IND - Chapter Four - Embarrassing Moment

620 61 12
                                    

"Ini adalah proposal terakhir..." Singto menyerahkan dokumen pada Pha untuk di tanda tangani. "Apakah masih ada yang bisa kubantu?"

"Tidak ada, terima kasih, kau boleh pulang." ujar Pha padanya. "Dan jangan lupa, besok kita ada pertemuan dengan CEO Suvadeth jam 9, jangan terlambat..."

Singto mengangguk, lalu terlihat gelisah, kemudian ia berpikir sejenak dan tampak ragu – ragu sebelum memutuskan untuk mengajukan pertanyaan di luar topik, yang membuatnya penasaran selama berhari - hari. 

"Er...apakah kau dan Khun Pin sungguh berpisah karena kopi?"

Pha langsung menghentikan apa yang ia lakukan saat mendengar pertanyaannya dan seraya melihatnya. "Kenapa? Kau tidak percaya?"

"Er...sulit dipercaya..." Singto tertawa kecil dan menambahkan. "Kenapa kau tidak suka kopi?" ia mengganti pertanyaan.

"Aw, aku tidak bilang aku tidak suka kopi, aku hanya tidak suka dengan aromanya...karena..." ia berhenti sejenak sebelum melanjutkan. 

"Itu mengingatkanku pada masa kecilku, mengingatkanku pada ibuku yang selalu bekerja hingga larut malam, dan aku selalu mencium aroma kopi setiap kali masuk ke dalam kamarnya, di seluruh tempat di di dalam rumah ku terdapat bekas noda kopi dan akulah yang harus membersihkannya..."

Singto terkejut mendengar cerita Pha dan ia bisa mengerti alasanya.

"Kecanduan ibuku pada kopi tidak bisa dihentikan, sampai akhirnya ia di vonis menderita diabetes dan meninggal..."

"Aw, maaf...telah membuatmu teringat masa lalu..."

"Tidak apa – apa, hal itu sudah lama sekali...."

Singto berpikir sejenak dan kembali mengajukan pertanyaan lain. "Bagaimana dengan istrimu, apakah dia tidak menyukai kopi? Bagaimana kalian bisa bersama hingga akhirnya menikah?" ia merasa penasaran.

"Hey, kau menanyakan masalah pribadiku..."

"Aw, ini sudah jam pulang kantor..."

"Apa maksudmu?"

"Jadi aku bukan sekretarismu saat ini, apakah kau tidak bisa memberitahuku dengan menganggapku sebagai teman?"

Pha tidak percaya dengan pendengarannya dan tercengang sejenak, selanjutnya ia mengangguk dan tersenyum kecil.

"Awalnya...kami hanya berteman dan ia sangat suka menggodaku..." Pha memulai ceritanya. "Hingga suatu hari, ia mengetahui rahasiaku....dan..." ia terlihat bimbang dan berhenti.

Singto mengangkat alisnya dan berseru. "Rahasia?"

"Er..." Pha melirik Singto sejenak dan mengganti subjek. "Well, aku merasa nyaman saat bersamanya dengannya dan akhirnya memutuskan untuk menikah..." ia memutuskan untuk mengakhiri ceritanya.

"Apakah pernikahan kalian bahagia?" Singto bertanya tanpa sadar.

"Apa?" seru Pha terkejut. "Apa maksudmu?"

"T-tidak ada, aku hanya bertanya..."

"Baiklah, aku tidak ingin membicarakan ini..." potong Pha. "Aku ingin segera menyelesaikan semua ini dan pulang..." ia menunjuk dokumen di depannya.

"Baiklah, aku mengerti..." Singto menyadari perubahan wajah Pha dan memutuskan untuk berhenti bertanya, lalu bersiap - siap untuk pulang. "Permisi, aku pulang dulu...dan sampai jumpa..."

"Sampai jumpa..."

------------------------------------------------------------------------------------------

Setengah jam kemudian....

Singto sedang menunggu angkutan umum seorang diri di halte, tiba – tiba saja ia melihat mobil Pha melaju dan lewat di depannya. Ia tidak melepaskan pandangannya pada mobil itu begitu juga sebaiknya, Pha juga memperhatikannya dari dalam mobil.

IND/ENG - Unacceptable Love - ENDWhere stories live. Discover now