TBAI #14

12.2K 2.2K 419
                                    

Skuyy di cek book baru saya ^^
Tentang romansa comedy yang mengocok perut dan menguras air mata ^^ Ramein yaa, biar saya bisa fast up



























Jam dinding terus berdentang seirama dengan ketukan jari pada meja kerjanya. Manik gelapnya melirik ponsel mahal yang tak menunjukkan sebuah panggilan masuk, kemudian beralih pada pintu ruangannya yang juga tak ada tanda-tanda jika ada orang yang masuk.

Helaan napas frustasi keluar dari belah bibirnya. Ia menatap Yuan yang sedang sibuk dengan sebuah game console hasil memerasnya kepada Sehun, salah pemuda itu sendiri yang meletakkan barang berharganya di sembarang tempat.

"Hey, bocah." Panggil Chanyeol namun hanya sebuah gumaman yang ia dapatkan sebagai jawaban.

"Kau tahu kemana perginya Baekhyun?"

Yuan mengangkat kepalanya, matanya menyipit curiga membuat Chanyeol sedikit salah tingkah.
"Ahjussi, kau mengkhawatirkan Baekhyun noona ya?!" Tudingnya dengan seringai jahil membuat yang lebih tua hampir saja tersedak.

"Hah." Ia menghela napas sarkas, seakan tudingan Yuan merupakan lelucon. "Aku tidak mengkhawatirkannya. Tapi baguslah, jika dia sudah tidak asa disini. Aku bisa menawanmu dengan leluasa."  Lanjutnya dengan senyum lega yang entah kenapa dia pun merasa aneh.

Bocah balita itu hanya mengangguk, matanya kembali menatap serius pada game yang ia mainkan. Walau entah sudah berapa kali suara game over telah berbunyi.

Chanyeol pun berusaha untuk tak terlalu ambil pusing dengan keberadaan Baekhyun. Ia kembali fokus pada berkas-berkas penting yang harus ia tanda tangani, namun beberapa saat kemudian ia mengerang kesal.

"Hey, bocah! Kau tak mengkhawatirkan noona mu itu?!" Tanyanya yang sudah sedikit jengkel.

Balita itu mengibaskan tangannya santai, tak seperti seorang tawanan yang di sekap oleh seorang ketua mafia paling di takuti se Asia itu. "Tenanglah ahjussi, kau tak perlu khawatir. Baekhyun noona itu sudah dewasa. Sudah pasti ia tahu jalan pulang."

Lagi-lagi pria tampan itu membenarkan pendapat Yuan dan kembali merasa sedikit cemasnya hilang.

"Benar. Dia sudah dewasa, tak kembali pun tak masalah."
































Sedangkan di sisi lain, pernyataan Yuan nyatanya berbanding terbalik dengan kenyataan.

Setelah Baekhyun terlepas dari mantan satu-satunya yang telah menyakiti ia sangat dalam. Pemuda cantik itu sekarang kebingungan mencari perusahaan Chanyeol itu.

"Apakah ini jalan yang benar? Astaga, aku bahkan lupa bagaimana bentuk dan nama perusahaan itu?!" Rutuk Baekhyun yang menyesal karena semenjak kedatangannya bersama Chanyeol ia hanya jalan menunduk.

Bibirnya mencebik kesal, kakinya menghentak kecil karena kesal tak menemukan jalan pulang. Bisa saja ia pulang ke rumahnya, tapi lagi-lagi ia buta arah. Ia bahkan tak tahu sekarang ia ada di kota apa. Jalan satu-satunya adalah kembali pada Yuan dan semua hal yang menyebalkan pada hidup pria tampan itu.

"Bagaimana keadaan Yuan saat ini? Pasti dia di siksa oleh Chanyeol, mengingat jika ia adalah incaran mafia tersebut. Astaga, kasihan sekali dia."

Sinar matahari semakin terik dan disini adalah daerah perkotaan. Sangat jarang adanya pohon besar untuk ia berteduh dari panas. Akhirnya Baekhyun menemukan sebuah bangku panjang tak jauh dari ia berdiri, pemuda cantik itu lalu berlari kecil dan senyum cantiknya terlukis.

THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang