8. Baseless Fight

1.7K 305 35
                                    

"Seungmin! Seungmin, Seungmin!" Risa berlari masuk kelas, menuju tempat Seungmin yang sedang duduk sambil membaca novel.

Yang dipanggil mendongak, menunggu teman perempuannya mengutarakan maksud. "Si Hyunjin berantem!" seru Risa.

Mata Seungmin membulat, "yang bener?!"

Pertanyaan Seungmin disambut anggukan antusias dari Risa. "Betulan! Mereka lagi di lapangan! Hyunjin sama Jisung anak IPS," kata Risa.

Seungmin beranjak dari kursinya dan melangkahkan kakinya lebar-lebar menuju ke lapangan. Dengan tergesa, ia mengacuhkan pikiran-pikiran yang beredar di otaknya. Pikiran semacam 'kenapa Risa manggilnya gue', 'emang kenapa gue panik', dan lainnya. Tentu saja, pikiran itu ia buang karena ia sendiri tahu jawabannya.

Gerombolan orang sudah berkumpul di tengah lapangan, melingkari dua objek manusia yang berdiri berhadapan. Seungmin berani bersumpah, mereka pasti meributkan hal yang tidak penting. Kata Risa, belum ada yang bisa mengabari guru karena para guru sedang mengadakan rapat pleno, alias rapat besar.

"Kak! Kok dilihatin doang?!" Seungmin menghampiri Changbin dan menepuk bahu lelaki yang berdiri di ujung lapangan sambil haha hihi memerhatikan kerumunan.

"Bukan urusan gue soalnya," kata Changbin. "Kapan lagi, Min. Sini aja, nikmatin." Yaelah, kakak kelas itu memang tidak bisa diandalkan. 

Sama halnya dengan Minho yang berdiri lebih dekat dengan kerumunan, tapi bukannya melerai ia malah merekam perkelahian adik kelas dan pacarnya itu.

"Gue viralin kalian," gumamnya.

"Kak?! Ini kenapa pada miring semua sih otaknya." Kacamata Seungmin rasanya ingin ia buang.

Seungmin berhasil menerobos kerumunan dan sampai di baris terdepan. Mata bulat laki-laki itu mengobservasi keadaan terlebih dahulu. Mereka ternyata belum baku hantam, hanya sedang terlibat argumen panas.

"Makanya lo dance yang bener!" Teriak Hyunjin. Kan? Nggak penting. Agaknya, ini tentang latihan untuk pentas seni.

"Ya lo juga belajar rap yang bener! Ngerap apa kumur-kumur sih, lo?!" balas Jisung.

Seungmin takut guru segera datang, jadi ia melangkah di antara keduanya.

"Ini rame kalian lagi syuting sinetron apa gimana?" kata Seungmin menyadarkan lamunan dua teman sengkleknya.

Minho nampak lebih senang dari sebelumnya, tawanya semakin lebar sambil mengarahkan kameranya pada TKP. Terdengar samar-samar ia kompor, 'pukul aja udah' 'sikat, sung!', dsb.

"Pacar lo tuh!" seru Jisung.

"Ngeributin hal gak penting, kan?" tanya Seungmin, nadanya sedikit tinggi. Ia tidak merasakan Hyunjin di sampingnya agak mendingin juga. Masih panas, depan belakang atas bawah. Matahari pun dengan senang berbagi terik.

"Pacar lo duluan, bangsat!" teriak Jisung. Kali ini Minho mengubah ekspresinya, memasang mata yang membulat terkejut. Whoa, Jisung agak di luar kendali rupanya. Ia sudah menurunkan ponselnya dan bersiap menyeret si tupai.

Seungmin merasakan bahunya terdorong ke belakang, disenggol Hyunjin yang sudah melangkah lebar dan menarik kerah Jisung. "Nggak usah kasarin Seungmin juga lo, anjing!"

Oops, rasanya Seungmin hanya memperkeruh keadaan. Mampus gue, batinnya.

"EH EH! Ngapain!" Ia menarik pergelangan tangan Hyunjin yang hampir membuat Jisung tercekik. Berusaha melepas cengkraman Hyunjin dan menariknya keluar dari kerumunan. Beruntung saja Hyunjin tidak terlalu berontak.

"Kandangin tuh anjing lo!" teriak Jisung pada Seungmin, kemudian ikut menjauh dari kerumunan, diikuti oleh Minho yang haha hihi menoel-noel pipi pacarnya.

Seungmin juga kesal dikatain seperti barusan, tapi dia bodoamat aja, yang penting Hyunjin dan Jiusng nggak sampe jotos-jotosan. Seungmin terus berjalan sambil menarik tangan Hyunjin untuk kemudian mendudukkannya di bangku di pinggir lapangan.

"Ngapain?" tanya Seungmin. Matanya lembut, tidak galak. Karena dia tahu, api dikasih api bakal jadi kebakaran. Kalau api dikasih air, bisa buat masak mi instan.

Yang ditanya hanya diam sambil menatap entah apa di ujung sana. Seungmin bergidik. Nggak kesurupan kan yah, pikirnya ngeri.

"Lo pikir keren?" tanya Seungmin lagi. Wah, yang ini mah, menyulut.

"Kalau mau nyalahin ya nggak usah sok belain dari awal," kata Hyunjin ketus.

"Yang nyalahin siapa? Gue kan cuma nanya."

Hyunjin memutar matanya malas. Mood-nya mungkin sedang sangat sangat sangat jelek.

Seungmin terkekeh, ia mengacak rambut Hyunjin iseng.

"Jeleeek lo jelek!!"

Hyunjin cemberut sambil meraih tangan Seungmin. "Apa sih, Min!"

Tangan Seungmin yang bebas mencubit pipi Hyunjin. "Dah nggak usah marah-marah kenapa sih?"

Hyunjin membiarkannya kali ini. Ia kemudian berkata, "Gue sebenernya nggak masalah kalau tadi dia nggak ngatain lo. Lo kan nggak tau apa-apa, ngapain dikatain."

"Yang bangsat?" tanya Seungmin. Hyunjin mengangguk.

"Daripada bangsat, gue lebih agak gimana gitu waktu dia bilang lo pacar gue," kata Seungmin kemudian. Dia tertawa.

Dan tawanya menular. Hyunjin jadi ikutan tertawa. "Ih emang kenapa sih!"

"Lo kan banyak yang naksir! Nanti fansnya mundur semua soalnya lo sukanya sama gue," kata Seungmin. Kelewat lancar, sampai Hyunjin tersedak.

"Mulutnya!" Wajah Hyunjin memerah, tawa Seungmin semakin merekah.

Seungmin sudah akan mengajak Hyunjin kembali ke kelas, ketika ia mendengar guru BK memanggil mereka berdua dari seberang.

***

HAYOLO


Friends // Seungjin [✔]Kde žijí příběhy. Začni objevovat