LLS 13

5.4K 306 21
                                    


"Arga!" Arleta langsung bangkit dari duduknya di ikuti oleh Karina yang juga sedari tadi telah menunggu ke pulang putra sematawayangnya. 

Keduanya menghampiri Arga yang terlihat sangat kacau dengan tubuh yang basah kuyup.

"Ga kamu dari mana aja sih sayang, mama itu khawatir tau gak liat kamu gak ada di kamar." Karina menatap penuh khawatir pada putranya.

Arga hanya diam dengan tatapan kosong, membuat kedua wanita dihadapannya bingung dengan perilaku dirinya.

"Arga kamu kenapa sih sayang," Arleta mencoba menyentuh wajah Arga namun langsung di tepis oleh pria itu.

Sontak saja perlakuan Arga itu membuat Arleta dan Karina syok.

"Jangan pernah sentuh gue." ucap Arga dengan nada dingin penuh peringatan.

"Arga jelasin sama mama, sebenernya ada apa. Kenapa kamu bertingkah aneh kaya gini?" Karina menatap tidak habis pikir pada sikap putranya yang tiba-tiba berubah.

Arga menatap mamanya dengan rasa kecewa yang begitu kentar."Arga gak pernah nyangka kalo Arga bakal dikhianati sama orang yang paling Arga percaya."

"Arga, mama mau kamu jelasin yang sebenernya. Mama gak suka kamu bertele-tele!" tegas Karina pada Arga.

"Arga inget semuanya ma! Semua masa lalu yang coba kalian semua sembunyiin dari Arga!" Arga berkata dengan lantang membuat Karina dan Arleta yang mendengarnya terkejut bukan main.

"A-arga. Arga aku bisa jelasin semuanya-"

"Tanpa lo jelasin pun gue udah tau semuanya Ta." Arga tersenyum getir menatap Arleta."Gue gak pernah harapin ini dari lo,"

"M-ma..mama lakuin ini semua demi kebaikan kamu Ga, mama gak mau kamu sampai terluka lagi cuma karna masa lalu kamu. Udah cukup mama liat kamu menderita karena Sabrina,"

"Mama kira dengan berbohong Arga gak akan terluka? Dengan berbohong mama justru buat Arga semakin jauh sama Sabrina, dan itu berkali-kali lipat buat Arga terluka."

"Dan lo. Apa yang lo harapin dengan ngelakuin semua ini? Berharap gue kembali sama lo?"

"Aku bodoh karena udah ninggalin kamu Ga. Aku nyesel dan sekarang aku mau memperbaiki semuanya. Karena aku ngerasa gak akan ada cowok lain yang bisa mencintai aku sebesar kamu," Arleta berkata dengan mata berkaca-kaca.

"Cinta mana yang lo bahas?"

"Arga aku mohon kasih aku satu kesempatan lagi Ga, aku janji gak bakal ngulangin ke salahan yang sama."

"Andai lo gak berbohong, mungkin saat ini gue bisa maafin lo. Tapi gak lo justru milih untuk berbohong dan bilang kalo Sabrina itu penyebab gue hilang ingatan, bukan hanya itu bahkan lo coba hasut gue buat benci sama dia. Serendah itukah cinta lo ke gue?"

"Aku takut kehilangan kamu untuk kedua kalinya Ga..."

"Perkataan itu gak akan pernah terucap di bibir lo kalo hari itu lo gak pergi tinggalin gue,"

"Aku ngaku salah Ga, aku mohon kamu mau maafin aku..." Arleta sudah terisak tidak kuat menahan tangisnya.

Arleta tidak pernah berpikir bahwa hari itu akan tiba dimana Arga akan ingat semuanya dan kebohongan yang dibuatnya justru menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

Arga mencengkram bahu Arleta dengan kuat."Lo sadar gak sih Ta kalo kebohongan yang lo buat itu udah hancurin kehidupan banyak orang."

"Lo buat gue dan Sabrina jadi boneka mainan lo!"

"Hanya karna dendam gue sampek rela hancuri perasaan cewek sebaik Sabrina! Dan itu demi lo yang bahkan gak lebih baik dari dia."

"Aku gak tau kalo kamu bakal balas dendam sama Sabrina, kalo aku tau bakal seburuk ini keadaannya aku gak bakal lakuin itu Ga.."

Arga melepas cincin yang melingkar di jari manisnya."Gue akhiri hubungan ini."

Arleta membulatkan matanya ketika Arga melepas cincin pertunangan mereka dan membuangnya asal.

"Denger baik-baik. Gue nyesel pernah jatuh cinta sama lo, dan jangan pernah ganggu hidup gue lagi karna kita udah gak ada apa-apa." Arga berlalu pergi meninggalkan Arleta dan Karina.

"Arga tunggu kamu gak bisa mengakhiri hubungan kamu sama Arleta gitu aja Ga."

Arleta berlari mengejar Arga dan bersimpuh dihadapan pria itu seraya menyatukan kedua tangannya memohon agar Arga tidak mengakhiri hubungan mereka.

"Aku mohon jangan lakuin ini Ga,"

"Penyesalan lo gak akan ada gunanya karna gue gak akan ngerubah keputusan. Bagi gue lo itu udah mati."

Arleta hanya dapat memejamkan matanya mendengar ucapan Arga yang terasa begitu menyayat hati. Gadis malang itu hanya dapat menangis pilu ketika Arga pergi meninggalkannya, kebohongan yang dibuatnya bukan hanya menghancurkan kehidupan orang lain, tetapi juga kehidupannya.

Dunia telah memutar balik keadaan dimana saat ini dirinyalah yang mencintai Arga dengan begitu dalam sedangkan pria itu pergi meninggalkannya begitu saja.

..........

Arga memukul cermin di hadapannya hingga hancur, bahkan pria itu tidak memperdulikan lagi darah yang mengalir dari tangannya rasa sakit pada tangannya tidak sebanding dengan rasa sakit ketika dirinya harus menerima kenyataan dalam hidupnya. Rasa sakit, kecewa dan amarah bercampur jadi satu. Kenapa ini harus terjadi padanya? Bahkan hanya untuk kembali bersama dengan Sabrina pun Arga harus mengalami begitu banyak rintangan.

Arga tersenyum getir melihat hidupnya yang hanya di jadikan sebuah lelucon oleh orang dulu pernah ia cintai, kebodohan macam apa yang ia lakukan hingga rela menghancurkan perasaan gadis yang begitu mencintainya hanya demi Arleta yang bahkan hanya mempermainkan perasaannya.

Sabrina pasti tidak akan pernah memaafkannya, gadis itu sudah terlalu banyak terluka karna dirinya. Gadis itu memberikan banyak cinta pada dirinya namun yang ia berikan pada gadis itu justru hanya luka dan penderitaan.

Hanya memerlukan satu kesalahan saja untuk menghancurkan segalanya, kepercayaan, cinta, hubungan itu semua akan hancur hanya karna satu kebohongan.

........

Sabrina terduduk meringkuk memeluk kakinya. Tidak peduli dengan ketukan pintu dan teriakan Airin serta Sean di luar sana.

Cinta macam apa yang ia punya hingga di sakiti ribuan kali pun rasa cinta itu tetap ada, tidak peduli sesakit apa luka yang di beri karna itu tidak akan merubah rasa cintanya kepada Arga.

Mengapa Tuhan menjatuhkan hatinya pada pria yang bahkan hanya dapat memberinya luka.

Takdir memang pandai membuatnya tertawa dan menangis hanya dengan sekejap mata, Dunia bahkan menertawakan kebodohannya yang masih saja mencintai orang yang bahkan tidak peduli pada perasaannya. Hidupnya seakan di jadikan sebuah permainan, perasaannya bahkan tidak di anggap penting.

Kenapa kisah cintanya harus sesakit ini? Mengapa harus dirinya yang merasakan ini semua? Apa salahnya?

Suara pintu yang di dobrak paksa tidak membuat Sabrina tidak bergeming dari tempatnya, masih dengan keadaan basah kuyup gadis menangis sendirian dalam kegelapan.

"Na," Sean menyentuh tubuh Sabrina yang terasa begitu dingin.

"Kenapa ini terjadi sama gue Se..." ucap Sabrina lirih.

Sean menarik Sabrina dalam pelukannya, gadis itu begitu rapuh saat ini. Dirinya bahkan tidak mengerti mengapa jalan cinta Sabrina harus serumit ini.

Sampek situ aja deh, biar pada greget:v

Hmm... Mana nih yang nunggu" part ini? Yang seneng liat Arleta menderita mana suaranya:'v hihi:' jgn gtu syg sbnr ny Leta baik kok cm cara dia aja yg slh😅

Spam komen, vote and share jgn lupa😙

Oke see you!

Lost love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang