TBAI #26

10.1K 1.6K 245
                                    

Kemungkinan next Chapter sudah end ya 😊😘

Kuy ramein zeyeeenggg💜💜💜
























Daehyun melirik Chanyeol yang kini tengah fokus pada jalanan didepannya dengan raut wajah datar. Kemudian pandangannya turun ke arah ponsel yang menunjukkan sebuah titik merah, tempat dimana sepertinya mereka akan tuju.

Sesekali ia meringis merasakan nyeri di area wajah dan juga beberapa bagian tubuhnya, benturan keras yang ia alami membuatnya kesakitan.

"Apakah ada seorang wanita di dalam mobil itu?"

Terperanjat dengan suara berat yang tiba-tiba menyapa pendengarannya. Daehyun membenarkan posisi duduknya, sebelum akhirnya menjawab pertanyaan dari Chanyeol.

"Sepertinya tidak ada, hanya ada satu orang pria yang mengemudikan mobil itu."

"Kau mengenalnya?"

Daehyun mengangguk. "Hm, aku pernah bertemu dengannya sekali pada malam itu. Dia mencoba ingin mengendalikan pikiran Baekhyun, membuat kekasihku itu akhirnya menjadi ketakutan setiap melihatku."

Alis Chanyeol terangkat, di dalam benaknya ia juga berpikir. Jika itu dia, sudah pasti bukan. Chanyeol bahkan baru kali ini bertemu dengan seseorang yang mengaku kekasih Baekhyun.

"Aku masih tidak percaya jika kau adalah kekasih Baekhyun." Komentarnya dengan nada sarkas. Ia tak habis pikir jika Baekhyun menerima pria disampingnya ini menjadi seorang kekasih. Daehyun terlihat lemah bahkan untuk melakukan penyelamatan untuk kekasihnya sendiri, ditambah lagi ketampanan pria itu tak bisa mengalahkan dirinya.

Daehyun yang merasa Chanyeol yang tak percaya padanya pun merasa jengkel.
"Aku dan Baekhyun sudah cukup lama menjalin hubungan dengan status sepasang kekasih. Selama ini hubungan kami baik-baik saja dengan aku yang memanjakan dan memberinya cinta."

"Benarkah?" Beonya dengan alisnya yang terangkat disertai seringaian remeh. "Tapi mengapa Baekhyun bersedia menjadi kekasihku?"

"Apa?!"

Daehyun menoleh melihat Chanyeol dengan wajah terkejutnya yang terlihat sangat jelas. Sedangkan Chanyeol menanggapinya dengan santai.

Bagaimana bisa ini sebuah kebetulan. Jadi apakah tujuannya dan Chanyeol sama saat ini?

"Kenapa? Kau terkejut?" Chanyeol kembali memancing emosi Daehyun.

Pria bermarga Jung itu sedikit terperanjat dan berusaha menenangkan dirinya yang terkejut.
"Sedikit. Tapi setidaknya aku sudah pernah mencicipi Baekhyun, kupikir kau pasti juga, kan?"

Pegangan Chanyeol pada kemudi mengerat, matanya yang menatap jalan menajam begitu juga dengan rahangnya yang mengeras. Walau awalnya ia meragukan Daehyun sebagai kekasih dari Baekhyun, tapi sekarang ia percaya.

"Baekhyun terlalu berharga untuk ku rusak, selama ini aku terlalu sibuk membahagiakannya. Tak pernah terbesit dibenakku untuk sekedar mencicipinya lalu setelah itu meninggalkannya, seperti apa yang kau lakukan." Jawab Chanyeol yang berusaha untuk tidak menembak kepala pria di sampingnya ini.

Daehyun tiba-tiba saja tertawa, entah kenapa yang dilakukan Chanyeol membuatnya geli. Tentu saja ia tak akan membeberkan kenapa Baekhyun begitu ketakutan dengannya, karena bagaimanapun juga pada akhirnya pemuda mungil itu tetap harus kembali padanya.

"Aku tak percaya masih ada laki-laki sepertimu di jaman seperti ini."

Kini Chanyeol yang tertawa, walaupun hanya tawaan tipis. "Baekhyun terlalu berharga untuk napsu bejatku. Dan kupastikan kau tak akan bisa mengambil Baekhyun dariku."

"Kau ingin memulai perang denganku? Aku bisa saja menembakmu sekarang, tapi aku masih punya akal. Karena aku memintamu untuk mengantarku dimana Baekhyun berada sekarang."

"Kau tidak tahu siapa aku?" Tanya Chanyeol dengan meledek. Alisnya yang terangkat dan seringai miringnya benar-benar memancing emosi Daehyun. Mantan kekasih dari Baekhyun itu merasa di remehkan.

Daehyun mendengus, matanya melirik tajam Chanyeol yang lagi-lagi masih terlihat santai.
"Rutinitasku lebih menyita waktu daripada harus repot memgetahui tentangmu."

Pria bermarga Park itu mengangguk seadanya, senyum tipis terkesan remeh lagi-lagi menghiasi wajahnya. Jari telunjuk sebelah kirinya terangkat untuk menggaruk pelipisnya.

"Baiklah, kau bisa bela diri?"

"Sebentar lagi aku akan menjalani wamil, sudah pasti aku bisa bela diri." Jawab Daehyun dengan bangga.

Chanyeol tertawa kecil, kepalanya hanya mengangguk saja. Mobilnya yang ia kendarai kini terhenti, dari dalam ia bisa melihat banyak orang-orang yang berjaga walau dalam persembunyian.

"Aku sedikit ragu, tapi ya terserahlah. Kau harus bisa menangani musuh yang ada di hadapanmu, bukankah kau datang kemari untuk Baekhyun?" Chanyeol memberikan senyum remehnya pda Daehyun, lalu ia kembali memasang earpiece ditelinganya. "Pantau dari mobil, aku akan masuk lebih dulu. Jika kondisi tidak memungkinkan, kalian baru bisa keluar." Ucapnya pada Sehun di sebrang sana.

Wajahnya yang sedari tadi menatap Daehyun, kini kedua alisnya pun terangkat.
"Kalau kau masih berniat untuk mengambil Baekhyun dariku setelah ini, berarti nyalimu sangat besar."


































Baekhyun menatap jendela yang tak bertirai. Cuaca yang tadinya panas kini mulai terasa sejuk, langit yang sedari terang kini mulai terlihat gelap. Lalu matanya berpaling dan bergantian menatap sebuah kotak makan yang belum ia sentuh sama sekali. Napsu makannya sudah hilang sejak perkataan Chanyeol menyakiti hatinya. Sejak ia tahu jika Chanyeol hanya memanfaatkannya saja.

Helaan napas kembali terdengar entah sudah keberapa kalinya. Tangannyaa bertautan dengan segenap doa yang ia rapalkan.

Sepuluh menit yang lalu, Kris pamit untuk keluar sebentar. Sebagai jaminan keamanannya, pria dominan itu meminta beberapa penjaga untuk berjaga di sekeliling rumah.

"Kenapa senyum terakhir yang dia tunjukkan terlihat aneh atau itu hanya perasaanku saja?" Gumam Baekhyun yang merasa aneh dengan tingkah Kris saat berpamitan untuk pergi.

Entah kenapa semakin mengingat tingkah aneh Kris, maka semakin gelisah hatinya. Tiba-tiba saja hawa dingun semakin menusuk kulitnya dan suasana semakin terasa mencekam. Ditambah penerangan di kamar ini tak terlalu terang, aroma hunian yang jarang di tempati begitu terasa di penciumannya.

Menekan rasa gelisahnya, Baekhyun berusaha berjalan menuju jendela yang tak jauh darinya. Melihat hari sudah berganti senja dan tak lama lagi terang akan berubah menjadi gelap. Lalu netranya kini jatuh pada halaman bawah rumah ini, dimana terlihat sangat sepi bahkan penjaga yang seperti di bilang Kris tak ia lihat.

"Apakah mereka semua sedang istirahat makan?" Tanyanya lugu dengan dirinya sendiri.

Suasana malam ternyata terlihat lebih mencekam dibandingan siang hari. Tidak ada hunian disekitar sini, di sekeliling rumah ini terlihat seperti hutan. Walau nyatanya sebuah lahan yang tak diurus hingga di tumbuhi ilalang yang tinggi melebihi tinggi manusia.







Tok

Tok

Tok



















Baekhyun berbalik badan, sedikit banyak ia terkejut. Walaupun dirinya yakin itu adalah Kris, siapa lagi yang tahu tempat terpencil disini selain pemilik rumah. Namun baru satu langkah ia berjalan maju, tiba-tiba saja pintu tersebut telah dibuka oleh sang pelaku.

Seseorang yang tak Baekhyun sangka akan datang, seseorang yang sangat ia benci dan juga seseorang yang tak mau ia lihat lagi.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Rasanya Baekhyun ingin melarikan diri, namun kakinya tiba-tiba saja tak bisa digerakkan.































To Be Continued

THE BABY AND I [CHANBAEK] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang