3. Kantin

2.5K 382 13
                                    

Seungmin melangkahkan kakinya keluar kelas. Ia sekelas dengan Hyunjin ternyata, tapi Hyunjin sudah melesat keluar, bahkan sebelum bel istirahat dibunyikan. Kaki Seungmin melangkah mengitari sekolah. Ia sengaja menolak bantuan temannya yang tadi menawarkan school tour, karena sekalian saja supaya cepat hafal.

Ia masuk ke perpustakaan sebentar dan melihat sekeliling. Ternyata perpustakaannya sangat besar. Ia sudah bilang pada mamanya untuk menyampaikan kepada kepala sekolah kalau Seungmin tertarik dengan tim olimpiade sekolah itu. Ia akan mengejar medali matematika. Kata kepala sekolah, tim olimpiade matematika mengadakan pertemuan di perpustakaan ini setiap hari Selasa, jadi Seungmin mau melihat tempatnya terlebih dahulu. Setelah puas melihat ruangan besar dengan ribuan koleksi buku itu, Seungmin berjalan keluar. 

Kakinya membawa Seungmin ke kantin sekolah. Hiruk pikuk siswa yang ramai untuk makan siang menyambut indera penglihatan Si Anak Baru. Bocah itu pelan-pelan melewati bangku-bangku makan untuk menuju salah satu stan makanan favoritnya, sebelum ia merasa tangannya ditarik seseorang. 

Seungmin menoleh untuk melihat siapa yang seenaknya menyentuh kulitnya di tengah keramaian begini. 

"Memumi," gumam si laki-laki yang tak lain dan tak bukan; si iseng Hwang Hyunjin.

"Hah?" respon Seungmin. 

Hyunjin menelan makanannya sebelum melanjutkan bicara agar lebih jelas di dengar. "Duduk sini," katanya, menunjuk kursi di depannya. 

"Gue mau beli makan," kata Seungmin yang tidak beranjak dari tempatnya berdiri. 

"Ini banyak makanan," kata Hyunjin. Tangannya terbentang menunjukkan jajan yang berserakan di atas meja. "Gue udah beliin buat lo. Ganti lays yang kemarin."

"Gue nggak doyan," ucap Seungmin cuek.

Bibir Hyunjin cemberut. "Yaudah beli batagor sana. Abis itu duduk sini, ya?" katanya memelas.

"Emang kenapa?" tanya Seungmin sambil memiringkan kepalanya. 

"Biar nggak malu ngabisin ini sendirian," kata Hyunjin. 

Alis Seungmin bertaut heran, tapi wajahnya menjadi cerah ketika ia melihat sosok yang tidak asing memasuki area kantin. 

"Kak!" serunya sambil mengangkat tangannya. Begitu yang dipanggil menangkap sinyal Seungmin, Seungmin mengipaskan tangannya, menyuruh si laki-laki datang ke arahnya. 

"Noh, minta Kak Minho habisin," kata Seungmin iseng kemudian kabur meninggalkan Hyunjin untuk membeli batagor. 

Minho menghampiri Hyunjin dengan seringai di wajahnya. "Eh, Hyunjin. Tau nggak? Kemarin ada yang ngelempar gue pake bola basket," kata Minho. 

Jarak abang batagor dan meja Hyunjin tidak terlalu jauh. Jadi sembari menunggu pesanan selesai, Seungmin bisa memerhatikan dan mendengar percakapan Minho dan Hyunjin. 

Minho memberikan bola basket Hyunjin pada pemiliknya, sebelum ia duduk di hadapan si adik kelas dan membuka bungkus makanan ringan di hadapannya. Hyunjin terlihat tidak senang, tapi dia membiarkan Minho memakan jajannya

"Kok dikempesin!" seru Hyunjin. Ia menerima bangkai bola basket yang sudah tewas.

"Lo duluan yang mulai. Nggak sopan banget sama kakak kelas begitu," kata Minho acuh tak acuh. Ia masih makan jajan.

Mata Hyunjin sudah berkaca-kaca melihat bola basketnya kempes. "Kan nggak perlu sampe ngempesin juga," katanya sedih.

"Ya salah lo sendiri. Awas, nggak usah nangis. Di sini yang korban itu gue," ancam Minho. "Abisan lo udah berapa kali kena sama gue, nggak ada kapok-kapoknya perasaan?" 

"Lo lucu sih kalo dikerjain," kata Hyunjin. Raut wajahnya berubah lagi. Ia meletakkan kulit bolanya di bangku, kemudian membuka jajannya dan berbincang sambil makan jajan bersama Minho. 

***

"Seungmin!" Hyunjin berseru ketika memasuki ruang kelas. Ia berjalan ke arah meja Seungmin.

"Apa?" tanya Seungmin. 

"Lo hari Kamis ada acara nggak?" Hyunjin duduk di bangku di depan Seungmin. Aneh, setelah menerima bola kempes tadi, kenapa bisa seceria ini wajahnya.

Seungmin yang sedang sibuk makan batagor bungkusan menggeleng. 

"Sip! Temenin gue, ya?" ajak Hyunjin.  

"Kemana?" tanya Seungmin.

"Beli bola basket baru," kata Hyunjin. 

Kalau tidak bisa menahan tawanya, jelas batagor dalam mulut Seungmin sudah muncrat kemana-mana. "Pffft." Seungmin sekuat tenaga menahan tawanya. 

"Udah gue bilang kan, dikempesin," kata Seungmin merasa menang. 

"Gue mana tahu ternyata lo sama Minho otaknya mirip! Kriminal semua!" seru Hyunjin tak percaya bahwa Seungmin memihak si kakak kelas.

Seungmin tertawa terbahak-bahak. Tawa yang pertama kali dilihat Hyunjin setelah satu tahun tidak bertemu. Hyunjin tersenyum kecil. "Mau yah? Kita naik bis! Bis disini baru ada loh. Lo pasti belum pernah naik," katanya antusias.

"Hmm." Seungmin berpikir. "Tapi lo yang bayar ongkosnya, ya?" canda Seungmin. 

"Oke!" tanpa berpikir dua kali, ternyata Hyunjin menerima tantangan Seungmin.

"Kalo gitu Kamis ya! Pulang sekolah aja. Soalnya kalo besok gue ada ekskul, Rabu ada les bahasa Inggris," kata Hyunjin semangat.

"Yaa, yaa," jawab Seungmin final. 

"Asiik." Bertepatan dengan bel pelajaran selanjutnya yang telah berbunyi, Hyunjin beranjak dari bangku depan Seungmin dan kembali ke bangkunya sendiri. Badannya tak berhenti bergerak karena merasa antusias.

Seungmin menggelengkan kepalanya sambil menyimpan sisa batagor di kolong meja. "Dasar bocah," cibirnya pada Hyunjin. 

***

Friends // Seungjin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang