6. Enemy

776 129 1
                                    

🅃🄷🄴-🅁🄴🄰🅂🄾🄽
.
.
.

Derap langkah kaki bergema diseluruh koridor. Semakin lama suaranya semakin keras. Pertanda si pemilik kaki tengah berlari secepat mungkin.

Tanpa permisi, seorang wanita masuk ke dalam ruangan. Badannya membungkuk. Napasnya berderu. Seisi ruangan menatapnya marah.

"Ma-maaf pak saya telat." Kata Chaeng.

"Sudah jam berapa ini?!" Bentak sang pemilik agenda, Johnny Suh.

"Maaf pak tadi ada sedikit kendala di ja-"

"Keluar!"

"Iya pak." Kata Chaeng menurut.

Namun saat Chaeng akan menutup pintu, suara gerutuan terdengar cukup jelas ditelinganya.

"Pegawai tidak berguna!"

Chaeng keluar, ia berjongkok di dekat ruang rapat. Menutupi wajahnya dengan tangan. Dadanya terasa sangat sesak, ingin sekali ia menangis sekeras mungkin, tapi entah kenapa tidak bisa. Dia memang salah, tapi kata-kata Johnny sangatlah menusuk hatinya.

  


 
Sementara itu di ruang rapat, suasananya begitu tegang sepeninggalan Chaeng. Johnny dengan mood buruknya membuat tim desain yang saat itu kebagian briefing pagi terkena imbasnya.

"Bang Ten, gue takut." Bisik Renjun sambil mencengkram paha Ten yang ada disampingnya.

"Ssst, udah jangan takut." Balas Ten mencoba menenangkan tapi tangannya sendiri bergetar hebat menahan takut.

"Gue gak jadi ngecengin pak Johnny." Bisik Joy.

Ten dan Renjun menoleh dengan ekspresi 'masih sempet-sempetnya lo ya mikirin gebetan?!'

"Saya mau liat map kerajaannya." Kata Johnny melanjutkan briefing.

Semuanya terdiam. Johnny mengangkat alisnya heran, kenapa semua orang terlihat bingung?

"Um umm anu pak, itu...." Jawab Ten gugup.

"Itu apa?!" Bentak Johnny lagi.

"Itu Chaeyoung yang buat pak." Spontan Joy menjawab.

Johnny mendengus kesal.

"Ganti, karakter hero dan prajuritnya." Pinta Johnny.

"Itu juga Chaeyoung yang pegang pak." Kata Ten pelan.

"Senjata yang dipakai." Johnny mengganti topik. Semuanya kembali terdiam, takut menjawab.

"Apa itu juga dibuat sama pegawai tadi?!" Bentak Johnny.

Ketiganya mengangguk.

"Semuanya dipegang dia, terus kalian kerjanya apa?!" Bentak Johnny marah.

Tim desain tidak ada yang berkutik. Sedangkan Johnny memijit kepalanya yang terasa pening.

"Panggilin dia!" Sahut Johnny pelan, menahan amarahnya tidak meledak lagi.

"Lo aja yang panggil Jun." Bisik Ten mendorong Renjun.

"Iya pak." Balas Renjun ngacir keluar ruangan dengan kaki gemetarnya.

 

 
"Kak." Panggil Renjun yang menemukan Chaeng masih berjongkok disana. "Lo disuruh pak Johnny masuk."

"Bukannya tadi dia gak suka ada gue disana?" Kata Chaeng sudah terisak.

"Iya emang, tapi dia minta lu ngejelasin kerjaan lu. Buruan masuk sebelum dia makin marah." Kata Renjun sambil menarik Chaeng untuk berdiri.

The Reason - Jung JaehyunWhere stories live. Discover now