~ ❤️44 ~

596 44 1
                                    

Selamat membaca. 🙏

Setelah tadi pagi berpamitan pada papa mama juga bapak ibu, bahwa mereka akan melihat perkebunan teh. Sore ini setelah sholat ashar Arya dan Kia berangkat. Hanya berdua saja, menggunakan mobil Azkia, mobil baru Azkia baru akan jalan jauh kali ini. Semua perlengkapan sudah Kia siapkan dan bertengger di bagasi belakang. Meski mobil Kia baru, namun hanya unitnya saja yang baru. Namun tipe dan jenisnya sama dengan mobil lama Kia yang dia tabrakkan beberapa waktu dulu.
Mobil ini hanya mendapat beberapa penambahan fitur interior yang Arya pilihkan. Agar lebih nyaman.

Seperti biasa jika perjalanan jauh, istrinya pasti akan mencari bekal kue croissans dan susu cair siap minum. Jadi Arya pun memberhentikan mobil di cakery langganan istrinya.

"Udah ayo turun sayang. Mau mas gendong?" Arya sudah memarkirkan mobil di depan toko cakery

"Tapi Ki pengen buah mas."

"Croissannya engga nih?"

"Ya mau juga sih...hehee.."

"Dari sini kita ke supermarket cari buah sama susu sayang. Yuk biar ga kelamaan."

"Kamu ngidam sayang?" Tanya Arya yang penasaran karena beberapa hari Azkia selalu memilih buah anggur ketika membeli buah.

"Engga. Pengen aja. Udah yuk, tinggal berangkat deh. Mas mau apalagi?"

"Mau kamu." Bisik lirih Arya merangkul pinggang istrinya sambil berjalan menuju kasir supermarket.

Setelah subuh keduanya tiba di sebuah villa yang berada tepat di ujung hamparan hijau perkebunan teh milik Azkia dan sepupunya, Adit.

Karena Adit sudah memberitahu pada penjaga villa bahwa akan ada Azkia datang, jadi penjaga pun sudah mempersiapkannya.

"Mari Aden Eneng, masuk. Tihis diluar teh." Sambut bapak yang berusia sekitar empat puluhan.

"Mangga Eneng Aden diminum dulu ini coklat hangat. Perkenalkan saya nining dan dia suami saya utis." Katanya saat membawakan nampan berisi dua cangkir minuman.

"Iya terima kasih mang teh, saya Arya dan ini istri saya Azkia."

"Muhun. Den Adit antos nalepon kemarin. Ngabarin adiknya yang juga pemilik kebun teh diujung depan bade kamari." Jelas si mamang itu

"Mangga eneng saya antar ke kamarnya. Koperna biar saya bawakan." Tawar si tetehnya

"Iya teh makasih." Azkia lalu mengikuti teh nining itu menuju kamar.

Dan lalu kembali keluar setelah menaruh koper.
Villa itu hanya memiliki dua kamar, yang besar. Karena kedua kamar terdapat kamar mandi dalam. Lalu ada dapur yang di sebelahnya juga ada kamar mandi kecil. Ruang tamu yang tak tersekat dengan meja makan.

"Aden Eneng, kami punten dulu. Kalo butuh sesuatu bisa manggil. Kami tinggal di rumah belakang." Pamit mang Utis

"Selamat istirahat Aden Eneng. Nanti saya antarkan sarapan."

"Ehh..gak usah Teh. Ngerepotin." Balas Kia

"Enggak atuh Neng, kan belum tahu juga disini mau jajan makan jauh. Punten Aden Eneng." Sepasang suami istri penjaga villa pun keluar.
Lalu Arya mengunci pintu.

"Mau mandi dulu mas? Ki masakin air buat mandi ya?"

"Ngapain masak air. Kamar mandinya udah ada pemanasnya juga kok sayang. Kamu aja dulu sana mandi. Tar baru mas trus kita sholat subuh sekalian." Titah Arya dan Kia pun lalu masuk kamar mandi untuk membersihkan badannya.

Selesai keduanya sholat subuh, ada suara ketukan pintu dari luar. Pasti saja si teteh atau mamang.

"Biar aku aja yang bukain mas. Mas istirahat aja."

JODOH    (selesai) ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt