9. DETENTION

1.8K 283 40
                                    

YIPII agak banyak 

==

Jisung dan Hyunjin, beserta Seungmin dan Minho ada di ruang BK sekarang. Sebetulnya yang dipanggil hanya Jisung dan Hyunjin, karena keduanya membuat kerusuhan di siang bolong. Akan tetapi, kedua bodyguard-nya entah kenapa ikut-ikutan di ruangan itu.

"Saya nggak mau dihukum sama si tupai ini, Bu!" Hyunjin membantah sembari menunjuk Jisung yang duduk di sebelahnya.

"Ye, emang gue mau sama lo?! Nggak usah ngadi-ngadi!" Jisung tidak kalah ngegas, bahkan sampai berdiri dari tempat duduknya.

Seungmin dan Minho saling melempar tatap, sebelum sama-sama tersenyum kikuk. Kalau mereka bisa saling membaca pikiran, keduanya pasti terkejut karena memikirkan satu hal yang sama : gue nggak kenal mereka.

"Duduk dulu, Jisung. Itulah kenapa ibu manggil Seungmin sama Minho sekalian," kata guru BK itu.

Minho dan Seungmin yang terpanggil jadi bergidik, firasat buruk.

Lain dengan Hyunjin dan Jisung yang menunjukkan sedikit binar di wajah keduanya.

"Mereka ikut dihukum juga, Bu?" tanya Hyunjin. Bodo amat, walaupun dia nggak suka Seungmin dikata-katain, nggak papa lah kalau Seungmin ikut menjalankan hukuman. Toh, tadi Seungmin juga ada di TKP.

Guru BK hampir menjitak kepala Hyunjin, tapi urung karena tidak boleh melakukan kekerasan fisik di lingkungan sekolah. "Ya enggak lah, orang mereka nggak ngapa-ngapain. Mereka nanti ngawasin kalian. Baik-baikin Seungmin sama Minho, soalnya kalau mereka laporan kalian nggak bener kerja baktinya, hukuman kalian saya tambah!"

Jisung berdiri—lagi. "Nggak adil!! Kok percayanya sama mereka? Diskriminasi ini namanya!" protes si tupai.

"Emang hukumannya apa, Bu?" tanya Hyunjin yang berusaha lebih kalem. Siapa tahu kalau dia nggak berandalan kayak Jisung, dia bisa dibebaskan lebih cepat.

"Bantuin penjaga perpus nata buku di rak," kata guru BK.

Bukan mata Hyunjin dan Jisung yang membulat, tapi mata Seungmin dan Minho. Keduanya berpikir, Gila! Buku di perpus bukannya banyak banget?!

Jisung dan Hyunjin, yang semula mengira mereka akan diberi hukuman fisik, menghembuskan napas lega. Hyunjin pernah masuk ke perpustakaan, tapi ia sudah lupa bagaimana bentuknya. Laki-laki itu memang suka membaca buku, tapi kebanyakan bukunya beli sendiri di Gr*amed*ia, tidak pernah pinjam di perpustakaan. Kalau Jisung, taunya buku saja kalau Minho yang sebut, jadi jangan ditanya lah soal perpustakaan.

Kedua sejoli, Hyunjin dan Jisung, akhirnya sepakat untuk melakukan hukuman ini. Mereka akan membantu di perpustakaan saat jam istirahat kedua (karena waktunya sedikit panjang), dan saat pulang sekolah. Hukumannya hanya berlangsung selama seminggu, kecuali kalau di tengah-tengah tugas mereka selesai lebih cepat, maka hukumannya juga bisa berakhir lebih cepat.

"Emang tau buku di perpus sebanyak apa?" tanya Seungmin pada Hyunjin menuju kelas mereka. Hukumannya baru dimulai nanti saat pulang sekolah.

Hyunjin menggeleng. "Biarin, daripada bersihin toilet sekolah yang banyaknya amit-amit ini," katanya. "Lo sama Minho nggak usah ikut deh, Min. Daripada waktu lo kepake."

Seungmin tertawa. "Duh, santai aja. Anggep aja main, ngeliatin kalian jadi babu."

Hyunjin memutar matanya. "Ya ntar kalau berdua lagi ada urusan gitu," kata laki-laki itu.

Seungmin hanya mengedikkan bahunya karena berdua sudah sampai di kelas.

***

Seungmin dan Hyunjin sampai di perpustakaan lebih dulu dibanding pasangan yang satu lagi. Pelajaran memang selesai lebih awal, tapi hari ini seharusnya ada ekstrakurikuler basket. Hyunjin berjalan dengan gontai, karena otaknya masih terasa mendidih akibat hitungan reaksi kimia yang baru saja dia dapatkan di kelas.

Friends // Seungjin [✔]Where stories live. Discover now