(13 ) Cemas

4K 280 52
                                    

"Ish, di mana Solar? Kenapa belum datang juga?!" ucap seseorang yang memiliki iris merah ruby.

"Sabar Hali, sabar ...." sahut orang yang beriris coklat madu atau gold menenangkan orang yang ia panggil Hali.

                   Mereka berdua berada di ruang keluarga, Halilintar terus saja berjalan bolak-balik di sana. Kali ini dia merasa cemas akan Solar yang pergi pagi hari untuk membeli barang di Mal, tapi sampai sekarang hari sudah sore pun dia belum pulang.

"Aaarrrggghhh!!! Gempa, ini sudah lama! Taufan, Thorn, Blaze, dan Ice juga belum pulang. Kemana mereka sebenarnya?!" marah Hali dengan mengacak surainya dibalik topinya yang selalu ia dan adik-adiknya pakai.

"Sabar Hali, bawak bertenang. Aku tahu kau cemas, tapi jangan seperti ini ok? Ingat kesehatanmu." ucap Gempa lembut.

"Maaf ...," lirih Hali.

"Solar akan segera kembali. Taufan dan yang lainnya juga pasti akan segera pulang, katanya mereka ada hal." ucap Gempa menjelaskan.

"Ok, tapi aku akan mencari mereka." tekat Hali dan segera berlalu pergi.

"Eh? Tunggu Hali!" panggil Gempa, tapi percuma karena Hali sudah keluar mencari kembarannya.

                    Tadi pagi Solar sudah izin ke Gempa dan Hali untuk membeli peralatan baru untuk eksperimen atau alat-alat pembantunya. Katanya peralatan yang ia pakai saat proyek kimianya sudah ada yang rusak karena letupan saat itu. Untung saja mereka cepat menggantinya dengan proyek lain, dan berhasil mendapatkan nilai yang sempurna. Berterimakasih lah pada Hali dan pupukya Thorn karena telah menyelamatkan nilai kimia mereka.

                   Jadi Solar berniat untuk mencari peralatan itu di Mal, siapa tau ada yang menjualnya, meski peralatannya memang cukup langka. Itulah mengapa Solar belum pulang, tapi tidak harus menghabiskan waktu sampai sore juga kan? Lalu membuat Hali cemas, apalagi TTM dan Ice juga ikutan pergi dan belum kembali.

                    Hali terus mempercepat jalannya, dia takut terjadi sesuatu pada Solar. Meski Hali dikenal dengan sifatnya yang dingin dan cuek terhadap keadaan, tapi apabila menyangkut keluarga (terutama adik-beradiknya), Hali tidak akan diam dan melupakan mereka.

                   Setelah beberapa menit berjalan, Hali akhirnya sampai di Mal. Dia sedikit ragu ketika memasuki gedung itu, takut kalau para fansnya ada di dalam. Hali pernah trauma akan keramaian, apalagi terhadap para fansnya yang banyak sekali itu. Pernah beberapa kali Hali pulang dengan keadaan baju compang-camping hanya karena para fansnya. Fansnya itu selalu berusaha menyentuh Hali, mencubit, menarik-narik bajunya hingga sobek supaya jadi kenangan katanya, dll. Bahkan Hali tidak sering selalu ke injak, ketendang, tertindih, terbawa arus dan banyak lagi.

                    Terlalu banyak penderitaan yang dilalui oleh Hali dan kembarannya atau teman-teman super heronya, mereka sudah sangat populer di sana-sini. Itulah mengapa tadi Hali mengambil jalan pintas yang sepi untuk sampai ke sini, karena dia tidak mau kalau harus bertemu dengan para nenek lampir itu.

                    Hali terus berjalan menelusuri setiap sudut gedung itu. Dari toko ke toko, lantai ke lantai tidak lepas dari perhatiannya. Besar juga Mal yang Hali kunjungi ini, bagaimana dia mencari Solar di sini? Mal ini terlalu besar.

'Astaga ... Di mana kau Solar?' batin Hali yang mulai kembali cemas. Dia terus menelusuri setiap inci gedung itu, bak elang yang mengintai mangsanya.

                     Lalu saat Hali tepat di lantai empat, dia melihat kerumunan orang. Hali curiga terhadap kerumunan itu, apa yang mereka kerumuni? Bagaimana kalau di sana ada Solar? Hali penasaran dengan hal itu, jadi Hali mendekati mereka dengan hati-hati.

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang