LLS 20

4.8K 230 18
                                    


Suara deburan ombak seakan menjadi alunan tersendiri bagi Sabrina. Bahkan dinginnya angin malam tidak lagi gadis itu hiraukan.

Tanpa mengenakan alas kaki gadis itu berjalan menyusuri bibir pantai mencoba mencari ketenangan yang tidak ia dapat belakangan ini. Peran batin yang melandanya terus  mengusik pikirannya membuat Sabrina stres dan sulit tidur.

Sabrina menghentikan langkahnya, gadis itu berbalik menghadap hamparan laut yang ada di hadapannya. Entah kenapa ia tiba-tiba teringat kembali akan obrolan singkatnya bersama Sagar seminggu yang lalu. Tepatnya hari dimana Sean melamarnya.

Flashback on.

Sabrina sedang duduk sendirian di taman kecil yang ada rumah sakit tempatnya bekerja. Gadis itu sedang sibuk memandangi cincin berlian berwarna biru yang Sean berikan kepadanya.

 Gadis itu sedang sibuk memandangi cincin berlian berwarna biru yang Sean berikan kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Menerima namun dengan tangisan, dan bukan senyuman."

Sabrina menoleh ke sampingnya dan sudah mendapati Sagar yang sedang duduk santai seraya menghisap rokok.

"Lo,--"

"Gue liat semuanya. Gue kira lo bakal nolak kekasih lo itu setelah tau yang sebenarnya, tetapi enggak lo justru terima dia dan buat keadaan makin rumit." balas Sagar seakan tau apa yang sedang Sabrina pikirkan.

"Gue bener-bener gak ngerti sama jalan pikir lo. Lo cinta orang lain tapi terima lamaran dari orang yang bahkan gak pernah ada dalam hati lo," Sagar kembali berbicara mengutarakan semua pikirannya tentang tindakan yang Sabrina lakukan.

Sagar berpaling menghadap Sabrina dan menatap dalam mata gadis itu. "Lo korbanin perasaan lo demi orang lain. Bukan hanya perasaan tapi juga hidup lo."

Sabrina mengambil rokok yang masih tersisa setengah itu dan membuangnya di tempat sampah yang terletak tidak jauh dari tempat mereka duduk.

"Lo tau rokok bisa memperburuk keadaan lo kan. Tapi kenapa lo masih aja ngerokok?"

"Sama dengan halnya lo yang gak bisa ninggalin Sean, gue juga gak bisa ninggalin rokok."

"Sagar keadaan yang kita alami itu berbeda."

"Kalo lo berhenti ngerokok itu akan baik buat lo sendiri dan yang pasti gak akan ngerugiin pihak manapun. Sedangkan kalo gue pergi ninggalin Sean itu pasti akan buat di hancur dan gue gak bisa hidup di atas penderitaan orang lain, gue juga gak mau hidup dengan rasa bersalah seumur hidup."

"Terus gimana sama Arga? Apa lo pikir dia bakal baik-baik aja saat lo ninggalin dia dan milih hidup dengan pria lain. Keputusan yang lo ambil itu gak hanya nyakitin satu orang Sabrina. Tapi banyak orang termasuk lo sendiri."

"Gue ketemu sama lo itu bukan sebuah kebetulan, tapi takdir. Takdir yang udah bawa gue buat ketemu sama lo dan ungkap semua kebenaran yang ada. Kenapa lo masih gak sadar sih kalo Tuhan itu udah kasih lo jalan buat kembali lagi sama Arga."

"Kalo lo kembali sama Arga harapan dan semua mimpi lo bakal terwujud Na, lo bakal hidup bahagia sama orang yang lo cinta. Itu kan yang lo mau?"

"Lo tau terkadang tidak semua harapan dan mimpi itu dapat terwujud. Lo tau apa yang buat harapan dan mimpi gue gak bisa terwujud? Keadaan. Keadaan yang gak akan pernah lo alami makanya lo bisa berucap dengan seenaknya."

