Bagian I : Prolog

1.5K 84 10
                                    

Ini adalah fanfiction pertamaku. Bercerita tentang "Epic of Gilgamesh" versiku. Aku mengambil antara versi kisahnya yang asli dan versi Fate. Jadi mohon dimaklumi jika ada yang berbeda.

Di sini aku sebisa mungkin burusaha untuk tidak out of character Fate. Tapi jika ada beberapa bagian yang out of character, mohon dimaafkan kekhilafanku. Terutama di character Enkidu. Scene Enkidu hanya diperlihatkan sedikit di animenya >_< jadi aku kesulitan menulis kepribadian si Rambut Hijau ini. Meski udah baca di review dan fandom yang mengatakan sifatnya tuh introvert, aktif dan percaya diri, tetep aja feelnya kurang klo cuma nonton FGO.

Dan di imajinasiku sendiri, Enkidu Fate itu polos, unyu, ceria, penurut, tipe otouto idaman! 😆 Di imajinasi kalian kayak apa? 😀

Selamat membaca...!

~*O*~

Sehari berlalu sejak saat itu. Karena di sini tidak ada keanehan--bahkan waktu berjalan dengan normal--aku pun bersikap seperti biasanya. Aku tidak tahu itu sungguhan nyata atau hanya imajinasiku. Tapi ingatan itu, tak satu pun hilang dari kepalaku. Terlalu nyata untuk disebut sebagai angan-angan belaka, namun juga terlalu mustahil untuk dikatakan nyata.

Kuteguk coklat panas yang isinya masih penuh di cangkirku. Suhu panasnya seolah menarikku pada kenyataan. Sore ini aku mengajak temanku mampir ke kafe terdekat sembari menunggu hujan mereda.

Nama gadis ini terlalu aneh untuk ukuran seorang yang berkebangsaan Indonesia. Tapi dia selalu membela dengan mengatakan namanya memiliki arti yang lebih bagus dari namaku. "Yumeha, sabtu depan ada waktu luang?"

"Ada, memangnya kenapa?"

"Aku main ke rumahmu, ya?"

Sedikit heran dia menatapku sembari tetap mengunyah pisang coklatnya. "Bukankah, kau akan pulang ke rumahmu?" balasnya dengan sisa kunyahan pisang di dalam mulut.

"Aku ingin meminjam bukumu. Kau juga mengoleksi buku sejarah, kan?"

Sejenak meja kami terasa lengang. Seolah sesuatu dalam diriku yang biasa-biasa saja, mendadak terdaftar dalam tujuh keajaiban dunia. "Barusan, kau kerasukan, ya?"

Mengesalkan! "Aku serius!"

Sembari menutupi mulut dan hidungnya, gadis berkacamata itu malah terkekeh. "Habisnya, lucu, kan? Seseorang yang pernah bertanya 'apa gunanya mempelajari hal yang sudah berlalu?' mendadak meminjam buku sejarah pada orang yang ditanyainya itu." Yumeha berhenti tertawa untuk minum. Aku berdecak kesal. Kuakui kesalahanku yang telah mengatakannya. Tapi sekarang sudah berbeda.

"Memangnya apa yang membuatmu penasaran?"

Aku terdiam sebentar sebelum bertanya, "Apa kau tahu nama Gilgamesh?"

Yumeha tersenyum lebar, menunjukkan ketertarikannya akan topik ini. "Hmm, lumayan juga kau tahu tentang nama itu. Mungkinkah kau dipaksa menonton serial anime oleh adikmu?"

"Anime?" Rasanya pembicaraan ini semakin membuatku merasa aneh. Aku bukan otaku dan tidak mengerti tentang segala sesuatu yang menyangkut tentang itu.

"Beberapa bulan lalu ada anime yang dirilis dengan mengangkat legenda tentangnya. Aku sudah menonton, sayang sekali cerita itu diangkat menggunakan latar waktu setelah masa jayanya."

"Legenda?"

"Oioi, saat kau mengenal namanya kukira kau sudah tahu tentang kisahnya juga."

Aku menggeleng cepat. Berbohong. "Untuk alasan inilah aku ingin meminjam buku darimu. Memangnya siapa itu Gilgamesh?"

"Hmm, biar kuingat-ingat kembali. Kalau tidak salah, dia adalah raja yang memerintah Kota Uruk sekitar tahun 2500 sebelum Masehi, sekarang di Irak. Kisah eposnya tertulis dalam lima puisi Sumeria."

~~~TBC~~~

Jujur saja menulis karakter 'aku' itu sama sekali tidak menyenangkan. Bayangkan, susahnya membuat karakter yang kepribadiannya bertolak belakang dengan sifatmu. Dia adalah karakter dengan golongan biru (non otaku). Dan dia tidak suka pelajaran sejarah sampai pernah bertanya 'apa gunanya mempelajari hal yang sudah berlalu' pada Yumeha. Dia mengatakannya dengan serius.

Tapi memang harus begitu sih, karena jika Yumeha yang aku jadiin heroin utama di sini, dia bisa mengacaukan sejarah.

Publikasi [ 21 April 2020]

Salam hangat
Asano_H~

Shamhat [Completed]Where stories live. Discover now