33. Ter[Jebakan]

189 13 8
                                    

Selamat Membaca!

Haii !!
Apa kabar semuanyaa? Aku harap kalian sehat terus yah, jaga kesehatan dikala situasi lagi seperti ini.

Sebelumnya aku minta maaf banget karena gak muncul-muncul dan update. Maaf banget, sesuai perkataan aku kemarin. Setelah selesai PKL, aku langsung ngejar deadline laporan dan ditengah sibuknya revisi laporan itu aku juga penilaian akhir tahun. 2 Minggu lebih kemarin itu beneran sibuknya luar biasa.

Begitupun sekarang, lagi nyelesain nilai nilai yang kurang atau tugas yang belum selesai untuk nilai kenaikan kelas 3. Alhamdulillah, laporan udah selesai rasanya sumpah mumet banget sih :(

Karena hari ini lagi ada waktu+mood banget jadinya aku update hehe. Meski lagi kram-kramnya ini perut :)

Semoga kalian suka sama part kali ini, selamat malam Sabtu hehe

See you di next part!

•~•~•~•~•~•~•~•~•

Suara-suara aneh dan gemercik air mulai terdengar ketika Caca perlahan mulai membuka matanya sadar dari alam bawah sadarnya. Perlahan Caca mendengar suara yang tak asing baginya. Terdengar suara pertengkaran antara perempuan dan laki-laki, Caca membuka sedikit kelopak matanya menatap kedua orang yang sedang beradu mulut itu. Matanya menyipit ketika cahaya dalam ruangan itu begitu kontras sehingga membuat ia meringis merasakan sakit dikepalanya. Matanya kembali tertutup seiring dengan ringisan kecil dari mulutnya.

Suara ringisannya tentunya terdengar hingga ke pendengaran kedua orang yang sedang berbincang itu. Keduanya menoleh menatap Caca yang saat ini sedang mencoba bangkit dari atas tempat tidur.

"Bagus, udah bangun dia." perempuan dengan rambut panjang sebahu itu menghampiri Caca, duduk dipinggir kasur.

Caca menoleh kesamping saat merasakan ada sebuah tangan yang mengelus bahunya. "Bella?"

Bella tersenyum kala Caca menyebutkan namanya. Senyuman yang sangat tulus Dimata Caca, namun tidak bagi Bella. Ya, Bella adalah salah satu dalang dari semua ini. Semua orang bahkan tertipu dengan kebaikannya selama dekat dengan Caca. Nemun siapa sangka bahwa dirinya sangat membencinya. Bella sangat benci dengan Caca. Karena Caca yang membuat sahabat masa kecil meninggalkan dirinya juga Fino. Bella juga merupakan sahabat dekat Arine. Bahkan sebelum Caca mengenal Arine, Bella dululah yang kenal dengannya dan menjadi sahabat Arine.

Bella yang selalu mendukung dan memberi semangat ketika Arine merasa lelah dengan keadaan rumah tangga orang tuanya. Dimata Bella, Caca sama sekali tidak peduli dengan apa yang dirasakan oleh Arine. Caca hanya mengetahui bahwa sahabatnya senang dan bahagia disampingnya, itu disebabkan Arine tidak ingin Caca menjadi terbebani juga dengan apa yang dirasakannya pada saat itu. Karena Arine pikir Caca juga mempunyai masalahnya sendiri, yaitu masalah mentalnya.

Bella mengingat kala saat itu Arine tidak marah saat mengetahui Caca ternyata dekat dengan pria yang ia suka. Pandu. Sejujurnya Arine sudah mengetahui bahwa Pandu tidak suka dengannya, melainkan dengan Caca. Tetapi ia tak mempermasalahkan itu, toh tujuan untuk dekat dengan Pandu agar ia bisa melupakan masalah yang sedang dihadapinya. Agar ada semangat hidup, itu kata Arine.

Tetapi semuanya hanyalah omong kosong. Bella sangat muak dengan kepolosan Caca, ketidakpekaan, dan masa bodo dengan keadaan. Bella adalah orang yang menghasut Fino juga Arine.

My Girlfriend Is MayoretOnde histórias criam vida. Descubra agora