LLS 23

3.5K 219 17
                                    


Akhirnya setelah menempuh 16 jam perjalanan, Sabrina dan Sean tiba di tanah air tempat dimana mereka akan melangsungkan pernikahan mereka.

Kini keduanya tengah berada di dalam sebuah taxi yang akan membawa keduanya menuju rumah Sabrina. Jika kalian bertanya mengapa Airin tidak menjemput Sabrina dan Sean di bandara jawabannya adalah Sabrina sengaja tidak memberitahu kepulangannya kepada ibu tirinya itu, ia berpikir untuk memberikan sedikit kejutan bagi Airin. Sebenarnya hal ini akan menjadi kejutan untuk semua orang, bukan saja untuk Airin.

Sabrina menatap keluar jendela mobil, ia tidak pernah menyangkan bahwa dirinya akan kembali lagi ke tempat dimana kisah cintanya di mulai dan akan di akhiri.

Rasanya baru kemarin ia masih bersama Arga membelah jalanan dengan motor sport hitam milik pria itu dan Sabrina duduk di belakangnya dengan memeluk erat pria itu dan menyandarkan kepalanya di punggung kokoh itu menikmati setiap waktu yang ia habiskan bersama orang yang sangat di cintanya. Tapi hari ini Sabrina sudah tidak lagi bersama Arga, melainkan bersama pria lain yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. Waktu memang berlalu begitu cepat.

Sabrina tersadar dari lamunnya ketika Sean menggenggam tangannya.

"Aku bener-bener gak sabar buat nikahin kamu dan jadiin kamu milik aku seutuhnya. Ini adalah mimpi terbesar dalam hidup aku dan aku bener-bener gak nyangka bahwa Tuhan bakal mewujudkan mimpi aku untuk bisa jadiin kamu istri aku." Sean benar-benar tidak bisa menahan ujung bibirnya untuk tidak tertarik membentuk sebuah senyuman yang selama ini belum pernah Sabrina lihat.

Sabrina hanya dapat tersenyum mendengar perkataan Sean karena gadis itu tidak tau harus berkata apa, pasalnya bukan hanya Sean yang di buat terkejut oleh permainan takdir tetapi dirinya juga. Bahkan Sabrina tidak pernah membayangkan bahwa ia akan menikah dengan sahabatnya sendiri. Rencana Tuhan memang tidak ada yang tau.

"Na kamu bahagiankan?"

Jleb.

Pertanyaan yang paling Sabrina takutkan akhirnya keluar dari mulut Sean.

"Na?" Sean kembali memanggil Sabrina saat gadis itu hanya diam membisu.

"Kalo kamu gak bahagia aku-"

"Iya, aku bahagia." potong Sabrina.

Sean tersenyum hangat, lalu mengusap wajah Sabrina dengan lembut. "Na aku gak tau udah berapa kali aku bilang ke kamu kalo kamu gak bahagia bilang sama aku maka aku akan akhiri ini semua. Dan pertanyaan itu masih berlaku sampai detik ini, jadi kalo kamu ngerasa gak bahagia aku siap untuk melepaskan kamu dari hubungan ini. Bahkan aku akan jadi satu-satunya orang yang pastiin kamu kembali sama Arga, tapi itu kalau kamu mau. Kamu cukup mengucapkan satu kata maka aku akan melakukan apapun yang kamu mau."

"Aku yakin wanita manapun pasti akan sangat beruntung kalo punya calon suami sebaik kamu Se,"

"Aku harap kebaikan ku ini gak jadi kelemahan buat kamu Na,"

Sabrina terdiam. Senyum yang awalnya menghiasi wajah cantiknya kini mulai memudar.

"Mas, Mba kita udah sampek." ucap supir taxi tersebut membuat Sabrina dan Sean mengecek keadaan sekitar. Dan benar saja mereka sudah sampai di depan rumah Sabrina.

Sean turun terlebih dahulu lalu di ikut oleh Sabrina.

Sean mengambil koper milik mereka terlebih dahulu di dalam bagasi mobil sebelum mengikuti langkah Sabrina.

Ting... Tong... Tingg... Tong

"Iya sebentar," teriak Airin dari dalam rumah setelah Sabrina memencet bel rumahnya.

Pintu itu terbuka dan menampilkan wajah Airin yang langsung berbinar ketika melihat Sabrina sudah berada di hadapannya.

"Ya ampun sayang, mama kangen banget sama kamu." Airin memeluk Sabrina dengan erat meluapkan rasa rindunya yang tidak pernah bertemu dengan anak tirinya selama setahun.

Lost love story Where stories live. Discover now