IND - Chapter Eleven - Taking a Break

695 58 8
                                    

Pha sulit berkonsentrasi pada rapat siang itu, perhatiannya selalu tertuju pada Singto tanpa ia sadari meskipun mata semua orang sedang menatapnya, dan setiap kali ia melihat Singto, scene di dalam mobil akan muncul di kepalanya membuatnya lupa bernafas.

Sejak ia menderita penyakit sensual ini, masturbasi adalah hal biasa yang ia lakukan, namun ia tidak menyangka teknik yang dilakukan Singto membuatnya merasakan kenikmatan dua kali lipat dari biasanya, bahkan istrinya juga tidak sehebat itu, pikirnya.

"Ku perhatikan beberapa orang tampak mengantuk, kurasa secangkir kopi mungkin bisa membantu mengatasinya, bukan?" ia lalu memerintahkan Singto membuatkan kopi.

Mendengar itu semua yang hadir segera memperbaiki posisi duduknya dan menegakkan tubuh mereka, lalu menoleh kanan kiri menebak siapa yang dimaksud oleh Pha.

Sementara itu, Singto sedang melamun karena mengantuk dan tidak merespon, ia mendengarkan suara Pha samar - samar dan hampir tertidur, bahkan mengira bahwa ia sedang bermimpi.

"Singto!!!" panggil Pha lagi, "Aku menyuruhmu membuatkan kopi!"

Singto melompat kaget dan membelalakkan matanya lebar.

"Kopi? Kau yakin?"

"Apa aku harus mengatakannya dua kali?"

"Biasanyakan kau tidak minum kopi?"

"Aku ingin minum kopi hari ini, memangnya ga boleh?"

"Tetapi kau tidak suka aroma kopi, kau yakin ingin meminumnya?"

"Kurasa aku mulai terbiasa dengan aromanya..." sahut Pha, lalu menaikkan volume suaranya. "Apakah kau bisa berhenti bertanya dan lakukan saja apa yang kuperintahkan?!"

Singto menbungkam seketika dan mengangguk mengerti, ia segera meninggalkan ruang rapat dengan ribuan pertanyaan di kepalanya, dan bertanya – tanya apa yang salah dengan Pha hari ini.

Ia kembali tiga puluh menit kemudian....

Perhatian Pha langsung tertuju padanya dan memprotes. "Kenapa lama sekali? Kau tertidur saat membuat kopi?"

"Ha?!" seru Singto bingung lalu melirik arlojinya, "Tidak ada air panas di pantry, jadi aku merebusnya dulu..."

"Baiklah, sajikan dan kembali ke tempat dudukmu!"

Singto menghela nafas panjang dan segera menyajikan kopi untuk semuanya, tidak terkecuali Pha dan dirinya, lalu mengamati apa yang dilakukan oleh Pha dengan seksama.

Pha memandangi kopi di depannya dengan ragu – ragu, lalu mengaduknya sejenak, mengangkat gelas dan menyeruputnya sedikit. Singto bisa melihat bahwa ia kesulitan meminumnya dari ekspresi wajahnya.

Pha menarik nafas dalam – dalam dan menahannya sejenak, lalu menyeruput kembali, rasanya tidak begitu buruk pikirnya. Singto juga ikut menahan nafas saat menyaksikan Pha minum kopi dan bertanya – tanya kenapa tiba – tiba pria itu melakukan hal yang tidak ia sukai, ada gerangan apa.

Setelah rapat berakhir, Singto kembali ke mejanya, melepaskan jasnya, beristirahat dengan meletakkan kepalanya di atas meja sambil mengutak – atik ponsel, tidak lama ia pun memejamkan mata dan tertidur.

Pha baru saja kembali ke ruangannya setelah berbicara dengan direktor dari beberapa department. Langkahnya berhenti di depan meja Singto, seakan ada seseorang yang menahan kakinya. Ia mengamati pria yang tertidur itu sejenak dan bertanya apakah ia tidak cukup tidur tadi malam, sejak pagi Singto terus menguap dan terlihat kelelahan.

Pha berjalan ke belakang Singto menemukan ponselnya tidak di kunci, Pha merasa penasaran lalu memutuskan untuk mengeksplorasinya.

Pha menemukan puluhan panggilan masuk yang tidak di jawab dari Luke, beberapa pesan yang belum di baca dari orang yang sama, namun hal pertama yang ia lakukan adalah mencari history chat Singto dengan istrinya.

IND/ENG - Unacceptable Love - ENDWhere stories live. Discover now