chapter 13

41 8 2
                                    

"Terimakasih." Fiona keluar toko dan memberi Hormat sesaat. Dia kembali mengecek list toko ditangan. Semuanya negatif. Tak ada yang memesan jubah yang dia cari disekitar ini.

"Benar-benar payah. Selangkah apa jubah itu?" Fiona menghapus keringatnya. Telponnya tiba-tiba berdering, dengan segera Fiona menjawab telepon itu.

"Ya? ... Ha? Kau serius? Hanya 50% ha...." Fiona menutup telepon. Dia menghembuskan napas berat. Dia memutuskan untuk beristirahat sebentar. Dia menghampiri toko minuman terdekat, dan memesan satu minuman rasa jeruk.

"Siap, mohon ditunggu ya." Pelayan itu segera mengerjakan pesanan Fiona. Sementara Fiona, di kembali memeriksa apa ada toko yang terlewat dekat sini. Secara tak sengaja, dia melihat David. Ya Kapten David, dia sedang memakai baju santainya.

"David." Fiona melambaikan tangan. David yang menyadari itu, langsung menuju tempat Fiona berada.

"Ada apa, sayang?" David duduk disebelah Fiona. Namun, Fiona hanya tersenyum. David semakin penasaran.

"Sudah memesan minuman?" Fiona mengangguk. David berusaha mencari sesuatu dibalik senyum istrinya ini.

"Biar kutebak, kau menemukan sesuatu, 'kan?" tebak David.

"Iya. Aku menemukan fakta bahwa mencari seperti ini bukanlah hal yang mudah." Nada bicara Fiona seperti orang yang putus asa.

"Cup-cup-cup. Kasihan istriku ini, sampai kelelahan menghadapi Kasus Kucing Hitam. Apa perlu aku meminta bantuan dari tim lain agar membantu kalian?"

"Tidak-tidak. Aku tidak keenakan meminta bantuan ke mereka. Aku tau masing-masing tim sedang sibuk sekarang." Mendengar penolakan halus dari Fiona, David hanya tersenyum. Tidak ada yang lebih penting bagi David selain istrinya.

"Kamu mau aku antar pulang?" tawa David. Lagi-lagi David menerima gelengan.

"Ini masih siang, terlalu dini untuk pulang. Oh iya, kau mau kemana?"

"Hanya menemui Ayah dikantornya. Ya sudah, aku tinggal dulu, sayang." David bangun dari duduknya dan pergi setelah mengecup kening istrinya.

***

Raka baru saja menyelesaikan kelasnya siang ini. Begitu juga dengan Nay. Mereka keluar hampir bersamaan. Raka yang spontan melihat Nay langsung menampilkan senyum kepadanya.

"Hai." Raka maju ke depan menghadap Nay.

"Hai," balas Nay.

"Mau kemana hari ini?" Raka melihat berkas yang dibawa oleh Nay yang berbentuk seperti sebuah buku.

"Kemana ya? Mungkin temani aku berlatih ballet mau?" Raka mengangguk setuju, dan mereka pun segera menuju ke sana. Raka terus saja melirik buku yang dipegang oleh Nay. Dia merasa curiga dengan buku itu.

"Ada apa?" Nay menanyainya karena merasa kalau Raka sedang memperhatikan sesuatu.

"Tidak ada. Ayo, kita berangkat sekarang." Dia berjalan dengan memegang pergelangan tangan Nay lembut.

***

"Ketua, apakah Anda menemukan barang yang kita cari?" tanya Levi saat melihat Fiona baru saja kembali ke kantor.

Fiona duduk dengan kasar, dan melempar sembarang daftar itu. "Daftar sialan! Aku merasa ini membuang-buang waktu saja." Fiona menghembuskan napas kasar.

"Tapi, jika kita tak melakukan itu, Kucing Hitam akan beraksi lagi," kata Levi.

"Kau pikir, dengan melakukan hal ini, pelaku akan berhenti membunuh orang?" Nada bicara Fiona sedikit naik.

"Sudah, Ketua. Jangan mendebatkan hal yang tidak penting," sela Alvaro. Tumben-tumbenan Alvaro bijak begini. Semua orang terkejut, yang orang tau, Alvaro ini adalah sosok yang Egois dan pendiam.

"Alvaro, kau tidak apa-apa? Tak biasanya kau sebijak ini." Namun, Alvaro malah meninggalkan mereka. Entah kemana perginya.

"Oh iya, mana Eliana? Aku dari tadi tak melihatnya?" Angela dan Levi menggeleng tanda tak tahu.

"Ah anak itu, jika aku tak melihatnya lima menit dari sekarang, aku akan---" Tiba-tiba Eliana muncul dengan pakaian yang sangat super seksi. Bahkan mulut Levi saja langsung terbuka takjub.

"Aku disini, Ketua." Eliana menghadap tepat didepan Fiona.

"Kuharap kau membawa berita baik."

"Tentu saja," balas Eliana dengan cepat. Fiona langsung bangun dari duduknya. "Apa?"

"Ada tiga toko yang menjual produk serupa. Pertama toko online NT. Kedua, penjual keliling bernama Roni, dan terakhir. Seharusnya ini daerahnya Alvaro, tapi karena mencurigakan aku langsung saja dan memeriksanya. Dia adalah Raka. Ada saksi yang bilang kalau Raka pernah memakai baju itu."

"Raka? Aku seperti pernah mendengarnya." Fiona mengingat-ingat. Raka itu bukanlah nama yang asing baginya. Dan ya, dia akhirnya mengingatnya.

"Anak itu terlibat lagi?" tanya Fiona.

"Ketua mengenal Raka?" tanya Eliana.

"Kau punya fotonya?" Eliana mengangguk. Lalu mengambil foto Raka dan memberikannya ke Fiona.

Fiona melihat foto itu. Dan tampak sangat jelas kalau itu adalah Raka. Wajahnya tidak banyak berubah. "Jika benar ini Raka, apa hubungannya? Tidak mungkin, 'kan kalau dia ini Kucing Hitam?"

"Apa yang tidak mungkin, sayang?" David tiba-tiba muncul. Entah darimana datangnya.

"Kepala ...." Semua orang, kecuali Fiona memberi hormat. Fiona tersadar kemudian menyusul hormat.

"Tidak apa. Angkat kepala kalian." Mereka menurut.

"Jadi? Apa yang bisa kalian simpulkan saat mengetahui tiga tersangka ini?" Mereka saling melihat.

"Tangkap tersangka!" Ucapan mereka hampir bersamaan.

***

Fiona dan Farrel tiba di kediaman Raka. Namun sayangnya Raka sedang tidak di rumah. Dia sedang menemani Nay yang sedang latihan ballet saat ini.

Raka terus kepikiran tentang buku itu. Entah kenapa dia tak bisa menghilangkan rasa penasarannya. Hatinya terus berkata, "Lihat buku itu. Lihat buku itu." Sehingga Raka tak tahan lagi. Dia permisi sebentar dengan Nay.

Raka secara diam-diam menuju ke loket penyimpanan barang, dan meminta barang Nay. Tanpa ragu, petugas itu memberikan barang Nay yang dititipkan.

"Sekarang kita lihat, buku apa sebenarnya ini." Raka perlahan membuka resleting tas itu, dan mengambil satu buku berwarna merah yang terselip diantara pakaian Nay. Kemudian Raka mengembalikan barang Nay itu ke Loker penyimpanan, dengan alasan mengambil barang yang kelupaan. Tanpa rasa curiga, petugas itu mengangguk mengerti.

Raka langsung menuju toilet terdekat. Dia perlahan membuka halaman pertama. Terlihat dihalaman pertama, “Trik Menjadi Istri yang Diidamkan.”

Halaman kedua, pembukaan. Raka membolak-balik buku itu beberapa halaman, dan itu hanya buku biasa.

"Sial, kenapa aku bisa penasaran dengan buku seperti ini."

Berita terbaru tentang Kucing Hitam, pelakunya sudah tertangkap dan akan diadili dalam dua hari ke depan.

Raka yang mendengar isi hati orang itu, langsung bergegas keluar dari toilet, dan mengirim pesan pamit kepada Nay dan langsung menuju mobilnya.

★BERSAMBUNG★

Alhamdulillah UN udh selesai^^
Semoga nilaku memuaskan.

|Falufi AS|

Si Kucing Hitam[ON GOING].Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