TBAI #8

16.9K 2.7K 361
                                    

Hola! Ada orang kah? Ada yang kangen kah? Hehehe














Chanyeol memutar bola matanya bosan. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, yang berarti sebentar lagi ia akan makan siang. Namun kehadiran ibunya yang sampai sekarang tidak kunjung pergi membuatnya bosan.

Ia tidak boleh kemanapun, bahkan jika itu untuk pekerjaan. Terkecuali jika keadaan benar-benar sangat genting.

Ia juga sangat malas. Mendengar celotehan Yuan yang benar-benar membuatnya kesal. Memuji memang, tapi entah kenapa hanya mencari muka saja di depan ibunya.

Lagipula ada apa dengan ibunya sekarang? (Pt.2)

Biasanya ibunya sangatlah malas unuk berlama-lama di rumah besarnya ini. Selain tak ada kehangatan katanya, Chanyeol juga sering berpergian dan hanya pulang untuk tidur saja.

Berubah posisi.

Yang tadinya duduk dengan penuh kewibawaan, akhirnya Chanyeol menyerah. Ia menidurkan tubuh besarnya itu pada sofa mahalnya yang dibuat khusus dengan jangka waktu pembuatan adalah berkisar antara tiga sampai empat tahun

Sedangkan di sisi lain ruang tamunya. Ibu beserta Jiwon tengah asyik bermain bersama. Entah itu bermain game di ponsel canggih milik ibunya atau seperti seorang belajar melukis.

"Halmeoni, kau membuat lukisan yang sangat Indah! Ajarkan aku, ajarkan aku! Biasanya mama hanya mengajarkan membuat gunung, sawah lalu sebuah gubuk." curhat Yuan yang membuat Nyonya Park terkekeh.

"Sini biar halmeoni ajarkan. Nanti saat kau sudah besar, minta dengan Daddymu untuk diajarkan menembak dan juga memanah." perintah Nyonya Park yang mulai memegang tangan Yuan untuk membuat sebuah pola gambar.

Balita itu mengerjap cepat, begitu juga dengan Chanyeol yang berkerut keningnya.
"Siapa Daddy?"

"Dia." tunjuk Nyonya Park ke arah anaknya sendiri. "Yuan-ah, dia sekarang adalah Daddy-mu. Tak perlu sungkan untuk meminta sesuatu padanya. Kau juga harus menjadikan Daddy Chanyeol sebagai role modelmu, kau akan tumbuh menjadi remaja yang penuh akan pesona."

"Eomma!" tegur Chanyeol yang langsung segera bangkit. Namun nyonya Park hanya mendesis melirik tajam anaknya tak suka.

Lalu atensinya segera beralih pada Yuan yang masih diam dengan raut wajah bingungnya yang sangat jelas.
"Nah untuk yang tadi, jangan kau ambil contoh tidak baik dari daddy-mu ya."

Chanyeol mendengus kesal dan memilih untuk tak menanggapi sepasang ibu dan anak yang kemungkinan baru saja bertemu. Pria tampan itu mengambil ponsel di saku celananya dan memilih untuk memeriksa pekerjaan bawahannya.

Keheningan pun melanda dan hanya terdengar suara Nyonya Park yang tertawa senang mendengar pujian demi pujian yang terlontar dari bibir tipis namun pedas dan penuh kesombongan itu.

Sampai akhirnya, pemuda cantik datang memakai apron berwarna biru muda dengan corak buah strawberry disana. Rambutnya yang setengah lepek tak membuat senyumnya ikut luntur.

"Nyonya, makan siang sudah siap. Sebaiknya anda dan tuan ahjussi segera bersiap untuk menyantapnya. Dan Yuan biar aku saja yang akan mengurusnya." ucap Baekhyun sembari menyeka keringatnya yang tanpa permisi meluncur mulus di wajahnya.

Nyonya Park yang melihat Baekhyun seperti itu segera menghentikan pekerjaannya. Tubuh kurusnya terlihat masih sangat cantik untuk umurnya yang sudah tak lagi muda itu segera menghampiri Baekhyun.

"Astaga, menantu cantikku!" pekiknya. Jarinya yang sejak menikah dengan sang suami tak lagi memegang peralatan dapur, kini dengan ringannya tak keberatan untuk menyeka keringat Baekhyun yanh cukup banyak.

THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang