~ ❤️45 ~

628 47 1
                                    

Selamat membaca. 🙏

Arya dan Azkia tiba di kantor pengelola perkebunan. Sebetulnya lebih terlihat seperti sebuah rumah dengan gudang yang cukup besar.

"Selamat datang Pak Arya..." Sambut seorang laki laki berumur kira kira sepantaran papa, lebih muda dikitlah.

"Terima kasih Pak Asep. Perkenalkan ini istri saya Azkia. Dialah pemilik yang sebenarnya Pak Asep. Saya hanya temannya saja." Canda Arya merendah

"Bisa saja Pak Arya. Teman hidup gitu ya Bu Azkia, saya Asep Bu. Saya buruh sapu disini." Pak Asep genti bercanda merendah juga.

"Senang bertemu Pak Asep."

"Mari Pak Bu masuk kebetulan semua sedang dikantor juga. Mari Bu Azkia saya perkenalkan semua karyawan. Kalau Pak Arya teh mungkin sudah lebih dulu kenal."

Arya memang lebih sering ke perkebunan dengan papa atau Adit. Sedangkan Azkia mungkin bisa dibilang baru kali pertama ini ke kantor perkebunan. Karena dulu dia hanya ikut untuk melihat pemandangan saja dan berswafoto.

Setelah diperkenalkan dengan seluruh karyawan yang memang hanya beberapa orang saja, hanya enam orang karyawan kantor perkebunan Azkia. Dan enam orang juga karyawan kantor di perkebunan Adit. Juga sudah sempat berkenalan juga. Karena berada disitu juga.

Pak Asep juga menunjukkan laporan perkembangan perkebunan pada Arya dan Kia. Dan menerangkan beberapa hal agar Azkia lebih bisa cepat turun tangan mengurus sendiri.

Setelah itu pak Asep membawa Arya dan Azkia ke lahan perkebunan. Terlihat para pekerja masih bekerja memetik daun daun teh.
Para pekerja diperkenalkan dengan Azkia bos perkebunan oleh pak Asep.
Mereka senang karena Kia sangat ramah.
Bahkan akhirnya ada dua pekerja muda yang menyadari kalo sang bos pemilik perkebunan temoat mereka bekerja itu adalah model sendal cantik yang mereka sering lihat di poster spanduk di mall dikota.

Mau tak mau Azkia pun membenarkan bahwa itu adalah dirinya. Lalu para pekerja minta ijin berfoto. Azkia tidak keberatan dan bersedia foto bersama para pekerjanya itu.

Selepas dzuhur Arya dan Kia kembali ke villa. Membersihkan diri lalu sholat.
Kemudian istirahat sekedar berbaring santai.

"Sayang kemaren kamu beli banyak jajanan buat siapa? Mau buat oleh oleh apa bekal di jalan?"

"Buat si ica mas. Tar sore aja Ki kasihnya. O ya mas, Ki jadi inget cerita teh Nining kemaren, mereka sampe nunggu dua belas tahun ya baru bisa punya ica. Aku jadi takut mas."

"Kamu kok jadi penakut sih sayang. Sebelumnya kamu takut hamil karena takut belum siap belum bisa ngurusnya takut ga bisa manja manja lagi ke mas. Sekarang dapet cerita teh nining, kamu takut lagi. Kamu takut juga akan mengalami kaya mereka yang harus sampe nunggu dua belas tahun? Sayang kan mas bilang semua itu rejeki sayang. Ga usah takut dan kawatir. Gini deh. Mas punya niat kalo gitu. Setelah kita umrah, kita niatin buat program hamil. Ga usah kedokter dulu sih. Cukup kamu nanti minum susu buat mempersiapkan kehamilan. Mas juga ga akan pake pengaman lagi. Gimana? Mas Aji smaa mba Tiara kan juga hampir empat tahun sayang baru punya Raji. Mereka juga ga ke dokter. Mereka juga tetap bahagia selama menunggu. Karena kalo kamu takut trus kepikiran itu malah makin susah sayang."

"Iya juga ya mas. Ibu juga dulu ga rewel yang trus maksa mba Tiara biar cepet hamil. Kadang aku takut kan ada tuh yang ga bisa kasih anak trus ibu mertuanya nyuruh anak laki lakinya nikah lagi gitu. Kan serem mas?"

"Astaghfirullah. Naudzubillah sayang. Semoga kita terhindar dari hal yang demikian."

"Aamiin."

"Dan mas pastikan sayang, ga akan ada yang lain selain Azkia untuk bisa jadi istri dan ibu dari anak mas kelak. Kamu kaya kebanyakan nonton sinetron deh aayang. Padahal perasaan jarang kamu nonton sinetron. Hehehe.."

JODOH    (selesai) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang