49

3.3K 217 50
                                    

Happy reading guys😊

Don't forget to vote and comment 😘

-----

Menu sarapan pagi hari ini terasa sangat lezat bagi Nara. Meskipun sama seperti hari-hari sebelumnya. Namun karena suasana hatinya yang sedang bahagia menjadikan makanan yang ia makan terasa sangat enak dari biasanya.

Nasi goreng di piringnya ia makan dengan cepat. Senyum manisnya tak pernah luntur sepanjang ia makan.

Satya menatap Nara heran, ia pikir adiknya mendadak gila. "Semalem lo kesambet apa, Ra?" Tanya Satya.

"Nggak kesambet apa-apa tuh," jawab Nara dengan senyuman manisnya.

"Lo sakit ya?" Satya menempelkan punggung tangannya ke kening Nara. Tidak terasa panas, malah kening gadis itu terasa dingin.

Satya bergidik ngeri. Kelakuan Nara pagi ini diluar dari batas wajar kenormalan seorang Nara. Namun gadis itu sepertinya tak peduli, ia tetap senyum-senyum tidak jelas.

Nara beranjak dari duduknya dan menggendong tas ranselnya di pundak. Tangannya menyambar kunci mobil yang ada di atas meja. Ia mendekati Satya dan mengecup pipinya kilat sebelum berlari pergi.

"Dia adik gue yang asli apa bukan sih?" Monolog Satya. Ia memegang pipinya yang tadi sempat dicium oleh Nara.

-----

Bel istirahat telah berbunyi sejak lima menit yang lalu, namun Tasya belum juga menyelesaikan catatan biologinya. Kemampuan Tasya dalam menulis kilat mendadak hilang. Jari-jarinya semakin lemas, tak mampu lagi untuk menulis catatan yang cukup banyak itu.

"Ayo buruan, Sya! Nulisnya yang cepet kayak biasanya dong. Kita udah kelaperan dari tadi nungguin lo nggak kelar-kelar," omel Fely yang merasa lambungnya telah melintir.

"Tangan gue udah nggak mampu lagi lanjutin ini, sumpah!" Tasya meletakkan pulpennya asal. Ia menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V.

Nara, Mila, dan Fely sama-sama menghela nafas keras. Sepertinya mereka harus merelakan waktu istirahat untuk menemani Tasya menyelesaikan catatannya.

"Sini! Biar gue yang lanjutin, kalian ke kantin duluan aja," Nara mengambil alih buku serta pulpen milik Tasya. Ketiganya memandangnya aneh.

"Tumbenan lo hari ini baik banget deh, Ra," ucap Mila yang heran dengan sikap Nara hari ini.

Nara mengedikkan bahunya acuh. Ia kemudian duduk di bangkunya dan mulai menyalin tulisan di papan tulis ke buku tulis Tasya.

"Udah sana ke kantin dulu, gue pesenin sekalian. Ntar gue yang kumpulin nih catetan. Sebelum gue berubah pikiran sekarang juga," ucap Nara tanpa melihat ketiganya.

Tanpa menunggu pengulangan, ketiganya segera berlari keluar dari kelas. Takut jika Nara akan berubah pikiran dan membuat mereka tak mengisi perut di saat istirahat.

Nara menggelengkan kepala geli. Kemudian ia melanjutkan menulis catatan Tasya. Tak butuh waktu lama untuk Nara menyelesaikan catatan tersebut. Ia segera beranjak menuju ruang guru untuk mengumpulkannya.

NARAFAWhere stories live. Discover now