22. Kissing Booth

1.5K 191 51
                                    

Hari ini adalah tanggal merah dan seluruh anggota keluarga sedang libur, tapi Seungmin dan Hyunjin tidak menghabiskan waktu dengan keluarga masing-masing. Ayah dan Bunda mampir ke rumah Mama dan Papa. Mereka mengadakan makan malam bersama, ala-ala gitu. Walaupun sudah bertemu hampir tiap hari selama liburan, hari Jum'at tetap menjadi hari wajib SeungJin untuk movie marathon. Hari ini juga bukan pengecualian.

Setelah selesai makan bersama, Hyunjin dan Seungmin melipir ke kamar, sementara yang lain berbincang di ruang keluarga.

"Kita kayak anu," kata Hyunjin sambil terkikik menutup pintu.

"Anu apa???"

"Kenapa nggak nonton sama yang lain aja di tv bawah? Biar kaya layar tancep," kata Hyunjin lagi, tidak menjawab pertanyaan Seungmin.

"Katanya mau anu?" giliran Seungmin yang ambigu.

"Anu apa?" Ini dua bocah otaknya lagi kenapa sih.

"Mau nonton Kissing Booth, kan? Katanya kepo sama filmnya?"

"Emang kenapa kalau nonton itu?" tanya Hyunjin, nggak paham.

"Judulnya aja udah kissing...." kata Seungmin.

"Emang banyak banget adegannya?"

Seungmin menghadap Hyunjin yang duduk di pinggir kasur. Dia sendiri ada di dekat meja belajar, mau ambil laptop. Seungmin menggeleng. "Gue juga belom nonton," katanya.

Hyunjin mengangkat bahu, kemudian memposisikan diri dengan nyaman di atas kasur. "Yaudah ah ayo nonton sekarang. Sini buruan," katanya sambil menepuk bagian kosong di sampingnya.

Seungmin segera membawa laptop ke kasur, kemudian duduk di samping Hyunjin. Bahunya saling mendempet.

Seungmin dan Hyunjin tumbuh berdua tanpa batasan skinship. Peluk, pegangan tangan, sandar-sandaran, pangku-pangkuan, tidur berdua, mereka sudah pernah lakukan, bahkan dulu saat masih cuma teman.

Begitu film jalan setengah, Seungmin tiduran di paha Hyunjin. Nggak peduli lagi soal filmnya, Seungmin malah menghadap wajah Hyunjin yang serius dan sentuh kulit Hyunjin dari posisinya.

"Ngapain," gumam Hyunjin tanpa mengalihkan pandangan dari laptop.

"Gue bosen," kata Seungmin. Mereka emang selera film-nya beda. Sering terjadi hal seperti ini di mana salah satu bosen duluan, terus jadi gabut.

"Yaudah, ngapain kek," kata Hyunjin. Tetap fokus. Dia beneran penasaran dengan film romantis ini, kayaknya.

"Ya ini lagi ngapa-ngapain," kata Seungmin. Jarinya mencubit bibir tebal Hyunjin, kemudian terkekeh dengan kepasrahan mas pacar. Kalau lagi serius begini, Seungmin bisa melakukan apapun pada Hyunjin dan Hyunjin tidak akan marah selama tidak disertai dengan bawel. 

Wajah Hyunjin udah diunyel-unyel dari posisi Seungmin. Pipi kanan, pipi kiri, hidung udah digencet-gencet, bibir ditarik-tarik. Seungmin bosan betul, tapi malas beranjak.

"Min, balik duduk biasa gih," kata Hyunjin. Pahanya udah agak kesemutan, harus ditekuk sebentar.

"Nggak mau, nanti pahanya lo pake buat mangku laptop," tolak Seungmin.

Hanya bagian ini yang baru bisa dilihat Hyunjin sejak liburan kelas—bagian di mana Seungmin manja, clingy, dan posesif. Selama bertahun-tahun mereka saling kenal, Hyunjin yang selalu dirawat Seungmin. Tentang pelajaran, tentang ketakutan akan petir, kalau sedang sakit, Seungmin biasanya yang manjain Hyunjin. Sekarang, ada saat dimana Seungmin yang minta dimanja. Hyunjin sama sekali tidak keberatan. 

Friends // Seungjin [✔]Where stories live. Discover now