"Lo berada di posisi dimana lo di paksa untuk memilih diantara kedua orang yang menurut lo mereka sangat penting di hidup lo. Di satu sisi cinta lo dan di sisi lain sahabat lo, tapi Sean bukan hanya sekedar sahabat karena dia adalah orang yang selalu setia berada di sisi gue apapun yang terjadi. Bahkan dalam keadaan terpuruk sekali pun dia ada untuk gue di saat Arga sendiri gak ada di sisi gue. Orang yang bahkan bener-bener lo butuhin di saat itu bahkan gak ada, yang ada justru orang yang selalu lo abaikan perasaannya. Sean tau gue cinta sama Arga tetapi dia tetap memilih berada di sisi gue, dia bahkan selalu korbanin perasaannya buat gue. Lo tau betapa sulitnya bertahan di sisi orang yang cintanya untuk orang lain dan bukan untuk lo?"

"Bahkan kalau detik ini gue bilang yang sebenarnya sama Sean, gue yakin dia bakal bawa gue kembali sama Arga tanpa berpikir dua kali. Dia bahkan gak berpikir tentang perasaannya. Dan lo pikir gue bisa tinggalin pria sebaik Sean?"

Sagar hanya terdiam mendengar semua perkataan Sabrina, pria itu jadi merasa bersalah karena dengan seenaknya menyuruh Sabrina pergi meninggalkan Sean dan kembali kepada Arga. Pria itu bahkan tidak mengerti dilema yang harus di alami Sabrina di saat harus memilih antara cinta dan sahabat.

"Sean pasti bakal hancur kalo gue pergi tinggalin dia dan gue gak mau buat orang yang gak bersalah menerima hukuman padahal dia gak pernah ngelakuin kesalahan. Gue gak mau ada orang lain yang ngalami hal sama kaya gue, cukup gue yang ngerasain."

"Sekarang gue bakal tanya sama lo. Kalo lo ada di posisi gue, mana yang akan lo pilih?"

"Gue gak tau."

Sabrina tersenyum simpul, tentu saja ia tau bahwa Sagar akan menjawab seperti itu. Pria itu berkata seenaknya karena ia tidak tau betapa sulitnya menjadi Sabrina yang harus di hadapakan dengan dua pilihan antara cinta atau sahabat.

"Sorry. Gue selalu aja berbicara tanpa berpikir, gue gak tau kalo keadaan yang lagi lo hadapin sesulit itu."

"It's okay."

"Keadaan sulit yang lo alamin itu karena gue, harusnya lo hukum gue atau paling enggak lo lampiasin semua amarah lo ke gue."

"Gue emang marah sama lo, tapi gue gak akan ngelakuin hal bodoh itu. Karena gue tau lo lakuin itu karena lo ngerasa gak dapat cinta yang harusnya lo dapat selama ini. Lo ngerasa Dunia udah gak adil sama lo maka dari itu lo ngelakuin kesalahan itu."

"Kenapa lo bisa begitu mudah maafin gue? Padahal mungkin kalo orang lain yang ada di posisi lo dia pasti akan benci atau bahkan hancurin hidup gue sebagai balas dendam."

"Kalo gue balas lo dengan kebencian itu bukan hanya akan menghancurkan lo tetapi gue juga. Karena orang yang hidup dengan rasa benci dia gak akan pernah bisa bahagia. Kalau pun gue mau balas perbuatan lo itu pasti udah gue lakuin di saat lo ungkapin semuanya, tetapi enggak gue gak mau lo ngelakuin kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, gue mau lo tau bahwa hidup ini bukan hanya tentang kebencian tetapi juga cinta."

Sagar menatap kagum gadis yang berada di sampingnya itu. "Kalo aja lo gak cinta sama Arga dan terjebak sama Sean mungkin gue akan jatuh cinta sama lo juga. Tapi itu gak akan gue lakuin karena gue gak mau nambahin beban hidup lo."

Sabrina terkekeh mendengar penuturan Sagar.

"Lo gadis yang baik Sabrina. Lo emang pantes untuk di cintai dengan begitu besar.

Flashback off.

Maaf bgt aku up ny lma karena emng lg gak mood buat nulis di tambah lagi aku lg ulangan jdi aku minta maaf bgt sama kalian yang udh nunggu terlalu lama:')

Klo kalian ada di posisi Sabrina mana yang akan kalian pilih? Kenapa dan apa alasannya? Komen ya aku mau tau😁

Buat yg lg ulangan kaya aku semangat ya💙 dan buat yang udh lulus lewat jalur online selamat ya💖 dan buat kalian semua sehat selalu:)

Voted, komen and share jgn lupa!

See you next part😙

Lost love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang