IND - Chapter Two - Little Secret

687 66 27
                                    

"Selamat pagi, kau sudah makan? Ingin kupesankan sesuatu?" tanya Singto ragu – ragu pada Pha.

"Ya, aku sudah makan, bagaimana denganmu?" jawab Pha sambil membaca dokumen di meja tanpa memandangnya.

"Er...sudah..." Singto menjawab sambil menelan ludah, tanpa sadar tangannya menyentuh perutnya menyatakan bahwa ia berbohong.

"Baguslah, aku tidak ingin mendengar kau beralasan sakit sehingga mengganggu pekerjaanmu..." ujar Pha, lalu menutup dokumen dan memandang Singto lurus. "Karena jika kau tidak bisa menjaga dirimu sendiri, kau tidak pantas bekerja untuk orang lain, mengerti?"

"A-aku mengerti...."

"Baiklah, kau bisa membacakan scheduleku untuk hari ini?" ia mengganti topik.

Singto mengambil tablet di mejanya lalu berjalan ke sisi meja Pha sebelum mulai membaca.

"Setelah makan siang mengunjungi lokasi konstruksi apartment, setelah itu menghadiri event tender, terakhir makan malam dengan CEO Sonthicai."

Pada saat menutup tablet, ia tidak sengaja menjatuhkan pen yang menggelinding masuk ke bawah meja, tepat di bawah kaki Phana.

Singto reflek berjongkok hendak memungut pen tersebut dan tidak sengaja menyadari risleting celana Phana yang terbuka.

Ia terbelalak kaget melihat underwear Pha yang berwarna pink, dan ingin tertawa namun segera menelan ludahnya berusaha menahan tawa, lalu membesihkan tenggorokannya dan memberitahu orang yang bersangkutan dengan ragu – ragu.

"Er...maaf, risleting celanamu terbuka...." tangan Singto tidak bisa menggapai pen yang letakknya terlalu jauh dari jangkauannya.

Pha sontak menoleh ke bawah memeriksa celananya, dan langsung memutar kursinya ke belakang, lalu berdiri untuk menarik risletingnya.

Sementara itu Singto hampir terjungkal ke belakang oleh gerakan Pha, namun ia berhasil berpegangan dan segera memungut pen di lantai begitu ada kesempatan.

Jantung Singto berdebar tidak beraturan dan mulai membayangkan sesuatu yang mesum di kepalanya.

"Er...maaf..." ucap Pha kembali ke posisinya dengan canggung. "...dan terima kasih..."

Wajah Pha merah padam karena malu, untung yang melihatnya bukan wanita, pikirnya. Ia teringat pagi ini setelah menyelesaikan urusan pribadinya di toilet, dan mungkin karena terburu – buru, ia lupa menutup risletingnya. Pha sungguh mengutuk keteledorannya sendiri, baru kali ini hal yang memalukan ini terjadi padanya.

"Itu...pasti sering terjadi..." Singto menggodanya.

"Ini pertama kalinya..." tukas Pha sambil melotot padanya.

"Sungguh? Aku tidak percaya..." balas Singto sambil berusaha menahan tawa dan mengganti subjek. "Apakah kau menyukai warna pink?"

"Tidak!" tukas Pha. "I-istriku yang membelikannya..."

"Selera istrimu bagus..." komentar Singto sambil tertawa.

"Oh, jadi jadi menurutmu ini lucu?!"

"Aw, bukan...a-aku mengatakan yang sebenarnya..." Singto menyadari kesalahannya. "Maaf, aku tidak tau itu akan membuatmu tersinggung..." ia segera membungkam mulutnya dan kembali ke mejanya.

"Jika kau bergossip tentang hal ini dengan semua orang di luar sana, aku akan membunuhmu!" ancam Pha.

"Tidak, jangan khawatir...aku tidak akan memberi tahu siapa pun..." jawab Singto cepat.

"Aku tidak percaya padamu!"

--------------------------------------------------------------------------------

IND/ENG - Unacceptable Love - ENDWhere stories live. Discover now