7. Sakit

2K 317 14
                                    

"Dek, kamu pucat." Mama terlihat panik ketika melihat Seungmin menuruni tangga dengan gontai.

"Iya nih, Ma. Kayak nggak enak badan gitu," jawab Seungmin. Ia berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi.

Mama Seungmin menghampirinya untuk kemudian menempelkan tangan pada dahi Seungmin. "Oalah, kamu panas gini. Abis darimana kemaren? Minum es, ya?" tanya Mama. Beliau mengetikkan nomor pada ponsel, menghubungi sekolah untuk memberitahukan keabsenan Seungmin. "Nanti minta tolong Hyunjin catetin materi hari ini."

Seungmin tertawa kecil. "Hyunjin mana nyatet. Aku yang catetin dia," kata Seungmin.

"Kalo kamu minta tolong dia pasti mau, lah." Mama bersikeras. "Kemarin sama Kak Wonpil kemana, Dek? Pulang malem gitu? Kehujanan juga kan?"

Seungmin mengangguk sambil memakan nasinya sedikit demi sedikit. Ah, nafsu makannya hilang. "Mah, aku nggak mood makan."

Mama Seungmin melihat anaknya sekilas, kemudian membuka lemari untuk memberikan sejumlah obat dan meletakkannya di depan Seungmin. "Makan sedikit abis itu minum obatnya pake air putih itu. Kabarin Hyunjin, terus tidur sana."

Seungmin mengangguk malas dan memakan makanannya dengan perlahan.

***

Si kecil yang sedang sakit merebahkan diri di kasur setelah mengganti seragamnya. Iya, tadinya ia sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia mengambil ponselnya di nakas dan membuka kuncinya.

1 pesan masuk

Hyunjin

Min, gue sakit. Tolong ijinin guru dan catetin materi hari ini ya :( makasih. <3

Seungmin tidak bisa tidak mendecak sebal. "Kok sakit juga sih," gumamnya, lebih kepada diri sendiri.

Ia kemudian mengetikkan balasan.

Jin, gue juga lagi sakit -_-

Seungmin, mau tak mau mengingat kejadian kemarin.

***

"Dek, Kakak belum makan. Mampir beli lalapan dulu, ya." Kakak Wonpil berujar. Seungmin iya-iya saja.

"Mau beli es jeruk ah," kata Hyunjin.

"Jangan minum es. Abis keujanan gitu," omel Seungmin. "Kak, AC-nya aku matiin ya. Dingin," katanya. Giliran Wonpil yang mengiyakan.

Seungmin merogoh bangku paling belakang dimana ia biasa menyimpan beberapa kaos untuk berjaga-jaga. "Jin, mau ganti baju juga? Itu bahu lo basah," tawarnya sambil menunjuk bahu Hyunjin, tapi si teman menggeleng.

"Nggak usah nggak papa. Lo pake aja. Gue anak kuat," kata Hyunjin sambil mengedikkan bahu.

"Gi'i inik ki'it," cibir Seungmin. "Awas ya lo besok sakit," ancamnya sambil berganti baju.

Begitu sampai di warung lalapan langganan Wonpil, mereka bertiga makan dengan lahap. Hyunjin, sungguhan memesan es jeruk di hari hujan yang dingin ini. Seungmin, tentu tidak bandel dan memesan teh hangat. Harapannya, agar besok ia tidak jatuh sakit.

Di perjalanan pulang, keduanya tertidur sebentar, saling menyandar satu sama lain. Ketika sampai di depan rumah, Wonpil juga tidak membangunkan mereka sambil Seungmin membuka matanya.

"Udah sampe, Kak?" kata Seungmin parau, tapi tidak beranjak karena ada kepala Hyunjin di pundaknya.

"Udah. Kalo mau bangunin aja si Hyunjin," kata Wonpil.

Seungmin menggumam. "Hmm biarin aja dulu."

Jadilah mereka bertiga berhenti di depan rumah Hyunjin—yang jaraknya hanya berjarak beberapa rumah dari rumah Seungmin. Hanya sekitar 10 menit, Hyunjin membuka mata dan mengangkat kepalanya dari bahu Seungmin. Tangan mengucek mata. "Udah sampe mana, Min?"

Seungmin terkekeh. "Udah sampe rumah lo," katanya. Hyunjin membereskan barang-barangnya kemudian beranjak untuk keluar mobil.

"Jin, lo kayaknya mau sakit, badan lo anget. Ntar langsung mandi keramas terus makan baru lanjut tidur, ya," kata Seungmin perhatian.

Hyunjin—dengan setengah sadar—mengangguk.

***

Gue kemarin ketiduran sebelum makan sama mandi.

Satu pesan dari Hyunjin diterima Seungmin. Yang lagi rebahan hanya mendecak kesal sambil membalas satu huruf.

Y.

"Adek udah bilang Hyunjin?" Mama masuk kamar setelah mengetuk pintu terlebih dahulu.

Seungmin menoleh ke arah mamanya. Dia menghela napas sebelum menjawab, "Hyunjinnya sakit juga. Dia kemarin nggak mau ganti baju padahal sepundaknya basah."

Mama terkekeh. "Jangan diomelin loh kalo lagi sakit. Yaudah nggak apa-apa, paling kamu juga bisa belajar sendiri, kan? Mama udah telpon wali kelasmu."

"Ya aku mah nggak papa, Hyunjinnya tuh," gerutu Seungmin.

Bandel, sih.

Seungmin menghabiskan hari dengan kepala yang berat bukan karena sakit, tapi karena memikirkan Hyunjin. "Ma, boleh minta tolong?"

Mama yang sedang menyiapkan kompres untuk Seungmin seakan tahu apa yang akan anaknya katakan. Beliau menyahut, "Kak Wonpil tadi udah mama suruh mampirin obat sama bubur ke rumah Hyunjin, kamu tenang aja. Mamanya udah kabar-kabaran sama mama juga."

Seungmin mengangguk tenang. "Makasih, Ma."

Mama Seungmin mengusap rambut anaknya. "Balikan kamu sama Hyunjin?"

Seungmin, yang sudah terpejam, hanya menggumam malas. "Nggak pernah jadian kok mau balikan."

Mamanya geleng-geleng kepala saja.

Esoknya, Seungmin murka. 

***

Terima kasih 1K readsnya! omomomo padahal kapalnya udah....wekwkwkekwek

Friends // Seungjin [✔]Where stories live. Discover now