13. Pulau Pribadi

1.6K 224 4
                                    

Bis yang ditumpangi seluruh kelas MIA 2 menjadi lebih ramai dari seharusnya. Kelas yang kosong pada saat guru mengadakan rapat pasti malu kalau mengetahui hal ini: siswa di dalamnya bar-bar! Semuanya, kecuali mungkin beberapa murid yang terlelap di bangku masing-masing. Semua murid yang bernyawa pada ribut sendiri-sendiri di perjalanan menuju pulau pribadi milik salah satu penghuni kelas.

==

"Bukan punya keluarga gue doang, tapi keseluruhan keluarga dari ayah gue." Si pemilik bersikeras mengatakan itu waktu pemilihan tujuan liburan karena kalau tidak, yang lain pasti heboh menyorakinya.

"Jadi Renjun yang anak dance itu sepupu lo? Dari ayah? Keluarganya termasuk pemilik pulau yang nanti bakal kita datengin?" tanya Risa, memastikan kabar burung.

Hwang Hyunjin mengangguk. "Sebenernya bukan pulau pribadi yang kayak kalian bayangin, kok! Cuma tempatnya emang bagus," sergahnya lagi.

Seungmin hanya tertawa melihat Hyunjin berusaha dengan kuat menyanggah pandangan anak-anak lain tentang harta keluarganya. Tidak ada alasan khusus, tapi Hyunjin memang merasa keluarga mereka biasa saja.

"Santai aja, Jin. Nggak ada yang mikir aneh-aneh kok. Mau lo punya pulau atau nggak, kita nggak bakal gimana-gimana sama lo. Yang penting, kita bisa liburan!" Giliran Rika, si bendahara, yang berbicara. "Kalau bener kita nggak perlu sewa-sewa segala macem, ya bagus sih menekan pengeluaran. Biar sekelas beneran bisa ikut semua."

Ketiga pengurus kelas yang sedang berdiri di depan mengangguk bebarengan. Seisi kelas kemudian sepakat kalau mereka akan berlibur di pulau pribadi keluarga Hwang. Mereka akan menaiki bis sewaan (disponsori oleh Seungmin, karena ayahnya punya link dengan perusahaan perjalanan) ke pelabuhan, kemudian menaiki kapal untuk menyeberang ke pulau dan menghabiskan 3 hari dua malam disana. 

==

Hiruk pikuk yang terjadi di dalam bis membuat Seungmin tidak bisa tidur, tidak seperti laki-laki di sebelahnya. Mata Seungmin mengedar, memandangi keadaan bis yang bisa dibilang kacau. Ada golongan yang berkaraoke menggunakan televisi kecil yang menggantung, ada golongan wanita yang berbisik-bisik sambil saling menebak apakah ada kisah cinta yang akan terjadi dalam liburan kali ini, ada pula kaum tidur dan sok galau memandang ke luar jendela.

Omong-omong, Wonpil dan Mina diminta untuk menjadi pengawal sekumpulan siswa dari kelas MIA 2 ini. Mereka sendiri yang memilih, mengingat wali kelas terlalu tua untuk berbaur dengan mereka sementara mereka harus diawasi oleh orang dewasa (ini Risa yang bilang).

"Kita udah sampe?" Seungmin diam-diam kegirangan dalam hati kala mendengar suara serak lelaki di sebelahnya. Sedikit lagi bahu Seungmin mati rasa kalau si Hyunjin terus-terusan meletakkan kepalanya di sana.

"Belum," jawab Seungmin. "Ini pulau yang sama kaya waktu SMP kan, Jin?" Hyunjin yang sedang mengucek mata, mengangguk untuk menjawab pertanyaan Seungmin. Mereka memang pernah pergi ke pulau itu kala SMP. Keluarga Kim (Jeno termasuk) dan keluarga Hwang (Renjun termasuk).

Seungmin mengingat foto yang waktu itu ia lihat di meja belajar Hyunjin. Itu bukan di bandara, melainkan di lobby hotel pulau ini. Seungmin teringat ketika Hyunjin mengusulkan pulau sebagai destinasi liburan mereka. Seperti yang Hyunjin bilang, pulau ini bukan pulau se-pribadi yang mereka bayangkan. Orang masih bisa berkunjung dan tempat ini masih banyak menjadi destinasi wisata orang-orang. Akan tetapi, kalau Hyunjin bilang maksimal satu bulan sebelum jadwal liburan seperti ini, pulau itu bisa dikosongkan.

Mereka sampai di pantai pertama untuk kemudian menaiki speedboat menuju pulau selanjutnya. Karena kapalnya kecil, per kapal hanya muat maksimal 10 orang, belum termasuk barang, jadi Risa selaku ketua kelas membagi sekelas berisi 30 orang + 2 pengawas itu menjadi 4 kelompok. Per kapalnya akan mengangkut 8 orang.

Friends // Seungjin [✔]Where stories live. Discover now