(30) sebuah tempat

2.8K 223 90
                                    

Sebuah kapal angkasa terparkir sempurna di dekat kapal angkasa lainnya, berbaris rapih tanpa ruang hampa, dengan berbagai ukurannya yang menjadikan tempat itu  tampak indah untuk dipandang meski itu hanya parkiran untuk kapal angkasa dan lainnya.

Seorang- bukan manusia, lebih tepatnya seorang alien mirip manusia, keluar dari salah satu kapal angkasa yang baru terparkir, dengan baju tempurnya yang bisa dikatakan serba biru tua itu, terlihat tidak terlalu mencolok dan menjadi pusat perhatian, karena pilihan warnanya yang lumayan gelap.

Melirik sebentar ke pintu kapal angkasa miliknya yang akan tertutup, melihat sekilas sebuah robot bulat berwarna kuning-hitam dan memakai topi hitam kilat merah, lalu kembali berjalan memasuki ... sebuah tempat ..., yang pasti, bukan bumi, karena memang di sini tidak ada manusia, atau katakanlah memang belum, karena kebanyakan alien semua, dengan berbagai macam jenis dan ciri khas daerah alien tersebut. Tempat ini juga bukan planet yang bisa kau tebak, tapi ... lebih semacam ... mirip planet? Markas suatu kelompok atau perkumpulan? Atau ... yang lain? Ya, bisa diilustrasikan seperti itu.

Drap!

Drap!

Drap!

Deru suara sepatu terus melangkah membelah kerumunan beberapa alien yang sibuk berlalu lalang dengan pekerjaannya, tidak memperdulikan alien kita yang menatap lurus ke depan, sampai dua orang alien yang mirip manusia lainnya menghentikannya.

"Ah, kapten Kaizo? Ada keperluan apa datang ke sini?" seorang alien muda berambut pendek, dengan sebuah topi yang mirip dengan perisai, tersenyum hormat ke arah alien kita, Kaizo.

"Kapten, apa ada misi?" seorang alien lainnya ikut bertanya, kain yang menutupi rambutnya ia kibaskan, tangan lainnya memegang perisai yang mirip dengan alien disebelahnya.

"Bukan apa-apa, Sai, Shielda." dengan satu kalimat itu, Kaizo kembali meneruskan perjalannya yang sempat tertunda, meninggalkan dua alien muda yang kita ketahui sebagai Sai, dan Shielda.

"Dia menyembunyikan sesuatu." tebak Sai sambil berjalan kembali.

"Tentu saja, tidak mungkin dia akan ke sini jika tidak ada 'hal penting', atau ... yang menurutnya 'penting'." jelas Shielda mengimbangi langkah kaki besar milik Sai.

"Apa hal yang kau maksud ada hubungannya dengan 'budak bertopi aneh' itu?"

"Kau masih menyebut 'dia' seperti itu? Jangan lupa, dia sekarang bukan hanya satu, tapi ... tujuh, atau mungkin lebih?" tutup Shielda membuat Sai bungkam. Melirik sekilas ke arah sebuah ruangan tersembunyi yang gelap, dan sepi.

...

Tak! Tik! Tuk! Tak! Tik!

Jari-jari alien itu mengetik pesan dengan semangatnya, tanpa menurunkan sebuah senyuman yang bisa dikatakan bukan senyuman biasa, namun ... seringai.

Tak!

"Selesai!" ucapnya melihat sebuah pesannya terkirim dan dibaca oleh yang dituju, dengan bertuliskan ...

'Semuanya berjalan lancar, rencana kita akan segera berhasil!🥳🥳😘' 

Abaikan sebuah emot terakhir yang menghiasi, mungkin saja ia tadi tak sengaja menekannya.

"Ekhm!" sebuah suara lain menginterupsikan dirinya, namun alien yang sedang duduk manis membelakangi pintu masuk, tidak berbalik sama sekali, seperti tahu siapa yang datang padanya.

"Apa aku mengganggu?" hanya ada aura dingin dan datar dalam kalimatnya. Hening, tanpa suara lain.

"Ah! Kau datang ..." kursi yang ia duduki mulai berbalik dengan perlahan, memperlihatkan dirinya pada sang tamu," ... Kapten Kaizo?"

PERUBAHAN ( Boboiboy halilintar )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang