21. Sakit

203 17 9
                                    

Minal aidzin walfaidzin 🙏
Mohon maaf lahir & batin semuanya..

Saya selaku penulis dari cerita ini mengucapkan selamat merayakan hari raya idul Fitri 🙏

Mohon maaf lahir dan batin dari saya,

Spesial Eid Mubarak aku publish part ini hehe..

Semoga kalian menikmati cerita aku,

Semoga kalian menikmati cerita aku,

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selamat Membaca!

Biarlah semuanya berjalan dan terlewati tanpa adanya rasa berlebihan diantaranya.

. . .

Seperti bisa hari Senin tidak jauh dari Upacara, dan hari inilah yang paling tidak disukai oleh beberapa siswa pada umumnya.
Termasuk Caca sendiri.  Caca terus menghembuskan nafas beratnya menatap tiang bendera, sudah lebih dari tiga puluh menit ia berdiri untuk mendengarkan sambutan dari kepala sekolah barunya ini.

Matanya beralih menatap awan, langit biru. Cuaca hari ini sangat baik, langit begitu cerah walaupun sang mentari belum terlalu menampilkan wujudnya.

Caca mendengus sebal, kepalanya terasa pusing dan berat. Ia menundukkan kepalanya beralih menatap sepatu usang miliknya. Walaupun belum terlalu usang, hanya kusam karena belum dicuci olehnya.

Ia sangat lelah hari ini, sebenarnya ia tidak ingin masuk sekolah karena kondisi tubuhnya yang kurang memungkinkan apalagi Caca punya vertigo. Tidak bisa sedikit kelelahan karena akan seperti sekarang ini, kepalanya akan sangat sakit dan berat. Juga terasa berputar.

Caca meringis kecil merasakan denyutan yang terasa di kepalanya. Matanya ia pejamkan sejenak untuk mengurangi rasa berat dan berputar-putar dikepalanya. Ia juga terus menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan.

Dahinya mengernyit sehingga membuat keringat didahinya meluncur membasahi wajahnya.

Bella dan Anggun saat ini menjadi petugas pengibar bendera. Sedangkan Kiya harus berdiri dibelakang barisan untuk berjaga-jaga apabila ada yang sakit atau pingsan karena itu salah satu tugas seorang PMR.

Dan tepat disamping Caca adalah barisan dimana Safitri berdiri. Fitri terus bergumam kecil karena merasa bosan mendengarkan ucapan dari sang pembina. Kakinya terus bergerak kecil untuk menghilangkan rasa pegal dikakinya karena terlalu lama berdiri.

Fitri sekilas menoleh kearah Caca, ia menatap perempuan disampingnya sekilas lalu kembali menatap Caca dengan lekat. Ia bingung kenapa Caca terus menunduk dan enggan membuka matanya, keringat diwajahnya juga bercucuran begitu saja dari keningnya.

My Girlfriend Is MayoretWhere stories live. Discover now