut melihat Fiona masih berada di kantor semalam ini.

"Kau belum pulang?" tanya David.

"Sebentar lagi, kau bisa pulang duluan," tolak Fiona halus.

David mendekat, dan memeluk Fiona dari belakang kursinya. "Suami macam apa yang meninggalkan istrinya selarut ini," goda David.

"Dan ...," ucap Fiona berbalik menghadap David, "suami macam apa yang menganggu kesenangan istrinya?"

"Hei, sayang masih marah soal itu?" tanya David dengan nada menggoda.

Fiona meresponnya dengan membuang muka.
"Ohhh ... cup ... cup ... baiklah, kalian boleh satu team lagi." Fiona terlihat senyum senang.

"Tapi ...," ucap David ditengah senyuman Fiona. Perempuan itu terhenti tersenyum.

"Sayang jangan marah-marah lagi, kumohon," ucap David memohon manja.

"Baiklah, sekarang, ayo pulang." Fiona langsung menutup laptopnya, dan  bergandengan tangan dengan David.

***

Pagi yang cerah, Fiona bangun sekitar jam enam kurang sepuluh menit. Dia langsung menutup alarmnya dan segera menuju dapur.

Tak lama berselang, David bangun dengan mata yang sedikit berat, tugasnya yang menumpuk membuatnya enggan untuk pergi ke kantor.

"Sayang," sapa David saat melihat Fiona sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Iya?" jawab Fiona singkat.

"Sarapan apa kita hari ini?"

"Seperti biasa, tapi ditambah ini." Fiona mengeluarkan susu coklat kesukaan David dari belakang badannya.

"Sayang ... kapan kau menyiapkannya? Kau tau, akhir-akhir ini, aku sangat sulit untuk membelinya karena umur dan wajahku yang tak sesuai," keluh David.

Fiona menuangkan susu itu di piring yang disiapkannya untuk David. Lalu ditambah rempah-rempah roti.

"Lain kali, mungkin aku akan menyiapkan nasi goreng saja," gumam Fiona malu-malu.

"Eh? ... jangan lakukan itu, dengan terpaksa. Aku lebih menyukai istri yang seadanya saja."

Fiona tersenyum senang mendengar hal itu. "Makanlah yang banyak. Aku akan sarapan setelah mandi nanti." Dan Fiona pun mengambil handuk lalu memasuki kamar mandi.

***

Pagi ini, di kantor, terlihat empat orang asing bagi Fiona. Empat orang itu serentak memberi hormat kepada Fiona.

"Salam," ucap mereka kompak. Fiona terkejut sebentar, lalu membalas hormat mereka.

"Kalian ... orang baru di sini?" tanya Fiona.

Si Kucing Hitam[ON GOING].Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora