23. Ancaman

147 17 0
                                    

Haii, say hello dong ehe. 👉👈
Yak, hari ini aku update yuhuuuuu!

Pdhal Minggu kmrn baru aja update gitu kan? Ga kerasa dah update aja diminggu berikut ini. Dilapak sebelah aja belum update-
Emang jadwalnya sih dua Minggu sekali, kalo MGFM emang seminggu sekali insyaallah.
Kalo sehari bisa duakali atau seminggu duakali berarti lagi punya mood authornya wkwk.

Ya, semoga selalu lancar kayak gini walaupun ada sedikit masalah atau kendala dijalan.

Sebelum membaca jgn lupa untuk vote dan komen! Share juga boleh dong ke temen-temenmu yang lain!

.

Selamat Membaca!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selamat Membaca!

"Awh-anjir, pelan kek elah!" Samsul meringis kesakitan lalu berusaha menghindar ketika kapas yang dibaluti alkohol menyentuh dan menyapu daerah wajahnya yang terluka.

Andika mendengus sebal melihat tingkah Samsul yang merengek dan terus menghindar seperti itu. "Sul, jangan kayak bocah deh. Kasian Hendra udah kesel banget sama Lo."

Hendra berdecak kesal lalu melempar kapas digenggamannya. "Tuhlah, obatin sendiri aja! Lo minta diobatin tapi kayak gitu." Hendra mendumel sambil melirik Samsul yang sedang meringis.

Samsul menoleh melirik Hendra yang hendak beranjak dari tempat duduk. "Mau kemana Lo?" tanyanya membuat Hendra menatapnya malas. "Kantinlah, males Gue sama Lo."

Samsul membulatkan matanya menatap Hendra. "Gila ya Lo? Udah gila? Terus Gue ama siapa disini, Jancuk!?"

Hendra memutar bola matanya malas. "Gue gak peduli! Ayok, Dik." Hendra berjalan melangkah kearah pintu keluar, saat dirinya hendak keluar dari sana matanya bertemu dengan seseorang yang menatapnya dengan tatapan bingung dan bertanya-tanya.

Laki-laki itu mengerutkan alisnya saat melihat wajah babak belur milik Samsul. Lalu beralih menatap perempuan yang sedang berbaring didalam ruangan itu dengan tenang. "Kalian, ngapain pada disini?"

Hendra berdecak kecil, "Lo mending urus aja salah satu anggota Lo. Didik yang bener deh, jangan sampe buat Gue marah karena berani-beraninya ngasih ancaman sampah kayak gitu."

"Ancaman?" Dito semakin mengerutkan alisnya. Keningnya ikut berkerut. "Ancaman apa? Dan siapa yang ngancem kalian?"

"Lo bakal tau sendiri entar, Gue gak akan buka suara. Gue dan temen Gue bakal tutup mulut, sesuai kemauan junior Lo itu." ucap Hendra setelahnya langsung pergi dari sana bersama dengan Andika di belakangnya.

My Girlfriend Is MayoretWhere stories live. Discover now