~ ❤️64 ~

677 49 2
                                    

Selamat membaca 🙏

Waktu terus bejalan,
Sekarang sudah mendekati waktu persalinan Azkia. Setelah kontrol lagi beberapa hari yang lalu, perkiraan persalinan Azkia sekitar tanggal sebelas - dua belas bulan ini.
Namun dua hari ini Azkia sudah sering merasakan perutnya sangat kencang dan keras. Kata mama itu biasa menjelang lahiran.
Dokter Sinta memang sudah memberikan tanda tanda awal jika akan melahirkan.
Azkia jadi sedikit mengerti juga. Karena memang dari USG kemaren, bisa di pastikan janin sudah masuk kebawah jadi kemungkinan untuk lahir normal sangat besar.

Hari ini sabtu jadi papa dan Arya dirumah.
Seperti biasa pagi hari Kia akan jalan jalan kecil di depan, karena tidak ke kantor jadi Arya bisa menemani istrinya.

"Mas udah yuk, pulang Ki udah gak kuat. Capek. Pengen pipis juga." Ajak Kia padahal juga gak jauh cuma di depan jalan rumahnya.

"Ya udah yok. Pelan pelan aja." Arya menggandeng istrinya sayang.

"Kenapa Ya, kok tumben cepet Kia pulang." Tanya mama

"Udah gak kuat katanya Ma. Kebelet pipis."

"Ki, kalo pipis sambil diliat ya, takut mulai pembukaan, soalnya kamu udah sering mules sama kenceng kenceng gitu." Titah mama

"Temenin aja Ya."

"Iya Pa. Arya temenin kok."

Arya menggandeng Kia masuk kamar untuk ke kamar mandi.

"Mas, panasin mobil aja. Takut Kia mau lairan. Udah keliatan gitu mukanya mengkilat, perutnya juga kan udah dibawah banget."

"Iya Ma. Jauh juga lagi RS nya."

"Mas, kayanya udah pembukaan deh, ada lendir darah soalnya. Siapin aja Mas." Kia sedikit merintih

"Iya sayang duduk dulu ya mas bilang papa mama sekalian siapin mobil." Arya lalu mendudukan Kia di ranjang lalu menyiapkan tas sudah Kia siapkan beberapa minggu lalu.

"Ma, Kia udah ada pembukaan tuh katanya, kita ke Rs aja."

"Iya papa lagi panasin mobil kok. Mama siapin bawaannya." Lalu mama ke dapur membuatkan susu dan roti isi coklat untuk Kia

"Pelan pelan sayang." Arya menggandeng Kia keluar kamar sambil menenteng tas perlengkapannya.

"Mobil papa Ya. Papa kunci pintu dulu." Titah papa menutupi paniknya.

"Udah Ma ayo. Bawa apa lagi sih? Lama."

"Udah Pa. Gak usah panik tar Kia jadi panik. Udah ayo."

"Papa aja yang bawa Ya. Kamu tenangin Kia." Papa lalu masuk mobil di belakang kemudi.

Mobil segera melaju menuju RS tempat biasa Azkia periksa kehamilannya. Memang bukan RS rujukan dari jaminan, tapi Arya dan papa memilih yang Azkia nyaman membayar mandiri tak masalah bagi papa Azkia.

Hampir satu jam perjalanan mobil berhenti di lobby RS segera Arya membawa Azkia turun dibantu mama juga dan papa mencari tempat parkir.

Selesai mendaftar, Azkia menunggu karena kata suster kebetulan dokter Sinta sedang ada operasi. Azkia tak mau menggunakan kursi roda, dia tetap memilih jalan sendiri meski pelan pelan. Lima belas menit menunggu mulas mulai Kia rasakan lagi. Sambil terus mengelus perutnya dia menyebut nama Nya dalam hati.
Sesekali mulas itu kembali datang sebentar dan hilang lagi.

"Ya, pesen kamar aja sekalian. Biar dicariin jadi ga nunggu diluar." Titah papa

"Oh iya Pa, aku gak kepikiran. Bentar. Titip Pa Ma. Aku cari kamar dulu. Mas tinggal ya sayang."

JODOH    (selesai) ✅Where stories live. Discover now