53

3.3K 161 8
                                    

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, akhirnya ojek online yang membawa Nara tiba di rumah Yoga.  Dengan segera Nara melepas helm-nya dan membayar ongkosnya.

Sebelum Nara mengetuk pintu, pintu itu terlebih dulu terbuka dan menampakkan seorang pria dengan rambut acak-acakan khas orang bangun tidur.

Pria itu mengucek matanya beberapa kali saat melihat sosok perempuan di depannya. "Eh! Lo ngapain malem-malem ke sini, Ra?"

"Ada perlu bentar sama lo, Kak," Nara tersenyum manis.

"Oohhh..... Ya udah ayo masuk dulu!" Yoga membuka lebar-lebar pintu rumahnya dan mempersilahkan Nara masuk.

Nara mengikuti Yoga duduk di sofa ruang tamunya. Gadis itu menatap Yoga aneh saat Yoga terus melihat ke wajahnya terus-menerus.

"Mata lo sembap, Ra. Habis nangis ya lo?" Yoga menunjuk kedua mata Nara yang terlihat merah dan sembap.

Nara mengibaskan tangannya, "Ah, enggak! Ini cuma kena debu di jalan, soalnya gue naik ojek."

Yoga mengangguk percaya, pasalnya ia tak tahu menahu tentang masalah antara Raffa dan Nara.

"Sebenernya gue mau tanya sesuatu yang nggak memungkinkan buat gue tanya ke Kak Raffa maupun Kak Satya. Jadi gue tanya ke lo dan gue harap lo bisa jawab ini semua, Kak," ucap Nara pelan dan terlihat ekspresinya sangat memohon pada Yoga.

"Tanya apa?" Kedua alis Yoga bertaut.

Nara menggigit bibir bawahnya sebelum mengatakan tujuannya. Ia ragu, namun ia harus menanyakannya pada Yoga.

"Sebenernya ada hubungan apa sih antara Kevin sama Kak Raffa dan Kak Satya? Mungkin ada hubungannya juga sama lo karena lo sahabat mereka berdua juga, kan?"

Sentakan kecil dapat Nara lihat dari pria itu. Sepertinya pria itu memang terkejut dengan pertanyaan Nara yang tiba-tiba.

"Lo ng-ngapain tanyain itu, Ra?"

"Gue pengen tau apa alasan Kak Raffa selama ini larang gue buat ketemu Kevin. Dan gue yakin lo bisa jelasin itu semua ke gue," Nara mengangguk mantap.

"Sorry, Ra. Kayaknya gue nggak bisa," ucap Yoga lemah.

Nara menghela nafas pelan. Dugaan awalnya benar, mungkin agak sulit untuk membuat Yoga mau menjelaskannya.

"Please, Kak. Gue nggak mau hubungan gue dan Kak Raffa jadi rusak cuma karena masalah ini," Nara menatap dalam mata Yoga.

Rasanya sulit untuk Yoga mengatakan semuanya pada Nara. Namun ia juga tak mau jika hubungan sahabatnya dan Nara harus rusak karena masalah ini.

"Oke, gue bakal jelasin intinya aja," pasrah Yoga pada akhirnya. "Tapi lo harus janji sama gue setelah ini lo nggak akan nentang lagi apa yang Raffa dan Satya larang buat lo. Karena gue percaya, itu semua demi kebaikan lo."

Senyum sumringah muncul di wajah Nara. Gadis itu mengangguk antusias dan fokus pada Yoga untuk menunggu penjelasan dari pria itu.

"Sebenernya kita bersahabat 4 orang, satunya itu Kevin. Tapi setelah suatu kejadian yang disebabkan oleh Kevin membuat semuanya berantakan," ekspresi Yoga mulai berubah serius.

"Raffa punya adik cewek. Di antara gue, Satya, dan Kevin, adiknya Raffa tuh paling deket sama Kevin," pandangan Yoga lurus ke depan. Tatapannya menajam, persis ketika Raffa sedang diam.

Mata Nara terbelalak. Ia tak tahu kalau Raffa punya seorang adik perempuan. Seingatnya saat ia di rumah Raffa tidak ada seorang perempuan lagi selain Bunda Santi dan Bi Tar.

"Kak Raffa punya adik cewek?" Tanya Nara untuk memastikan pendengarannya tidak salah. Yoga mengangguk mantap.

"Dua tahun lalu, Kevin patah hati karena diputusin sama pacarnya. Adiknya Raffa ajak main dia tapi dia sama sekali nggak peduli, bahkan sampai adiknya Raffa ngejar dia ke jalan pun dia nggak peduli.

NARAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang