TBAI #20

12.4K 2K 396
                                    

Di ramein dungg hmm~ walaupun telat updatenyaa hmmm~

Pengen banget bikin angst gatau kenapa 🙄

















Chanyeol menghela napasnya menatap Baekhyun yang kini tengah duduk manis di sampingnya. Lalu melirik Yuan yang belum selesai, sesudah berbelanja pakaian nyatanya bocah itu pun ingin berbelanja banyak makanan dan juga es krim.

Yuan membuat Sehun dan Jongin kerepotan, di kedua tangan masing-masing kedua pria itu sudah penuh dengan belanjaan milik bocah berusia tiga tahun tersebut. Seperti memanfaatkan Chanyeol yang tengah berbaik hati hari ini, Yuan terlihat sangat serakah.

"Kenapa?"

Baekhyun menoleh, ia tersenyum tipis sembari menggeleng pelan. Kedua tangannya mengepal di atas paha mulusnya yang terpampang nyata. Lalu kemudian pandangannya ia bawa ke arah Yuan, membuat Chanyeol mengernyit tajam.

Pria tampan itu lagi-lagi menghela napasnya pelan. Jaket denimnya ia lepas, lalu meletakkan itu di atas paha Baekhyun. Bermaksud menutup aurat Baekhyun yang di perlihatkan secara cuma-cuma.

"Kalau tidak nyaman katakan saja. Kau tidak bisa menyenangkan Yuan dengan mengorbankan perasaanmu." Komentar Chanyeol yang memperbaiki letak jaketnya hingga kaki Baekhyun terbungkus dengan rapi.

"Hanya belum terbiasa. Baju ini sangat bagus, Yuan juga berkata jika aku terlihat pantas menggunakannya walaupun tak terima harus di katakan cantik." Sahut Baekhyun dengan kerucutan di bibirnya pertanda tak setuju. Dan hanya di tanggapi dengan kekehan kecil oleh Chanyeol.

"Kau selalu saja tertawa. Apa aku adalah seorang pelawak?! Di ejek cantik itu tidak enak! Aku adalah laki-laki." Lagi-lagi Baekhyun bersungut sekarang kini di tambah dengan hentakan kedua kakinya.

Chanyeol menghela napasnya. Tangannya ia angkat dan bergerak mengelus sayang belakang kepala Baekhyun, kemudian ia tersenyum.
"Kau memang bukan pelawak, tapi entah kenapa melihatmu berbicara saja membuatku sangat senang hingga tak bisa menahan senyum dan tawaku."

Delikan tajam Baekhyun berikan pada Chanyeol. Ia menjauhkan kepalanya hingga tangan Chanyeol sekarang kini menggantung dan perlahan turun.

"Aku tidak akan termakan rayuanmu." Ia menanggapi dengan ketus namun semburat merah muda di pipinya tak bisa mengelak. Dan hal itu pun tak luput dari pandangan Chanyeol.

"Aku tak memaksamu untuk jatuh cinta padaku." Chanyeol menyenderkan punggungnya di sandaran kursi yang tengah ia duduki, kedua tangannya bersidekap di depan dadanya. Tanpa aba-aba kepalanya bersandar nyaman di bahu kecil Baekhyun  hingga si empunya terkesiap, namun tak bisa berbuat apa-apa.

"Lagi pula tanpa bisa kau kendalikan, sekarang pun kau sudah mulai menyukaiku. Bukan begitu, noona?" Ejek Chanyeol dengan seringai jahil, dari sini ia bisa melihat bagaimana Baekhyun terlihat salah tingkah. Namun pria tampan itu hanya diam sembari kedua matanya perlahan menutup.






































"Aku tidak akan kembali ke rumah sampai besok, kau dan Yuan akan di bawah pengawasan Jongin."

Chanyeol bersandar di samping mobilnya. Setelah berbelanja demi kepuasan Baekhyun dan Yuan, pria tampan itu tak bisa langsung bersantai dan harus segera pergi ke kantornya. Walau hari sudah beranjak sore, tak mengurungkan niatnya untuk kembali ke rutinitasnya yaitu bekerja.

"Kenapa kau harus mengatakannya? Aku bisa menjaga diriku sendiri dan tidak akan kabur." Balas Baekhyun dengan malas. Sebenarnya ia hanya berusaha abai, termasuk untuk mengabaikan detak jantungnya yang selalu berpacu setiap Chanyeol berada sangat dekat dengannya.

THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang