12. Ujian

1.5K 238 13
                                    

Seungmin menopang dagunya, melihat Hyunjin yang sedang diceramahi sang guru matematika.

"Kamu mengerti, Hyunjin?" Hyunjin yang ditanya, mengangguk sambil cemberut. Gurunya lanjut berujar, "minggu depan sudah ujian. Kamu harus bagus nilai matematikanya kalau mau masuk akademi yang kamu tuju itu."

"Seungmin," panggil sang guru yang sudah menoleh ke arah Seungmin.

Seungmin tiba-tiba menegakkan tubuhnya. "I-iya?"

"Hyunjin kalau nggak ngerti, dibantu ya, Min? Nanti bisa minta ke saya soal-soal latihan. Biasanya kalau sesama teman bisa jadi lebih ngerti," kata guru. Seungmin yang peringkat satu, lebih lagi anak olimpiade matematika, pasti bisa dipercaya untuk menuntun Hyunjin ke jalan yang benar.

"Siap!" ujar Seungmin sambil tersenyum manis.

"Udah, duduk lagi," kata guru kepada Hyunjin.

Setelah Hyunjin duduk, Seungmin dipanggil untuk menerima hasil ulangannya. Dapat seratus. Yoksi. Dah tidak terkejut lagi.

"Kisi-kisi ujian cawunya sama persis sama soal-soal ulangan yang selama ini saya beri. Jangan malas belajar, jangan malas latihan. Practice makes perfect. Oke?" Gurunya berujar, membereskan meja, kemudian menyelesaikan dan membubarkan kelas terakhir itu.

Seungmin menghampiri meja Hyunjin, kemudian mengambil kertas ulangannya. "Hmm." Seungmin menggumam. "Mau belajar sama gue sampe seminggu ke depan?" tanyanya.

Hyunjin menggeleng. "Gue mungkin minta guru les aja sama mama, nanti gue coba bilang."

Seungmin mengangguk mengerti. "Oke. Kalo misal ada butuh apa-apa, bilang aja. Santai, gue ngajarin juga sambil belajar. Gue seneng," kata Seungmin yang tahu kalau Hyunjin sebenarnya hanya takut dianggap merepotkan. Hyunjin membalas dengan senyuman.

"Dah yuk, pulang."

***

Seungmin tertawa melihat Hyunjin di depan pintu kamarnya. "Kesini juga akhirnya?"

Wajah Hyunjin kusut. Tadi sore dia sudah menyampaikan pada ibunya untuk mencarikannya guru les, dan ibunya sudah mengiyakan. Akan tetapi, ibundanya malah melakukan hal lain.

"Bisa-bisanya mama nelpon nyokap lo dan minta tolong lo ajarin," kata Hyunjin. Ia mendecak. "Kan gue nggak enaaaaaak," rengeknya. Ia masuk ke kamar Seungmin yang sudah familiar setelah pemiliknya mempersilakan masuk.

Seungmin tertawa sambil menyiapkan meja kecil untuk mereka belajar bersama. "Kayak sama siapa aja," kata Seungmin. "Kan hitung-hitung gue jadi menerapkan ilmu gue, Jin. Biar nggak sia-sia gitu."

Hyunjin mengangguk-angguk. "Ya, ya, ya."

Sekitar 2 jam mereka habiskan untuk mempelajari soal-soal latihan yang sudah Seungmin minta dari wali kelas tadi sepulang sekolah . Setelah menjelaskan secara singkat tentang materinya, Seungmin menyuruh Hyunjin mengerjakan 30 soal pertama, rangkuman dari semua bab untuk kemudian Seungmin lihat bagian mana yang kira-kira Hyunjin belum paham.

"Benernya satu doang," kata Seungmin sambil berkedip takjub. "Itupun caranya ngawur." Ia menggaruk kepalanya, memikirkan cara untuk membantu Hyunjin.

Hyunjin meringis. "Hehe."

Seungmin menghela napasnya. Wow, ini bisa jadi sulit, bahkan untuknya.

"Kita mulai dari nomor satu aja deh ya. Kalau ketemu soal ini, lo pertama harus—" Hyunjin memerhatikan Seungmin yang menjelaskan dengan penuh kesabaran. Ia berusaha dengan keras memahami maksud dari masalah-masalah yang tidak bisa menyelesaikan diri mereka sendiri itu.

Friends // Seungjin [✔]Where stories live. Discover now