chapter 11

43 8 0
                                    

Pagi ini, ditemukan Jasad seorang pria berusia sekitar 24 tahun. Pria itu ditemukan seorang warga yang kebetulan lewat dan mencium bau aneh di balik semak-semak. Sontak saja dia kaget ketika melihat mayat bersimbah darah di lehernya. Dan di tangannya, terdapat stiker 'Kucing Hitam'.

Fiona dan anggota barunya segera menuju lokasi kejadian dengan dibantu sejumlah polisi setempat.

"Sial, Dia lagi!" keluh Fiona. Dia sudah sangat geram dengan pelaku yang menempelkan stiker ini.

Lagi-lagi tak ada jejak apapun. Farrel sudah memeriksa CCTV sejauh beberapa meter dari lokasi kejadian. Namun tak mendapatkan apa-apa. Begitu juga dengan jasad korban. Luka dilehernya disebabkan oleh tali yang sudah dilapisi dengan beberapa pecahan kaca yang tajam.

Di ruangannya, David berdecak geram juga. Bahkan berita ini sudah diberitakan di TV, ataupun koran harian. Para wartawan sudah siap menunggu jawaban dari pihak kepolisian.

Tiba-tiba saja, telepon kantor David berdering.
"Halo?" ucap David ketika menjawabnya.

"Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa pembunuh berantai itu terjadi lagi? Bukankah kau sedang menyelidikinya?" tanya suara yang tak asing bagi David.

Itu adalah suara Ayahnya. Ketua komisaris kepolisian. Ayahnya yang merekomendasikan David menjadi Kepala kepolisian. David sudah menolak untuk menjadi Kepala kepolisian, tetapi jika David tak melakukannya, dia tak akan merestui hubungannya dengan Fiona.

"Lalu, jika aku menyelidikinya, dia tak akan melancarkan aksinya, begitu?" ucap David dingin.

"Lalu apa gunanya kau menjadi Kepala?"

"Siapa yang memaksaku diposisi ini?." David balik bertanya

Ayah David terlihat kesal mendengar jawaban itu. "Jika kau tak bisa menangkap penjahat itu, aku akan menghancurkan semua yang telah kau dapat! Termasuk istrimu," ancam Ayahnya.

"Silahkan saja, aku masih memiliki bukti-bukti Korupsi Ayah. Jika aku jatuh, maka Ayah akan hancur!"

"Anak kurang ajar!" Lalu Ayahnya mematikan telepon itu.

David menghela napas panjang. Jujur saja, dia tak ingin kembali berdebat dengan Ayahnya. Namun apa daya, Ayahnya yang selalu memprovokasi dirinya.

"Jika kau bukan Ayahku, sudah sejak dulu kau ku hancurkan berkeping-keping." Dia memukul keras meja kerjanya.

Di tempat lain, Fiona menempuh jarak 100 meter ke utara dari lokasi kejadian. Dia mencatat CCTV yang ada disekitar sana. Begitu juga dengan anggotanya, Alvaro dan Levi 100 meter ke barat, dan Angela dan Farrel 50 meter ke timur.

Sementara Eliana, dia sedang mengambil seluruh rekaman CCTV, tapi ada beberapa aksesnya yang ditolak. Dengan alasan, CCTV-nya Eror.

Setelah dua jam berada di lokasi kejadian. Akhirnya Fiona dan rekan-rekannya memutuskan untuk melanjutkannya di kantor saja.

Sesampainya di sana, Fiona langsung memutar rekaman CCTV yang didapatkan oleh Eliana. Dia juga sudah bilang ke Fiona bahwa ada beberapa CCTV yang ditolak aksesnya. Dan Fiona mengabaikan hal itu.

Saat ini, emosinya sangat naik. Satu-satunya hal yang ia inginkan adalah menemukan jejak pelaku. Meskipun hanya sekecil debu.

Sudah berulangkali, Fiona mengganti flashdisk, tetapi tak menemukan jejak pelaku juga. Begitu pula dengan Angela, Alvaro, dan Levi. Mata mereka mulai kelelahan karena sudah berjam-jam lamanya berada di depan layar monitor.

"Ketua, aku mendapatkan sesuatu!" kata Eliana mengejutkan semua orang.

"Apa?" Kali ini Fiona sendiri yang melihat monitor Eliana.

Si Kucing Hitam[ON GOING].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang