Chapter 18

50 6 1
                                    

Sudah berjam-jam tim Fiona memandang komputer dengan mengganti-ganti flashdisk. Sudah banyak tanda silang di peta. Fiona dan yang lainnya menghembuskan napas panjang. Mencari pelaku lewat CCTV memang sedikit melelahkan.

"Bagaimana?" tanya Fiona kepada rekannya.

"Tak ada hasil." Alvaro mengucapkannya dengan malas.

"Di sini juga, Ketua." Angela menyeduh minuman kalengnya.

"Oh iya, Farrel!" panggil Fiona. Dengan cepat, Farrel segera menghadap ke Fiona.

"Ada apa, Ketua?"

"Kau masih menyimpan rekaman mobil kemarin, 'kan?" tanya Fiona. Farrel mengangguk.

"Segera bawakan kepadaku."

"Baik," jawab Farrel, yang bergegas pergi.

***
Di taman kampus.

"Nay, seandainya aku pergi tiga tahun, mau kah kau menungguku?" tanya Raka tiba-tiba.

"Eh? Kamu kok ngomongnya gitu?" Nay memandang Raka dengan tajam. Dia berpikir kalau ucapan Raka tadi hanya perandaian saja.

"Jawab saja."

"Mau sepuluh tahun pun akan kutunggu."

Raka tertawa kecil dan berkata, "Haha, kamu bakalan keburu tua, tau."

"Tak apa," jawab Nay pasti. Mendengar jawaban itu, Raka hanya tersenyum sambil mengelus-elus rambut Nay.

"Maafkan aku, sayang." Nay mengangguk tanda memaafkan Raka.

"Jangan bicara seperti itu lagi. Hatiku benar-benar sakit." Nay memeluk erat Raka.

***

Farrel berlari dengan cepat menuju meja Fiona, dan dia ngos-ngosan. "Ada apa?" tanya Fiona.

"Berkas, videonya, hilang!" Fiona sontak berdiri. Dia tak percaya kalau hal itu akan terjadi. Begitu juga dengan rekan lainnya, mereka langsung berkumpul di meja Fiona.

"Kenapa bisa?" tanya Angela. Dan lainnya juga menanyakan pertanyaan yang sama. Farrel memandang timnya dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

"Bisa, kalian bantu aku mencarinya, di loker karyawan?" tanya Farrel. Dan semuanya setuju untuk mencarinya bersama-sama.

***

Seorang pelaku pembunuhan baru saja menyerahkan diri ke kantor polisi.

Mendengar berita itu, David memerintahkan Fiona untuk mengurusnya. Sementara, yang lain sibuk untuk mencari berkas-berkas yang hilang. Lalu, tanpa sengaja Farrel menginjak sesuatu. Sebuah flashdisk hitam. Langsung saja dia ambil, dan Farrel tunjukkan ke rekannya.

"Ini Flashdisk kalian?" tanya Farrel. Semua timnya melihat flashdisk itu. Dan semuanya menggeleng hampir bersamaan.

"Sepertinya, ini Flashdisk lama. Kurasa pemiliknya kehilangan ini. Baiklah, akan kuserahkan ini ke ketua. Kalian bisa lanjutkan mencari barang tersebut." Farrel bergegas pergi.

"Baik," ucap mereka semua kompak.

***

Farrel mendapatkan informasi, kalau Fiona sedang mengurus kasus pembunuhan. Dia segera mencari Fiona. Dan dia secara tak sengaja melihat Fiona sedang berhadapan dengan sang pelaku. Dia langsung menghampiri Fiona.

"Ketua Fiona, aku menemukan Flash--" Ucapan Farrel terhenti begitu melihat wajah pelaku.

"Si Kucing Hitam!" pekik Farrel dalam hati.

Raka hanya memandangnya sambil tersenyum ramah. Farrel terlihat kikuk dan tak tahu harus berbuat apa.

"Sialan, apa yang dia lakukan di sini? Bagaimana jika dia membuka mulut dan menyeret namamu? Aku ... harus melenyapkannya."

"Dia siapa?" tanya Farrel pura-pura tak tahu. Dan Fiona pun mendongak.

"Oh, dia ini pelaku pembunuhan yang menyerahkan diri tadi. Tak kusangka ada orang sepertinya di dunia ini."

"Begitulah," potong Raka, "sepertinya, Tuhan menyadarkanku, aku, sangat bersyukur sekarang."

"Meski itu akan membuatmu dipenjara seumur hidup?" tanya Farrel. Nadanya sedikit naik.

"Ehm. Jika begitu, agar adil, aku akan menyeret orang yang membantuku sampai sejauh ini. Tapi, bukankah aku akan berdosa bila menyeretnya juga? Aku yakin, dia sedang bahagia sekarang."

"Dasar gila!"

"Baiklah, jika kau berpikir begitu. Kau akan tahu akhirnya. Dan juga, Farrel, bawah dia ke sel penjara. Aku akan menyerahkan berkas ini ke Kepala David."

"A-Aku? Ah, baiklah, Ketua." Farrel memberi hormat sebelum Fiona pergi. Kemudian, dia membawa Raka dengan borgol di kedua tangannya.

***

Di perjalanan.

Farrel melihat sekitar, dan berbisik kepada Raka.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kau sudah gila, menyerahkan diri seperti ini? Kenapa kau tiba-tiba menyerahkan diri?"

"Pada intinya, kau takut kuseret, 'kan?" jawab Raka Dingin.

Farrel berdecak dan semakin mengecilkan suaranya. "Jika kau menyeretku, akan aku pastikan kau mendekam di penjara seumur hidup."

"Walah-walah, kau mengancamku sekarang? Tapi, sayang sekali. Gertakanmu tadi hanya mempan di penjahat kelas bawah saja."

"Lalu, kau akan melakukan kejahatan lagi nanti?" Farrel nampak penasaran.

"Kurasa ....." Raka berhenti. "Kita sudah sampai. Terima kasih, atas perhatiannya, Detektif." Raka tersenyum, sambil menyerahkan dirinya ke polisi yang sedang bertugas di sekitar sel.

"Apa yang harus kulakukan sekarang? Membunuhnya? Atau, menghilangkan bukti-bukti? Sampah itu sudah tak bisa menghiburku lagi."

***

Farrel memenjarakan Raka dekat dengan pelaku Si Kucing Hitam, Farrel berharap agar Raka membunuhnya.

"Jika begini, aku tak memiliki pilihan," gumam Farrel sesekali berdecak. Dia memutuskan pergi dari kantornya.

Eliana menghampiri Alvaro dan Angela, dia terlihat tergesa-gesa dengan sebuah flashdisk di tangannya.

"Ada apa?" tanya Angela. Dia sedikit penasaran, kenapa rekannya buru-buru begini.

"Di, mana Ketua?" tanyanya.

"Dia sedang menyerahkan berkas ke Kepala David. Sudah cukup lama, tetapi semoga saja dia masih di sana," kata Angela.

"Terima kasih." Setelah mengucapkan itu, Eliana segera pergi dari tempat itu.

***

"Ketua!" Elaian mendobrak pintu masuk. Terlihat, David dan Fiona sedang meminum teh bersama-sama. "Maafkan aku." Eliana membungkuk.

"Ah, tegakkan kepalamu, tidak perlu terlalu hormat," kata David.

"Dan juga, ada apa? Kenapa terburu-buru?"

"Kalian ... harus melihat ini!" Eliana menunjukkan Flashdisk yang dia bawah. Fiona nampak penasaran dan segera mengambilnya.

★BERSAMBUNG★

Lagi mood bikin cerita detektif 😂
Walaupun cuma singkat, paling enggak, bisa memuaskan mood yang sudah terpenuhi.

Thanks yang dah baca^^
Maaf, kalo masih ngawur. Keknya kedepannya bakal aku remake habis-habisan ceritanya.

|Falufi AS|

Si Kucing Hitam[ON GOING].Where stories live. Discover now