13

4.7K 230 4
                                    

"Buruan diminum, Sya!" Ucap Mila tak sabaran.

Jus alpukat yang dipesankan Nara sama sekali belum disentuh Tasya. Teman-temannya sudah tidak sabar menunggu Tasya untuk meminumnya.

"Keburu masuk kalau nggak lo minum," peringat Fely.

"Nggak mau! Gue liatnya aja pengen muntah," tolak Tasya.

"Lo harus minum dong. Kan udah sepakat tantangannya ini," kata Nara. Mila dan Fely menganggukinya.

"Lo aja yang minum, Ra," Tasya mendorong gelas jus alpukat itu ke depan Nara.

"Kok jadi gue?" Tanya Nara bingung.

"Lo yang pesen, jadi lo yang harus minum lah," ucap Tasya dengan senyumnya.

"Gue pesen buat lo, bege!" Nara gemas pada Tasya, ia menjitak kepala Tasya hingga Tasya meringis.

"Cepetan ah, lama!" Kata Fely yang sudah tidak sabar lagi.

Dengan ragu-ragu Tasya mengambil jus alpukat yang dipesan Nara. Tangannya bergetar saat memegang gelas berisikan jus alpukat itu. Saat jus alpukat itu hampir saja berhasil masuk ke mulutnya, ia kembali meletakkan gelasnya.

"Gue nggak sanggup," ucapnya.

Nara, Mila, dan Fely berdecak. Mereka sudah tidak sabar. Hampir saja jus alpukat itu berhasil masuk ke dalam mulut Tasya.

"Buruan elah! Greget sendiri gue dari tadi liatnya," kata Mila. Kedua tangannya mengepal gemas.

Tasya mencebikkan bibirnya. Ia mengambil lagi jus alpukat itu. Dengan gerakan yang sangat pelan ia menempelkan mulut gelas di bibirnya. Matanya ia pejamkan lalu meminum seteguk jus alpukat.

"Huekk...."

Tasya menutup mulutnya. Mukanya memerah seperti terbakar. Nara, Mila, dan Fely kompak menertawakannya.

"Lagi dong. Sampai habis," Fely menunjukkan ibu jari dan jari telunjuknya membentuk huruf O.

"Gila! Baru seteguk aja gue udah mau muntah, apalagi segelas gini," gerutu Tasya. Ia masih menahan agar tidak muntah.

"Sini-sini gue bantuin, buka dulu mulutnya," Nara mengarahkan jus alpukat itu ke mulut Tasya, karena refleks Tasya mendorong gelas jus itu kuat-kuat.

Jus alpukat yang dipegang Nara itu tumpah. Tepatnya menumpahi seragam seorang siswa. Mereka terkejut saat mengetahui jus itu tumpah di seragam Raffa.

"Anj---, lo lagi, lo lagi!" Umpatnya pada Nara

"Maaf, gue nggak sengaja," ucap Nara panik.

"Maaf?" Tanya Raffa tak santai.

Nara tak menjawab. Ia mengambil tissue yang ada di atas meja. Dengan sigap ia membersihkan jus alpukat yang tumpah di seragam Raffa itu. Namun Raffa mencekal tangannya dan menariknya pergi dari kantin.

Nara memberontak, ia berusaha melepaskan cekalan Raffa. Namun nihil, tenaganya dibandingkan dengan Raffa tidak ada apa-apanya. Teman-temannya hanya bisa memandangnya kasihan, mereka takut untuk membantunya.

"Lepasin! Gue nggak mau ikut lo!" Kata Nara. Tangan kirinya berusaha melepaskan cekalan tangan Raffa di pergelangan tangan kanannya.

"Lepasin!" Nara memberontak. Raffa tak menggubrisnya dan terus menariknya.

"Maksud lo apaan, sih?"

"Lepasin gue!"

"Cowok bege! Lep--,"

"Lo diem atau gue gendong?" Raffa memotong ucapan Nara. Ucapannya barusan berhasil membungkam mulut Nara.

Nara hanya pasrah dan tidak memberontak lagi. Ia hanya mengikuti ke mana Raffa akan membawanya. Seluruh siswa memperhatikan kejadian itu. Banyak yang menatap Nara tak suka.

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang